Part 16

929 116 25
                                    

-Kerajaan Asgard, Istana-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kerajaan Asgard, Istana-

PLAK!

Telapak tangan Neera beradu dengan telapak tangan Sang Bibi menimbulkan bunyi keras.

Keduanya seperti ber-high-five. Kemudian tangan Neera dengan cepat memutar pergelangan tangan Sang Bibi hingga Neera bisa mencengkram tangan bibinya.

Bibi Neera kaget melihat gerakan cepat Neera  yang mencengkram erat tangannya menyebabkan rasa sakit. "Lepas Neera. Apa yang kau lakukan!" Perempuan tua itu mencoba melepaskan diri namun cengraman tangan Neera sangat kuat.

"Kenapa Bibi? Bukannya Bibi duluan yang ingin menamparku. Ayolah.. Aku hanya membalas masa hanya begini saja Bibi sudah sakit," ujar Neera sarkas pada bibinya.

"Kau gila! Lepaskan. Tanganku sakit. Akanku adukan perilakumu ya!"

"Duh Bibi... Kau ini lebay sekali. Aku hanya mencengkram tanganmu bukan menamparmu. Begini caraku jika ingin membalas bibi." Dengan cepat Neera melepaskan cengkramannya dan bersiap untuk memukul bibinya, Perempuan baya itu reflek memejamkan mata saat melihat Neera yang bersiap memukulnya. Ia berteriak mundur hingga tanpa sadar menginjak gaunnya dan terjerembab kebawah.

Sebuah tawa terdengar dari mulut Neera, "Lihat.. Beginilah harusnya bibi memandangku. Dari bawah." Neera menatap datar Sang Bibi yang terjerembab dan memandang shock padanya. Tubuh Neera menunduk lalu berjongkok di depan Sang Bibi.

"Ini peringatan awal sekaligus akhir dariku Bibi. Mulai sekarang berhenti memanfaatkan diriku. Aku tidak akan tertipu lagi dengan penipu seperti kalian. Bye-bye." Neera menepuk-nepuk pelan pipi Bibinya lalu mulai beranjak pergi dari sana.

"Dasar tidak tahu malu!" Kaki Neera berhenti melangkah saat mendengar suara Sang Bibi. Menoleh kebelakang, Neera bisa melihat Sang Bibi yang berdiri dengan kemarahan sembari menunjukkan Neera.

"Kami sudah merawatmu dan membesarkanmu. Beginilah balasanmu. Dasar tidak tahu malu," ujar perempuan tua itu.

Neera menghela nafas, perempuan tua ini benar-benar tidak punya urat malu. Sebenarnya siapa yang tidak tahu malu disini? Dia atau keluarga bibinya ini?

Neera yang dulu sudah melakukan apapun untuk keluarga Sang Bibi. Membantu keuangan keluarga Sang Bibi, mengabulkan permintaan Sang Bibi meski faktanya keluarga paman dan bibinya ini tidak pernah memperlakukan Neera dengan baik. Bahkan sejak kecil Neera tidak dirawat dengan baik. Beruntung Neera memiliki mate seorang Raja hingga hidupnya menjadi lebih baik. Tapi lagi-lagi akibat keluarga pamannya ini, tanpa mengingat jasa Neera mereka malah menusuk Neera. Neera harus mati karena ulah sepupu Neera, Cyra. Kurang baik apa perempuan itu hingga keluarga pamannya sebegitu tidak tahu diri.

Ha...Dirinya benar-benar malas meladeni perempuan tua yang tidak punya urat malu ini.

"Tentu. Silahkan katakan pada Khiel. Ah.. Apa kita perlu kembali ke aula? Kurasa Khiel masih disana. Bibi adukan saja perilakuku tidak masalah. Tapi... Jangan lupa Aku juga akan mengadukan semua perilaku keluarga bibi saat aku tinggal bersama kalian. Mari kita lihat. Apa kalian bisa selamat?" Neera tidak main-main saat mengatakannya.

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang