Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kiw kiw,hallo guys👋
Gimana pendapat kalian sama part sebelumnya?
Adakah yang ingin di sampaikan?Okee,kita lanjut yah bestie
Cuss langsung baca aja
Jangan lupa tandai typoHappy reading
*****
🌹🌹🌹
Sesampainya di kamar,Gus Adam menurunkan Fatimah di kursi rias. Ia hadapkan istrinya menghadap ke arah cermin yang ada di depan nya.
Dapat ia lihat,pantulan istrinya yang begitu cantik sekali. Perlahan,ia lepaskan cadar yang menutupi wajah istrinya.
Cadar pun terlepas,terlihat dengan begitu jelas sekali,wajah yang begitu putih bersih dengan polesan make-up tipis di bagian wajahnya. Sangat begitu cantik sekali. Bahkan,Fatimah pun tersipu malu.
"Masya Allah,bidadari surganya Rizqy,cantik sekali." Ujarnya memuji,sedangkan yang di puji sudah malu-malu kucing bahkan pipinya pun sudah sangat memerah.
"Ya Allah,mba perias nya ini gimana sih. Lihat itu,pipi istri aku terlalu merah banget,nyampe ga bisa di hilangin," katanya seperti menyalahkan mba perias tadi, padahal akibat dirinya lah,pipi istrinya bisa Semerah tomat.
"Ihh... Kakak nihh,aku jadi malu kan," Fatimah menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya. Ia tak ingin lagi menampilkan wajah salting nya, bisa-bisa ia di goda habis-habisan oleh suaminya.
Sedangkan si empu yang menggoda,tertawa begitu renyah melihat tingkah lucu Fatimah. Ingin rasanya,ia kurung saja istrinya itu dan tak membiarkannya untuk keluar dari kamar ini.
"Yaudah,maafin kakak deh. Kalau begitu,kakak mau mandi duluan,nanti setelah mandi,kakak bantuin kamu buat lepasin gaun kamu." Ucapnya sambil berjalan ke arah lemari mengambil baju ganti.
Diam-diam,Fatimah tak menghiraukan ucapan suaminya. Ia justru mulai melepas satu per satu jarum pentul yang ada di hijabnya.
"Eits... Di bilang tungguin aku,malah mau di lepas sendiri. No,no,no,ga boleh yah. Harus nungguin aku pokonya. Ingat,harus nungguin aku!!" Pungkasnya meninggalkan Fatimah yang nampak pasrah.
Toh mau di bantah pun juga tidak bisa,karena suaminya itu bersikukuh ingin membantu melepaskan hijab beserta gaun yang masih melekat di tubuhnya.
Kurang lebih 15 menit,Gus Adam telah selesai mandi. Ia keluar dengan wajah yang sudah segar,nampak dari rambutnya yang masih basah,sehabis keramas.
"Sini,aku bantu lepasin yahh," Gus Adam mulai telaten melepas jarum pentul di hijab Fatimah. Sedangkan Fatimah,hanya membantu menarik perlahan demi perlahan hijabnya,hingga terlepas dengan sempurna.
"Okey hijab nya sudah,giliran gaun nya yah," ujar Gus Adam memberi interupsi. Namun,Fatimah mencegahnya. Ia malu,jika tubuhnya terlihat oleh suaminya.
Gus Adam mengernyitkan dahinya heran. Mengapa istrinya itu justru melarang nya,padahal niat baiknya itu untuk membantu melepaskan gaun itu,agar ia tak kesusahan.
"Emm anu itu,b-biar aku sendiri aja kak yang lepas di kamar mandi,sekalian juga aku mau mandi," ucap Fatimah akhirnya.
"Beneran nih gamau di bantu lepasin?" Tanya nya memastikan. Fatimah mengangguk meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Lauhul Mahfudzku (On Going)
Romans" Jangan terlalu dikejar. Jika memang jalannya pasti Allah akan memperlancar, karena yang menjadi takdirmu akan mencari jalannya untuk menemukanmu." -Ali bin Abi Thalib- Mengisahkan tentang seorang Gus sekaligus mahasiswa di universitas Indonesia ya...