Part 36

652 67 3
                                    

Di karya karsa sudah sampe bab 42 ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di karya karsa sudah sampe bab 42 ya..

-Kerajaan Asgard, Aula Istana-

Neera memperhatikan dengan serius wajah dua orang pria di hadapannya, tepatnya wajah Kiehl dan tamu yang mengaku sebagai adik Kiehl secara bergantian. Neera merasa kedua wajah mereka tidak ada kemiripan sama sekali.

Apa tamu Kiehl ini berbohong? Atau jangan-jangan pria itu anak diluar nikah? Tapi pelayan sebelumnya menyebutkan Pangeran. Bearti status pria itu diakui sebagai anak Raja sebelumnya bukan? Batin perempuan itu.

"Kenapa wajah kalian tidak mirip? Kau yakin dia adikmu?" Neera berbisik pelan pada Kiehl. Tapi sepertinya bisikan pelan Neera juga terdengar ke telinga adik Kiehl. Terlihat dari respon pria itu yang sebelumnya menatap mayat pelayan kini beralih menatap Neera datar.

Neera reflek menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Kiehl. Entah kenapa Ia bisa merasakan pria itu berbahaya. Lengah sedikit bisa-bisa kepalanya ditebas pria itu.

Kiehl menggeser tubuhnya menyembunyikan tubuh Neera sepenuhnya di balik tubuhnya. "Berhenti menatapnya," ujar  Kiehl.
"Ho... Cemburu he," ujar Reynard datar. Mungkin bagi orang yang belum mengenal Reynard akan mengira pria itu sedang berkata sinis tapi bagi orang yang sudah mengenalnya terutama Kiehl, Ia jelas tahu Pria itu sedang mengejeknya.

"Kembalilah. Aku yang akan mengurus sisanya," balas Kiehl.

Reynard hanya mengedikan bahu, tak lama pedang ditangannya menghilang. Pria itu mulai melangkah pergi meninggalkan Aula. Di depan pintu Aula, Reynard bertemu dengan salah satu ajudan Kiehl, Gree.

Pria itu menunduk hormat saat bertatap dengan Reynard. "Tolong bersihkan Aula. Ada sampah disana." Hanya itu yang dikatakan Reynard lalu berlalu pergi dari sana.

Gree yang mendengar ucapan Pria yang merupakan Pangeran kerajaan ini tentu mengerti maksud Pangeran itu. Apalagi Ia melihat bercak merah yang Ia duga darah di sisi pakaian Pangeran Reynard semakin memperkuat dugaannya. Sampah yang dimaksud pastilah mayat pelayan sebelumnya yang mengikuti Sang Ratu.

Di Aula Istana, Neera menyembulkan kepalanya setelah melihat kepergian adik Kiehl.

"Dia sudah pergi?" tanya Neera.

"Hn."

"Fuuh... Syukurlah. Bagaimana bisa kau memiliki adik seseram pria tadi." Tanya Neera.

"Ah aku melupakan sesuatu... Wajah kalian memang tidak ada mirip-miripnya tapi kelakuan kalian sebelas duabelas. Sama-sama kejam. Bodohnya aku melupakan hal itu." Neera menepuk dahinya merutuki kebodohannya.

"Apa maksudmu?" Kiehl menatap heran Ratunya. Bertanya padanya kemudian menjawab sendiri.

"Aku benar! Aku masih ingat saat Kau ingin membunuhku dengan membuatku terjun bebas dari ketinggian atas langit. Terimakasih untukmu...aku jadi ingat sikap kejammu sama dengan adikmu. Sama-sama tidak ada belas kasihan,"  ucap Neera sembari menunjuk Kiehl.

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang