Part 37

697 71 6
                                    

Boleh apresiasinya dengan like dan komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Boleh apresiasinya dengan like dan komennya.. Terimakasih..

**✿❀ ❀✿**

-Kerajaan Asgard, Rumah Kaca-

Neera mendengar Jillea menyebutkan nama Luran. Salah satu tabib agung di kerajaan ini. Neera beberapa kali berbicara dengan tabib Luran saat merawat ketiga putranya.

Menurut Neera, berbicara dengan tabib Luran menguras otak. Saat berbicara dengan pria tua itu sering kali banyak menggunakan kata-kata kiasan penuh teka-teki hingga Neera harus mencari tahu sendiri artinya.

"Ck.. Mau apa kakek tua itu. Usir saja dia. Katakan Aku sedang menerima tamu penting," ujar Neera. Dapat dilihat raut si Pelayan yang melotot setelah mendengar perkataan Sang Ratu.

"Maaf menganggu waktu penting Anda Yang Mulia Ratu dan Putri." Baik Cessa dan Neera sama-sama menoleh ke asal suara dan menemukan seorang pria baya mengenakan jubah bewarna putih dengan wajah ramah menyapa mereka.

Alis Cessa berkerut tanda bingung. Oke.. Dia tidak merasa mengenal pria baya itu.

Neera mendengus melihat kehadiran Luran. Benarkan! Pria tua ini selalu suka-suka. "Apa maumu Pak tua. Aku sedang sibuk saat ini."

Pak tua yang dipanggil Neera hanya tersenyum ramah. Ia sudah terbiasa dengan sikap perubahan Sang Ratu sekarang dan tidak mengambil hati atas perilaku Sang Ratu.

"Saya hanya ingin menyapa Yang Mulia Ratu dan juga Putri. Perkenalkan  nama Saya Luran. Saya adalah penasehat raja terdahulu sekaligus penjaga Tabebuya. Ada yang ingin saya tunjukkan kepada Yang Mulia Ratu dan Putri. Ini penting. Saya mohon ikut dengan saya," ujar Pria baya itu.

Neera memicingkan mata curiga. "Kenapa Aku harus ikut denganmu? Lagipula jika hanya Aku masih masuk akal tapi kenapa membawa tamu kerajaan?" ujar Neera. Matanya memicing curiga. Pria baya ini pasti ingin bermain teka-teki.

Seolah memamahi jika Sang Ratu sedang mencurigai dirinya, Luran pun berkata, "Percayalah. Saya tidak akan menyakiti Yang Mulia Ratu dan Putri, saya masih sayang dengan nyawa saya. Tapi ada hal penting yang memang harus saya tunjukkan."

                        🌸🌸🌸🌸

Disinilah Neera dan juga Cessa, berdiri di depan sebuah altar dengan pohon raksasa dan bunga seperti sakura sebagai latar belakang. Pak Tua tadi menggunakan sihir teleportasi dan dalam sekejap mereka telah berada di tempat ini.

Neera menatap dengan kagum. Ini pertama kalinya Ia melihat pohon sebesar ini. Di tambah yang membuat Neera terpukau, pohon ini melayang. Benar – benar melayang ditengah tanpa ada seseuatu yang menopangnya. Sepertinya bukan hanya Neera yang terpukau, tapi Cessa pun terpukau.

“What the hell…. Daebak. ”

Cessa terdiam. Ia menoleh cepat ke arah Sang Ratu. Kalimat yang diucapkan oleh Sang Ratu membuatnya shock. Kalimat itu hanya bisa  oleh dunia asalnya...dulu.

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang