part 1

772 45 10
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.

Dua hari  kemudian.

Hari terus berganti, kejadian yang sudah berlalu seakan mulai lenyap di guyur air perdamaian. Gadis manis dengan pipi chubby berjalan kearah balkon kamar nya siapa kah gadis itu?, dia adalah sang tokoh dua karakter protagonis dan antagonis iya bisa memainkan keduanya secara bersamaan, dia adalah Amora Queenara Albertina Smist, si gadis penuh dengan plot twist mendalam.

Tatapan hazel nya seakan menatap langit-langit kecerahan pagi membuatnya menghirup udara yang begitu segar. Senyum tipis mulai mengembang ketika netra nya menatap kearah pemuda memakai hoodie berwarna hitam, instruksi amora dari atas menyuruh nya masuk dengan kode tangan membuat sang empun mengacungkan jempol nya.

Tidak lama yang tunggu datang dengan ketukan pintu kamar mulai terdengar membuat amora berjalan membuka pintu, hal pertama yang iya lihat adalah wajah sang pacar, Alfareza Cakrawala Mahendra sang pemuda konglomerat.

"Pagi, kau hari ini terlihat begitu bahagia" sapa Alfareza tidak lupa dengan tangannya yang mengacak rambut sang pacar pelan.

"Bahagia itu datang secara tiba-tiba dan hilang tanpa ada aba-aba" balas Amora membuat Alfareza berdeham menanggapi.

"Yang lain akan menyusul sebentar lagi, katanya sih cuma mau datang untuk bermain-main kau tidak keberatan" tanya Alfareza "terserah, selama tidak ribut saja".

Balasan Amora membuat Alfareza mengangguk menanggapi. "Kau belum mandi ya, lo mau mandi sendiri atau gue mandiin".

Pacar enggak tau malu, amora menatap datar sehingga sang empun terkekeh dengan respon sang pacar. "Kenapa, ada yang salah dengan tawaran ku, atau mau lebih" tanya Alfareza mendudukkan bokong tepat di sofa yang sudah ada.

"Lo keluar dari kamar gue atau gue pecahin otak lo" Alfareza kaget dengan kesopanan sang pacar.

Mental seakan tertampar Alfareza menatap tajam membuat sang pelaku hanya menatap datar. "Gini nih, kurang didikan, dan sering bolos sekolah" ucap Alfareza bersedekap dada.

"Kurang didikan siapa?, kurang didikan orang tua sepertinya betul" balas Amora "gue seperti ini karna gue emang enggak pernah berada di posisi yang lo bilang, it's okay lo dapat didikan orang tua lo maka dari itu Lo tidak pernah berani melawan orang yang lebih tua dari mu bukan" terang amora.

Alfareza berdiri membuat Amora menatap datar. "Gue memang tidak pernah mempermasalahkan omongan orang-orang karna memang diri gue yang terlalu bodoh".

Amora menghela nafas berat berjalan meninggalkan Alfareza membuat sang empun mencekal tangan sang gadis. "Gue malas untuk debat, lepasin gue" gerutu Amora membuat Alfareza mengerutkan keningnya bingung.

"Gue enggak pernah cari pasal" balas polos Alfareza membuat amora tersenyum getir.

Laki-laki tidak tau pengertian, tidak peka, tidak menyadari kesalahan, pengkekang, control freak. Mungkin kata-kata ingin sekali meluncur dimulut amora namun hanya tatapan datar yang iya lempar. "Iya, gue yang salah, lepasin tangan lo" ketus Amora membuat sang empun melepaskan cekalannya membuat amora meninggalkan nya masuk kedalam kamar mandi.

Menatap kepergian gadis itu membuat Alfareza lebih memilih untuk memainkan ponselnya. Setengah jam berlalu dengan cepat membuat pemuda tersebut sudah bosan dengan ponsel nya, menatap kearah pintu kamar mandi hanya ada suara air mengalir membuat nya bingung.

"Kenapa cewek kalau mengerjakan sesuatu harus lama, mandi hampir satu jam apa dia tertidur didalam kamar mandi" gerutu kesal Alfareza  tanpa memindahkan kontak matanya kearah pintu kamar mandi.

Amza II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang