44. Aku Suka Laut Yang Ada Kamunya, Mas

1.1K 71 2
                                    

_______________

Raksa benar-benar merasa bahwa ia sudah tak memiliki hal yang perlu ditutupi dari Rinjani. Termasuk dengan malu-malu kucing juga salah tingkahnya saat Rinjani mengungkapkan betapa ia terpesona pada sosok dirinya. Sungguh, rasanya Raksa ingin sekali saja bisa menghindar dari decakan kekaguman yang Rinjani selalu perlihatkan saat bersamanya. Karena mau bagaimana lagi, ia pun juga sering melakukan hal itu ke Rinjani, hanya saja, ia bisa menutupinya dengan tidak mengumbar kata-kata manis belaka. Karena wanita hanya ingin pembuktian, bukan kata-kata manis mengandung gula lebih dari 10 kilo.

Kini, mereka akhirnya sampai di suatu tempat yang sudah ia janjikan ke Rinjani. Sementara Rinjani yang melihat hal dihadapannya tampak terlihat terkejut. Ada binar bahagia dari matanya yang Raksa temukan. Raksa tersenyum memandang Rinjani yang juga turut mengukir senyum.

"Mas...?" Rinjani tak bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan kini. Tapi satu hal yang bisa Raksa yakini bahwa, ia sungguh bahagia dibawa ke sini oleh Raksa.

Keduanya turun dari mobil yang kini sudah terparkir apik di samping gedung yang Rinjani sendiri pun tak tahu apa namanya. Ia mengikuti langkah Raksa yang membawanya sambil bergandengan tangan untuk lebih jauh masuk ke wilayah ini.

Senyuman terus terukir dari bibir Rinjani, apalagi dengan sepoi angin laut yang membuatnya merasa segar dan sejuk. Ditambah dengan bau khas laut yang memanjakan hidungnya. Rinjani suka dan ia senang Raksa membawanya ke tempat yang selalu di impikannya sejak dulu.

Kalau kalian menebak bahwa Raksa membawa Rinjani ke Pantai, maka kalian salah besar. Raksa tidak membawanya ke Pantai untuk menikmati penghujung hari ini. Tapi suatu tempat yang juga menyajikan suasana yang sangat serupa dengan di Pantai.

Raksa membawa Rinjani ke Dermaga Koarmada I. Bisa mereka lihati beberapa Kapal patroli juga Kapal layar untuk mengangkut para Prajurit saat berangkat Satgas ke ujung Negeri di bagian Timur Indonesia. Rinjani suka dengan pemandangan ini. Sungguh, ditambah lagi mereka tiba disana menjelang Maghrib. Ada senja cantik yang hari ini begitu beruntung bisa Rinjani nikmati tanpa terhalang langit mendung.

Masya Allah...

"Mas, kok bisa kepikiran bawa Rin, kesini? Rin pikir tadi kita mau cari tempat makan atau cafe gitu." Tanya Rinjani kemudian setelah cukup menikmati senja cantik dihadapannya ini.

"Mas selalu ingat apa yang selalu jadi inginnya kamu, Rin. Saat kita menikmati senja di Kantor Bupati Labuhan, Rantau Prapat, kamu bilang kalau kamu pengen banget lihat sunset atau sunrise di lautan. Berhubung kita udah di Belawan, jadi Mas ajak kamu lihat apa yang selalu jadi pengennya kamu sejak dulu. Tapi maaf ya, untuk sekarang Mas cuma bisa bawa kamu lihat sunset di lautan dari Dermaga aja. Belum bisa bawa kamu layar naik Kapal sambil lihat sunset di lautan." Jelas Raksa sambil terus memandangi Rinjani.

Rinjani tersenyum, ia ingat apa yang ia katakan saat di Kantor Bupati saat itu. Ternyata Raksa mengingat hal itu. Betapa beruntungnya Rinjani memiliki Raksa yang begitu menyayangi juga ingin selalu membuatnya bahagia dengan membawanya ketempat yang selalu ingin Rinjani lihat.

"Mas... Lihat sunset dari Dermaga ini aja, Rin udah Alhamdulillah banget loh. Nggak perlu lagi naik kapal, karena yang dilihat juga sama. Rin bersyukur banget, akhirnya bisa lihat sunset di lautan kaya gini. Di Dermaga atau di kapal, semua sama aja kan. Sama-sama ngelihat matahari terbenam. Makasih ya, Mas... Makasih udah nunjukin hal terindah yang selalu ingin Rin lihat saat ini." Ucap Rinjani memberi pengertian ke Raksa bahwa ia sungguh tak masalah di ajak melihat sunset di lautan hanya dari Dermaga saja. Tidak dengan menaiki Kapal dan berlayar ke laut lepas. Rinjani sudah sangat bersyukur akan hal itu.

"Iya, Mas ngerti. Tapi lain kali, Mas akan ajak kamu naik Kapal dan kita Layar sambil lihat sunset atau sunrise di lautan lepas ya." Itu sahutan yang Raksa berikan. Ia senang saat Rinjani senang.

"Iya Mas, lain kali kan ya..." Sahut Rinjani. Tak mau berharap lebih, karena ia mengerti dengan pekerjaan Raksa yang tak akan mungkin bisa cepat selesai dan bisa ambil libur. Raksa akan mulai sibuk sekarang.

"Lihat Rin, langitnya cerah banget ya. Matahari terbenamnya sampe kelihatan jelas banget." Sahut Raksa kemudian menunjuk sunset dibelakang punggung Rinjani.

Rinjani berbalik, lalu mengangguk membenarkan ucapan Raksa. Sunset hari ini memang begitu indah, apalagi dengan siluet Kapal yang parkir di Dermaga saat itu. Sunset saat itu berkali-kali lipat sangat indah.

"Iya, Mas. Rin beruntung banget nganterin Mas Raksa pulang ke Belawan. Akhirnya bisa lihat sunset seindah ini. Masya Allah..." Sahutnya tersenyum senang.

"Jadi, setelah melihat Langit yang menyajikan sunset yang indah ini, kamu nggak ada niatan buat pindah haluan ke Langit?" Tanya Raksa kemudian.

"Haha, apaan sih Mas, bilangnya pindah haluan. Kaya apa gitu, idol K-Pop kali yang bisa pindah haluan. Haha..." Rinjani terkekeh geli. Sementara Raksa menikmati tawa yang begitu lepas dari Rinjani.

"Iya, kan sama sih. Gimana? Ada niat pindah haluan, nggak?" Tanya Raksa kemudian. Ia mencoba menggoda sang gadis.

"Nggak, nggak akan pernah. Walau cantik, Rin tetep nggak akan oleng ke Langit. Kaya perasaan Rin sekarang, Rin sukanya Mas-mas Pelaut yang kerjanya di Laut. Nggak akan pernah bisa oleng ke Mas-mas Pilot yang kerjanya ngelewatin Langit tiap harinya." Sahut Rinjani kemudian.

"Masa sih?" Eh, malah ngeselin gitu sahutannya.

"Bener loh, Mas..." Sahut Rinjani sungguh-sungguh.

"Oke, Mas percaya. Kamu emang sesuka itu sama laut." Jawab Raksa menyudahi menggoda Rinjani.

Rinjani menatap Raksa dengan tulus, melirik sekilas sunset yang kini sudah mulai sepenuhnya terbenam itu. Lalu dengan yakin, ia menyahut tanpa mengedipkan mata memandang Raksa.

"Iya Mas, aku memang masih sesuka itu sama Laut. Tapi kali ini, aku suka Laut yang ada Kamunya, Mas..." Jawabnya dengan binar penuh bahagia mengatakan hal itu. Ia sungguh menyukai Laut sore ini saat bersama Raksa. Kekasih juga pujaan hatinya saat ini.


_______________

24 Oktober 2023
Publish 17 Januari 2024

Dialog terakhir adalah bagian yang paling Aisy suka. Bagian itu mengingatkan Aisy pada sebuah kota yang menjadi tempat tinggal Mamas sementara saat sekolah. Aisy sudah beberapa kali menyambangi kota itu jika sedang merindukan Mamas. Aisy suka kota itu, kota yang ada tentang Mamas di tiap sisinya.😌🖤💚

Foto ini, khusus Aisy post karena dari pelabuhan Belawan langsung.🤗

🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang