Hari ketiga puluh
Aku sangat berterima kasih pada tempat ini
Secangkir kopi panas yang hingga hari ini masih menghangatkanku
Kadang aku berpikir bolehkah aku masih menginginkanmu
Meski kini aku tahu— aku hanya sekedar teman mengobrolmu
Tanpa kamu sadari kamu sudah dua kali menyakitiku- Yang mungkin tidak pernah kamu sadari
Dan kenyamananmu— bukan berarti aku bisa memiliki rasamu
****
Kamu bukan hanya luka. Tapi juga penawar yang membuatku memahami dunia sedikit lebih baik.
Dibalik rasa terluka yang menyiksa, selalu ada orang dengan senyum yang bisa membuatmu tetap baik-baik saja. Dibalik rasa sakit yang membuatmu meringis perih, selalu ada orang dengan tatap ramah yang membuatmu yakin bahwa semua akan terlewati begitu saja. Dibalik kegelisahan yang mengganggu, selalu ada orang yang dengan kehadirannya bisa membuatmu merasa tenang dan nyaman.
Semua hal buruk akan memiliki sisi baik yang membuatmu menjadi semakin kuat, tampak baik-baik saja dan melewatinya dengan senyum yang melegakan.
Karena itupun yang kamu lakukan pada lukaku yang lampau. Kamu membuatku menertawakan luka yang dulu bahkan rasanya membuatku ingin mati saja. Nyatanya- luka darimu bahkan lebih menyakitkan. Tapi aku bisa melewatinya dengan baik kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
May I?
PoetryAku dan secangkir kopi yang menemaniku. Kamu dan pesona cerobohmu yang memikatku. Aku dan kamu yang ditakdirkan bertemu.