Part 40

779 64 22
                                    


Happy Reading...

Jangan lupa komennya sebagai penyemangat...

♛┈⛧┈┈•༶**✿❀❀✿**༶•┈┈⛧┈♛

"Temui Alous. Hanya Ia yang bisa menolong Istrimu." Bersamaan dengan selesainya perkataan Kiehl, sosok Reynard dan Cessa sudah tidak ada.

Bruk!

Neera terjatuh. Tubuhnya layaknya jeli. Ia tidak kuat untuk berdiri. Sepasang lengan melingkari punggungnya dan dalam sekejap tubuh Neera telah terangkat dan berada dalam rengkuhan Kiehl.

"Bertahanlah." Hanya itu yang Neera ingat setelahnya bayangan hitam yang muncul.

Setelah kejadian mengerikan hari itu, Neera hanya berdiam diri dikamarnya. Ia sempat mengunjungi kamar Pangeran Reynard untuk mengetahui kondisi Cessa. Tapi dari pelayannya memberitahu jika Cessa belum sadarkan diri dan masih dirawat.

Neera ingin bertanya terkait keadaan Cessa dan bayinya sayangnya melihat wajah – wajah tabib istana membuat Neera menduga sesuatu yang buruk telah terjadi.

Benar saja, bayi dalam kandungan Cessa tidak bisa diselamatkan. Neera ikut terpukul mendengarnya. Sebab beberapa hari bercerita dengan Cessa membuat Neera paham jika perempuan itu sangat menantikan buah hatinya dan sang suami.

Neera ingin menjenguk Cessa tapi situasi sedang tidak mungkin. Pangeran Reynard melarang siapapun untuk mengunjungi sang Istri.

Pangeran Reynard bahkan meminta bantuan prajurit istana untuk mencari keberadaan Luran yang asli. Sayangnya pria tua itu belum ditemukan sampai saat ini. Neera sempat berpikir jika Luran yang asli telah tiada karena tidak mungkin Luran palsu bisa memasuki Altar Tabebuya kecuali Luran yang asli telah tiada.

Tapi menurut Kiehl sebaliknya. Luran yang asli masih hidup dan sepertinya sedang terjadi sesuatu. Bicara soal Luran palsu. Neera baru mengetahui jika musuh yang menyerangnya waktu itu adalah jelmaan iblis. Bukan ras atau makhluk immortal melainkan iblis.

Neera tidak tahu apakah ini pertanda baik atau buruk. Dilihat dari sikap Kiehl yang menjadi super sibuk dalam beberapa hari terakhir membuat Neera merasa telah terjadi sesuatu di istana. Ya... Semoga saja semuanya baik-baik saja.

Beberapa hari kemudian. Neera akhirnya bisa menjenguk Cessa. Keadaan perempuan itu tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Walau fisiknya mulai pulih tapi Neera bisa melihat dari wajah Cessa, perempuan sedang sedih dan kehilangan. Neera berusaha menghibur Cessa walau tidak sepenuhnya bisa menggantikan rasa kehilangan seorang ibu.

Seperti saat ini Cessa sedang duduk menikmati teh bersama Neera. Kedatangannya atas undangan dari Neera.

"Bagaimana keadaanmu saat ini? Aku turut berduka. Maaf karena melindungiku Kau jadi... Sekali lagi maaf." Cessa tersenyum kecil sebagai respon atas ucapan bela sungkawa dari Neera. Ia tidak menyalahkan Neera, menurutnya itu semua karena takdir.

"Tidak perlu merasa bersalah. Aku sudah tidak apa-apa. Terimakasih." Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Cessa, Ia tidak ingin membahas kejadian lalu walaupun Ia sudah menerima semuanya tetap saja Cessa dalam tahap penyembuhan jadi sebisa mungkin Ia tidak ingin mengungkit hal tersebut dan sepertinya Neera mengerti.

"Mama!" Baik Neera dan Cessa sama-sama menoleh ke asal suara dan menemukan seorang anak kecil berusia 4 atau 5 tahun berlari dengan penuh semangat ke arah Neera.

Neera pun menyambut senang kedatang salah satu putranya, Leon. Perempuan itu melebarkan kedua tangan dan membiarkan putra bungsunya masuk ke dalam pelukannya. Neera memeluk gemas putranya, pipinya Ia gesek-gesekkan ke pipi Leon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang