Hari kedua puluh enam
Bodohnya aku yang masih kembali datang ke tempat ini
Setelah kemarin kamu mengenalkan dia sebagai calon istrimu
Bukan lagi sebagai teman dekat ataupun kekasih
Dengan yakin dan bangga— kamu tersenyum mengenalkannya padaku
****
Kamu menyapaku dengan ramah meski aku sudah berusaha berpura-pura sibuk dengan buku yang saat ini aku baca.
Kamu yang tanpa ijin, memilih duduk disampingku dan tiba-tiba mencondongkan tubuhmu melihat isi buku yang aku baca. Aku terkejut dan langsung menarik kursiku sedikit menjauh darimu.
Aku memberi jarak. Ya! Itu adalah hal yang sudah pasti harus aku lakukan. Mengingat apa yang terjadi kemarin, aku tidak boleh lagi terbuai akan pesonamu yang ternyata membodohiku.
Aku masih berusaha bersikap ramah. Meski aku menarik garis tegas untuk memberi jarak diantara kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I?
PoetryAku dan secangkir kopi yang menemaniku. Kamu dan pesona cerobohmu yang memikatku. Aku dan kamu yang ditakdirkan bertemu.