Part 5

1K 165 106
                                    

Awas ada typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awas ada typo!!

-----------------------------------------------------

Setelah pembicaraan antara Neera dan King Kiehl waktu itu, tentunya dengan drama pemaksaan dari Neera kepada King Kiehl untuk mengatakan keberadaan Sang Putra maka disinilah Neera berada, berjalan sendirian meninggalkan Jillea dan Gatea di depan pintu gerbang Istana Dingin.

Neera  meminta agar Jillea dan Gatea untuk menunggu di Depan Gerbang, karena dia ingin sendirian saat bertemu "putra" Neera.

Disinilab Dia sedang berjalan menuju pintu masuk istana dingin yang terlihat sangat tidak layak.

Jujur dirinya sedikit gugup, karena dia sama sekali tidak mengetahui apapun terkait Neera yang memiliki seorang "putra" bersama pria brengsek itu.

Tapi dirinya juga tidak bisa menutup mata, tidak mungkin dia mengabaikan seorang anak yang masih kecil yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya.

Jadi, dengan penuh tekad, Neera sudah memutuskan untuk merawat anak itu, mengingat dirinya di kehidupan dulu juga  tidak memiliki kedua orang tua. Setidaknya Ia bisa melakukan sesuatu yang berguna.

Neera terus berjalan menuju Istana Dingin, semakin dalam Ia melangkah malah semakin memberi kesan yang suram dan juga memprihatinkan. Apalagi istana ini terlihat sangat tidak terawat.

Bukankah Jillea bilang ada pelayan yang bertugas membersihkan Istana ini? Tapi kenapa istana ini sangat tidak terawat, bahkan lihatlah istana ini sangat tidak layak untuk dihuni. Tumbuhan liar merambat dimana-mana. Cat istana yang terlihat pudar dengan retakan di dinding.

"Sialan. Apa para pelayan itu mangkir dari tugasnya? Awas saja meraka," gumam Neera.

Neera tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan "Anak Neera" selama tinggal disini.

Srek! Bugh!

Suara benda terjatuh mengalihkan perhatian Neera.

"Tolong... Hiks...hiks," tangisan lirih itu terdengar samar-samar. Suara itu semakin melemah.

Neera segera beranjak menghampiri asal suara. Di balik semak-semak, Neera menemukan seorang anak laki-laki -dengan rambut bewarna silver dan mata merah- kira -kira berumur sekitar empat tahunan tengah merintih kesakitan dan menangis.

Neera segera mendatangi anak laki-laki itu dan memapahnya.

"Kau tidak apa-apa? Ada apa? Kenapa kau bisa terluka?" Ujar Neera panik.

Melihat keadaan yang tidak baik-baik saja dari anak lelaki di depannya membuat sesuatu dalam diri Neera berkobar marah.

"Hiks.. Hiks tolong kakakku, Mereka... Mereka memukulnya, padahal Kakakku sedang sakit.. Hiks... Hiks," anak laki-laki tersebut berbicara dengan tersendat-sendat. Tapi sebagian besar dapat Neera tangkap inti perkataan Anak ini.

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang