Bab 4 ( Di Dalam Pelukan )

455 12 0
                                    

Rite sudah berada di pantry kantor untuk membuat secangkir teh paginya, hari ini dia sampai di kantor lebih awal dari biasanya, karna ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan dengan tepat waktu.

Disana Rite ditemani oleh pelayan kantor yang sedang sibuk dengan pekerjaannya merapihkan stok makanan ke dalam lemari pantry, dan mengambil beberapa cangkir dari dalam lemari.

Saat Rite selasai membuat minumannya dia melangkah membawa cangkir ke meja, Rite memerhatikan pelayan itu sedang menyiapkan kopi membuat langkah Rite berhenti disana dan menyimak setiap gerakan yang dilakukan pelayan di depan coffee maker tersebut.

"Mba Retno bikin kopi buat pak Dateen?", tangan Rite sambil menyentuh pundaknya

"Iya mba, kan setiap pagi saya yang biasa nyiapin dan bersihin ruangannya".

"Ohh...", jawab Rite sambil menganggukan kepalanya

"Mba Rite tumben udah sampe kantor jam segini loh"

"Emm...iya ni mba lagi banyak kerjaan, jadi mau nyolong start duluan"

"Hahahaa, kalo kaya gitu saya nyolong start terus dong ya mba" tanya mba Retno sambil tersenyum kearah nya.

"Salah!!, Bukan mba tapi mas security yang nyolong start tiap hari mba!."

"Ah mba Rite bisa aja jawabnya"

Ruangan pantry menjadi ramai dengan obrolan mereka pagi itu, Rite duduk di kursi sambil menyeruput teh hangatnya dan beberapa potong roti yang dia bawa dari rumahnya karna tidak sempat untuk dimakan disana.

Dateen dan Devano yang pagi hari ini ada jadwal pertemuan dengan salah satu partner bisnisnya sudah sampai dikantor lebih awal karna dirinya harus mempersiapkan keperluan nya.

"Eh..apa sambungan telepon pantry mati ya?", Tanya Dateen sambil mengutak-atik kabel telepon diruangannya.

"Masa sih?, Coba nanti gw hubungin staff engineering" ucap Devano yang masih sibuk dengan lembaran kertas-kertas nya.

"Gw tinggal bentar ke pantry deh, nanti langsung ke atas aja oke", perintah Dateen pada Devano.

"Hmm..oke gw sebentar lagi", sahutnya sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Dateen melangkah keluar ruangan nya menuju ke lift untuk turun sebentar ke pantry,

Devano memintanya untuk menunggu dia menyelesaikan pekerjaan nya lebih dulu sebelum pergi ke pantry untuk meminta pelayan membuatkan kopi paginya, tetapi Dateen menolak nya dan memutuskan untuk pergi ke pantry sendiri.

Suara langkah kaki Dateen mengisi jalan lorong yang mengarah ke pantry berada, membuat mata Rite dan pelayan langsung terpaku menanti sosok siapa yang akan muncul di pintu itu, suara langkah kakinya semakin mendekat di depan pintu pantry.

Suasana dikantor yang masih sangat sepi membuat sumber suara seakan bergema diseluruh ruangan yang masih kosong.

Saat pintu pantry tergeser membuat mata Rite melebar merasa begitu kaget dengan kehadiran Dateen di balik pintu, Rite yang sedang duduk santai langsung melompat berdiri dari kursi nya dan memberikan salam.

"Pagi pak" ucap Rite bersamaan dengan mba Retno untuk menyapa, mereka menundukan sedikit kepalanya.

'astagaaa...kenapa bisa sampe ke pantry sepagi ini sih dia' ucap Rite didalam hatinya.

"Iya pagi semua." Dateen lalu membalas sikap sopannya dengan senyuman nya yang singkat.

"Mba Retno, kopi saya tolong diantar ke ruang rapat aja",

Another Love PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang