25. Hubungan Ini Mau Dibawa Kemana?

1.3K 82 5
                                    

_______________

Raksa benar-benar membawa Rinjani pulang ke rumahnya. Kali ini, lelaki itu mengatakan padanya tidak seperti kemarin yang dadakan. Walau deg-degan karena mau ketemu sama calon ibu mertua, Rinjani tetap siap. Ditambah lagi, Rinjani penasaran dengan adiknya Raksa. Pasti ngegemesin kaya Abangnya ini.

"Ngomong-ngomong, adik Mas anak Wattpad juga atau KPopers?" Tanya Rinjani kemudian.

"Kalau anak Wattpad atau nggaknya, Mas nggak tau, Rin. Nggak pernah ngobrolin tentang Wattpad-wattpad sama Mas. Mas juga nggak bilang kalau Mas ini anak Wattpad ke dia. Tapi Mas sering banget denger dia tuh cerita sama temennya bahas Oppa-oppa Korea. Udah pastilah dia tuh KPopers. Dari yang Mas dengar waktu dia cerita ke temennya, ada nyebutin nama Idol KPop. Sihun, Cendol? Entahlah, siapa, nggak ngerti juga namanya gimana." Sahut Raksa.

Seketika Rinjani tertawa mendengar Raksa yang kesusahan menyebutkan nama Idol Korea. Eh, malah nular ke Raksa yang kini tersenyum ke Rinjani.

"Sehun sama Chanyeol mungkin, Mas. Mas aja yang bingung nyebutnya gimana. Haha..." Rinjani membenarkan ucapan Raksa.

"Nah, mungkinlah. Kamu juga KPopers?" Tanya Raksa.

"Iya, Rin KPopers, Mas. Dan dari yang Mas bilang tadi, kalau adiknya Mas suka Sehun dan Chanyeol, artinya Rin ngebiasin Idol yang sama dengan adiknya Mas. Oh iya, nama adiknya Mas siapa?" Tanya Rinjani kemudian.

"Namanya Nabila, mahasiswi keperawatan tahun ke 2." Jawab Raksa.

"Oh, anak keperawatan. Berarti usianya awal 20 tahunan ya, Mas." Tebak Rinjani.

"Tiga bulan yang lalu dia genap 20 tahun." Jelas Raksa.

Setelah itu, mobil berbelok memasuki pagar rumah yang kemarin Rinjani singgahi bersama Raksa. Rumah orang tua Raksa.

Saat melihat pintu rumah yang terbuka lebar, membuat Rinjani deg-degan dan khawatir. Ia menahan Raksa lebih dulu sebelum lelaki itu keluar mobil.

"Mas!" Panggilnya.

"Kenapa, Rin?" Tanya Raksa bingung.

"Mas nanti beneran bilang ke Bu Nilam, kalau kita udah sama-sama?" Tanya Rinjani yang diserang panik.

"Kamu masih khawatir? Rin, kita ngejalin hubungan ini dengan serius. Usia saya dan kamu itu udah nggak cocok lagi buat main-main. Sekarang gini deh, kamu mau hubungan ini dibawa kemana? Ke jenjang yang lebih serius menuju pernikahan, atau cuma sekedar main-main dan jalan-jalan keliling-keliling yang berujung nggak jadi bersama?" Raksa mencoba meyakinkan Rinjani lagi.

Kekhawatiran dimata Rinjani yang memandang segala arah dan terlihat gelisah itu membuat siapapun mengerti jika gadis ini sedang banyak sekali yang dipikirkan. Iya, benar, Rinjani jadi memikirkan ucapan Raksa yang terakhir.

Mau dibawa kemana hubungan mereka ini? Ke jenjang yang lebih serius menuju pernikahan, atau cuma jalan-jalan yang berakhir berpisah? Ia jadi teringat bagaimana hubungannya dengan Fathan kemarin. Ia sudah membersamainya bertahun-tahun, bayangannya adalah sampai ke pelaminan bersama. Tapi nyatanya, ia ditinggalkan dan dicampakkan. Ia trauma pada hubungan yang hanya ingin main-main dan terlihat tidak jelas itu.

Sekarang, Raksa datang menawarkan impian serupa tapi dengan gambaran masa depan yang benar-benar akan menjadi nyata. Lelaki itu serius menawarkan hubungan ke yang lebih serius. Tidak hanya main-main yang berujung entah kemana. Lalu, kenapa Rinjani harus bingung dan kepikiran begini? Harusnya ia sudah yakin dengan perasaannya pada Raksa dan bisa menjawab tanya pria itu. Ingin kemana ia dan Raksa berlayar? Jika ke pelaminan, maka ia harus berani menghadapi semua hal, termasuk masuk ke rumah menemui ibu dari lelaki yang baru berkomitmen padanya itu. Jika hanya ingin jalan-jalan, maka ia lebih baik kembali ke penginapan dan seharusnya tak menerima perasaan lelaki itu tadi.

"Mas, janji ya, untuk selalu disamping Rin menghadapi semuanya. Rin cuma butuh penguat, biar Rin nggak goyah." Ucap Rinjani kemudian.

"Iya, sayang... Mas akan selalu disamping kamu, menguatkan kamu dan mendukung kamu. Sekarang, ayo kita masuk ke rumah." Ucap Raksa yang kali ini benar-benar keluar dari mobil dan memutar membukakan pintu untuk Rinjani.

Rinjani menggenggam tangan Raksa dengan erat, pun lelaki itu juga mengeratkan genggamannya seolah menguatkannya.

"Assalamu'alaikum..." Salam Raksa di ikuti Rinjani.

"Wa'alaikumsalam, Mas dari tadi ditungguin nggak muncul-mun... Loh, ini siapa? Pacarnya Mas Raksa?" Suara dari seorang gadis muda itu membuat Rinjani menarik nafas dalam-dalam.

Ia memandang gadis dihadapannya dengan canggung. Wajah gadis itu terlihat shock. Belum sempat Raksa menyahuti tanya si adik, Bu Nilam datang dari ruang tengah.

"Loh, Rinjani ikut lagi? Ayo sini masuk! Habis panas-panasan pasti nih. Bil, buatin Mas mu dan Mbak Rinjani minum. Es aja, biar adem. Ayo Rin, sini masuk." Bu Nilam langsung memboyong Rinjani ke ruang tengah. Sedang Raksa mengikuti keduanya.

"Haduh, Ibu seneng banget kamu ikut lagi ke sini. Ibu pikir Raksa nggak bakalan bawa kamu lagi." Ucap Bu Nilam yang memandang Rinjani dengan hangat.

"Iya Bu, mau sekalian sholat Dzuhur disini aja." Jawab Rinjani.

"Iya, nggak papa. Sering-sering aja ke sini, Rin. Mumpung kamu masih disini. Kalau udah pulang, pasti kita nggak bakalan ketemu lagi. Kalaupun Ibu ke Medan, belum tentu bakalan ketemu Rinjani." Sahut Bu Nilam.

"Kalau Ibu ke Medan, harus kabari Rin, biar Rin bisa datangi Ibu." Sahut Rinjani.

"Oke, nanti Ibu minta kontak kamu sama Raksa deh. Biar bisa saling kabar-kabaran." Sahut Bu Nilam senang.

Dan akhirnya minuman untuk keduanya datang, Nabila masih memandang penuh minat pada Rinjani. Menebak-nebak siapa perempuan yang abangnya bawa itu.

"Bil, kenalan gih. Ini Mbak Rinjani, katanya sih temennya Mas mu." Ucap Bu Nilam memperkenalkan Rinjani.

"Halo Mbak, aku Nabila, adiknya Mas Raksa." Ucap Nabila yang menyalami tangan Rinjani.

"Rinjani." Ucap Rinjani.

"Ma, ada yang mau Raksa bilang ke Mama." Ucap Raksa.

"Mau bilang apa?" Tanya Bu Nilam.

"Begini, Raksa dan Rinjani memilih untuk sama-sama ngejalin hubungan yang serius." Ucap Raksa.

Bu Nilam yang menahan nafas itu langsung menghela dengan lega. Ia pikir, Raksa akan membicarakan hal serius yang berupa pernyataan jika Raksa akan menikahi Rinjani dengan tiba-tiba. Ternyata pernyataan bahwa mereka telah meresmikan hubungan mereka.

"Kalau serius, berarti udah ada rencana mau menikah, kan? Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Bu Nilam kemudian dengan pandangan penuh harap.


_______________

09 Agustus 2023
10 Agustus 2023
Publish 22 September 2023

Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang