TLM PART 29

373 19 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hallaw guys jumpa lagi dengan bunvi👋
Pa kabar guys? Klean sehat?

Aku mau infoin buat kalian follow akun di bawah ini👇
Instagram: @wp_ndaavi
                        @fatimatussaidah_
                        @muhammadadam_fahriz

Tiktok: @wattpadbyndaavi

Bagaimana dengan part sebelumnya guys? Apa kah kalian suka?

Okeyy kita lanjut saja yah biar ga kelamaan
Cuss langsung baca aja
Jangan lupa tandai typo

Happy reading

*****

🌹🌹🌹

"Kalau begitu,Abi pamit duluan yah nak. Jaga diri kamu baik-baik disini dan ingat apa tadi pesan Abi," peringat Abi Daud kepada putrinya. Fatimah mengangguk dan memeluk kembali Abi nya.

"Abi,fatim janji sama Abi untuk selalu ingat akan segala pesan dari Abi tadi. Fatim janji,fatim akan jadi istri yang baik buat suami fatim." Ujarnya melonggarkan pelukan dari Abi nya.

Abi Daud percaya akan ucapan putrinya. Ia berharap demikian agar rumah tangga putri nya selalu baik-baik saja,tanpa adanya orang ketiga di dalamnya.

Namun,yang namanya naluri seorang orang tua tak pernah melesat sekalipun. Abi Daud merasa akan ada sesuatu terhadap putrinya ini. Lantas,segera di tepis pikiran tersebut agar tak membuat putrinya itu khawatir.

"Abi pamit dulu ya nak,jaga diri kamu baik-baik," Abi Daud berpamitan pada putri nya.

"Iya Abi,Abi hati-hati di jalan yah," ucap Fatimah dan Abi Daud pun mengangguk.

Keluarga Fatimah pun segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pesantren. Kini,tinggal lah Fatimah sendirian disini,berpisah dari keluarga nya.

Ia masih merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga nya. Namun apa boleh buat,ia kini telah menikah dengan seorang Gus,anak dari pemilik pesantren.

Gus Adam yang peka terhadap istrinya,ia pun segera mengajak istrinya ke dalam kamar. Membiarkan istrinya untuk menenangkan pikiran serta suasana hatinya yang masih sedih.

Setibanya di dalam kamar,Fatimah menangis sejadi-jadinya,Gus Adam pun memeluknya dari samping sambil mengusap punggung istrinya.

Ia dapat merasakan bagaimana rasanya berpisah dengan keluarga,apalagi cinta pertama anak perempuan adalah ayah nya. Kadang,ia juga membayangkan bagaimana jika adik nya nanti sudah menikah dan harus berpisah dengan Abah nya,pastilah ia akan menangis seperti Fatimah saat ini.

Setelah merasa tenang,Fatimah merenggangkan pelukan nya dari suaminya. Matanya masih sembab dan hidung nya masih memerah akibat menangis tadi.

"Sudah?" Fatimah mengangguk.

"Masih mau nangis lagi ga?" Fatimah menggeleng.

Gus Adam mengangguk,ia paham istrinya itu tengah menenangkan suasana hatinya saat ini yang tengah tidak baik-baik saja.

"Mau jalan-jalan ga?" Tanya Gus Adam,sengaja agar istrinya bisa sedikit terhibur.

Takdir Lauhul Mahfudzku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang