______________
"... Jadi... Gimana awal ceritanya sama Mas-mas di Instastory itu?" Pertanyaan serius itu dilayangkan oleh Puspa.
Dan, Rinjani harus menceritakan awal dari perjalanannya dengan Raksa, karena itu adalah janjinya.
Bisa Puspa lihat bagaimana bahagianya Rinjani saat menceritakan kembali bagaimana ia bertemu dengan si lelaki yang Rinjani panggil dengan sebutan "Mas" itu. Bernama Raksa yang ternyata seorang Tentara Angkatan Laut berpangkat Kapten.
"Lepas dari Pak Pol, eh malah kecantol sama Mas-mas Tentara. Mana Perwira lagi. Ditambah keluarganya juga menerima baik kamu, Rin. Udah deh, Mas-mas mu itu paket komplit. Keren banget kamu, Rin! Pokoknya aku dukung banget kamu sama si Tentara ini. Jangan sampe berakhir deh, kalian serasi banget!" Sahut Puspa dengan girangnya setelah Rinjani menceritakan semua perjalanannya bersama Raksa.
"Haha, emang gitu? Tapi nggak jomplang banget kan ya aku sama dia? Soalnya kan usia kita lumayan jauh." Sahut Rinjani kemudian.
"Ya nggak lah, Rin. Mas-mas mu itu ya, walau usianya lebih tua dari kamu, tapi tetep kelihatan muda. Tapi emang versi wajahnya tuh kelihatan lebih dewasa." Sahut Puspa dengan yakin. Karena setelah melihat bagaimana rupa lelaki itu dari foto yang Rinjani berikan, Puspa benar-benar menyadari bahwa Rinjani memang lebih cocok bersanding dengan Mas-mas Tentara ini daripada si brengsek Fathan.
"Ih, beneran nggak sih?" Eh, ini malah Rinjani mesem-mesem sambil ngelihatin fotonya dan Raksa tadi saat di Stasiun.
"Haha, beneran loh, Rin... Terus nanti, kamu bakalan datang ke nikahan Fathan sama Mas-mas Tentara mu itu?" Tanya Puspa kemudian.
"Menurut kamu gimana, Pa? Aku udah tanya sama Mas Raksa sih, dan dia mau." Jawab Rinjani.
"Ya datang aja lah, Rin. Sekalian panas-panasin mantan. Nyesel pasti dia tuh ninggalin kamu, eh Kamunya dapet pengganti dia jauh di atas dia. Lagian ya, kapan lagi coba kamu bisa pamer ke keluarga si Fathan? Kamu kan tau sendiri, gimana mereka mandang kamu itu kaya nggak selevel sama keluarga mereka. Jadi dengan kamu datang sama Mamas mu yang gantengnya kuadrat melebihi Fathan, itu ngebuktiin bahwa lepas dari Fathan, kamu bisa dapetin bahagia yang nggak bisa kamu dapetin pas sama Fathan." Sahut Puspa kemudian mengungkapkan pendapatnya.
"Mmm, gitu ya? Ya udah, besok kamu kosong, nggak? Cari gaun sekalian kado buat ke nikahan mantan." Ajak Rinjani kemudian.
"Kebetulan besok kan weekend, ayo aja sih aku, Rin." Angguk Puspa.
"Hahhhh, cerita ke kamu ternyata capek juga ya. Capek ngomong, haha!" Rinjani terkekeh geli.
"Ya suruh siapa nggak cerita dari awal!" Sahut Puspa jenaka.
"Oh iya, kamu gimana? Dateng ke nikahan Fathan bareng abang-abang si anak pelayaran?" Goda Rinjani.
Ya, walau belum memublikasikan hubungan mereka ke publik, Rinjani sangat tau gimana effortnya lelaki yang menjadi seorang Nahkoda di perusahaan Pelayaran itu ke sahabatnya ini.
Tapi sedikit menggelikan sih, soalnya mereka sahabatan, eh nemu pasangan yang sama-sama kerjanya di laut.
"Pa, kamu sadar nggak sih? Cowok kita sama-sama kerjanya di Laut. Sama-sama di Belawan juga. Ih, kok bisa samaan gitu ya?" Sahut Rinjani takjub dengan fakta itu.
"Lah, iya ya? Kok bisa? Kamu nih, Rin, yang ikut-ikut aku! Lepas dari Fathan, eh malah ikutan sama anak Pelayaran!" Sahut Puspa geli. Tanpa sadar, dia mengakui hubungannya dengan si abang-abang Pelaut.
"Cieeee, ngakuin punya hubungan sama abang-abang anak Pelayaran, cieeee... Beneran sama yang itu kan? Kapan? Kok kamu nggak cerita juga sih, Pa!" Kini malah gantian Rinjani menodong penjelasan ke Puspa.
"Eh? Hahaha... Iya-iya, aku emang udah sama yang itu. Tapi, aku milih buat senyap aja. Persaingan ketat, bestie! Banyak banget cewek-cewek yang nempel kaya cicak. Aku mah apa, cuma remahan rengginang.. Kalau dia emang bener serius, dia pasti tetep bakalan pertahanin aku, kan? Jadi, aku lagi nunggu dia yang sebenernya belum pasti mau melabuhkan perasaannya untuk siapa. Emang kita deket, tapi nggak menjamin kalau dia nggak punya pasangan kan? Jadi, yah, aku jaga-jaga aja. Takut terlalu berharap yang ujung-ujungnya bisa buat sakit hati." Sahut Puspa.
Rinjani tersenyum, ternyata yang merasakan perasaan bingung akan kepastian dari hubungan yang nggak jelas itu, bukan hanya dirasakan Rinjani saja, Puspa juga begitu. Rinjani turut mengerti yang menjadi khawatirnya Puspa. Takut berharap lebih lelaki itu akan memilihnya, tapi setelah lelaki itu memilih bukan dirinya, pasti perasaannya akan sama hancurnya seperti yang Rinjani rasakan bersama Fathan. Yang menjalin hubungan dengan Fathan adalah dirinya, tapi bukan dirinya yang dipilih Fathan untuk dibawa ke pelaminan. Dasar brengsek!
"Aku ngerti, Pa. Keadaan kita sama, cuma, aku udah melewati fase penantian tanpa ujung itu. Walau sempat terluka, buktinya aku bisa bangkit lagi. Dan sudah menerima cinta dari orang baru. Aku yakin juga, kalau kamu bakalan nemuin bahagia kamu. Entah sama yang ini, atau sama orang baru juga. Tapi semoga, pilihan dia tetap jatuh ke kamu ya, sebagaimana effortnya dia yang selalu yakinin kamu dari lama buat bisa bersama, sama dia.
Karena dari pengamatan aku selama ini, dia bukan sedang berpetualang mencari tambatan hati, karena sebenarnya dia sudah menemukan itu di diri kamu, Pa. Tapi disini kamu yang belum memantapkan dan meyakinkan hati kamu buat menerima dia, karena kamu dihantui bayangan takut salah memilih.
Nggak papa, kamu boleh meragukan siapapun itu, tapi jangan sampai meragukan hatimu sendiri. Sekali-kali, kita perlu egois untuk sesuatu yang benar-benar jadi inginnya dan bahagianya kita, Pa..." Jelas Rinjani.
Nasehat dari seorang yang sempat mengalami hal serupa, adalah pelajaran yang berharga. Karena pengalaman telah membuktikannya. Juga pengalaman adalah guru terbaik sepanjang sejarah.
"Iya Rin, aku udah memikirkan semuanya. Aku juga udah meyakinkan hatiku bahwa inginku adalah dia. Cuma... Aku lagi nunggu waktu yang tepat aja buat bisa bilang aku mau dia buat selalu sama-sama melalui hari bersama." Sahut Puspa tersenyum yakin.
"Tuh, beneran kan? Pokoknya, aku doain semoga kalian emang jodoh. Dan aku bakal selalu dukung kamu buat sama abang-abang pelayaran ini. Titik!" Shut Rinjani yang kalimatnya hampir sama dengan Puspa yang mendukungnya.
"Ih, kok jadi ikut-ikutan omongan ku, sih, Rin? Haha, makasih loh ya, baik banget sahabat ku..." Sahut Puspa yang langsung memeluk Rinjani sayang.
"Iya ih, sama-sama... Kamu juga baik banget selama ini ke aku." Sahut Rinjani terkekeh geli.
"Udah ya, jangan mulai ungkit-ungkit kebaikan, ntar malah mewek nangis kejer!" Pungkas Puspa yang tak mau lagi ada adegan saling berterimakasih antar sahabat. Karena sahabat itu, emang sudah seharusnya saling menyertai, bukan? Seperti yang Rinjani dan Puspa alami selama ini bersama-sama.
⚓
______________08 November 2023
09 November 2023
Publish 31 Januari 2024Sekedar info, besok sudah memasuki bulan kelahiran Aisy, jadi PDF (Bukan) PENGGANTI lagi ada promo. Khusus bulan Februari dari tanggal 01 sampai dengan 29, harganya cuma 20 K aja. Yuk yang berminat boleh chat Aisy di WA (nomor ada di profil) ya👍🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Laut Untuk Rinjani
RomantikFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!⚠️⚠️ Update setiap hari Jum'at!!! _________________ "Kalau disuruh memilih antara Laut dan Langit, kamu mau pilih yang mana?" Tanya Raksa kemudian. "Mmm, lautan..." "Kenapa? Bukankah keduanya sama-sama berwarna biru? Bukankah...