55. Instastory Raksa

1K 69 10
                                    

______________

Benar saja, saat pulang dari pantai, Raksa benar-benar membelikan Rinjani jus alpukat di salah satu cafe. Rinjani senangnya bukan main, langsung di foto masukin story Instagram deh.

"Malam ini mau langsung pulang, Rin?" Tanya Raksa menoleh ke Rinjani.

"Iya, Mas. Nanti bareng sama Puspa." Angguk Rinjani.

"Berarti habis nganterin Mas, kamu lanjut jemput Puspa?" Tanya Raksa lagi.

"Iya, Mas." Angguk Rinjani.

"Mas, sebenernya khawatir kamu pulang malam-malam begini. Takut ada apa-apa dijalan. Sama kaya minggu kemaren, was-was, khawatir, kepikiran kamu terus gimana pas dijalan." Sahut Raksa.

"Insya Allah, Rin bakalan hati-hati, Mas." Balas Rinjani.

"Kalau nggak, Mas anterin aja ya. Biar Mas nggak khawatir mikirin kamu di jalan nantinya." Tawar Raksa.

"Eh, nggak perlu, Mas. Mas besok kan masuk dinas. Ntar malah telat kesiangan karena pulang kemalaman nganterin, Rin." Rinjani sangat menolak usulan Raksa.

Selain itu, ia kasihan dengan Raksa yang pastinya tak akan memiliki banyak waktu untuk istirahat padahal besok ia bekerja. Rinjani tak mau Raksa kelelahan yang berimbas pada pekerjaannya.

"Mas bener-bener khawatir, Rin..." Raksa sungguh tak bisa membiarkan Rinjani pulang malam itu.

"Mas, percaya ya sama Rin. Rin pasti bakalan baik-baik aja. Insya Allah nanti Rin bakalan kasih kabar terus." Ucap Rinjani mencoba memberi pengertian ke Raksa.

"Eh, jangan!" Raksa langsung menolak.

"Lah kenapa?" Tanya Rinjani heran.

"Ya masa kamu lagi nyetir main ponsel sih? Ntar kalau kecelakaan gimana?" Sahut Raksa yang makin khawatir.

"Astaghfirullah, jauh-jauh dari marabahaya deh, Mas! Maksud Rin itu, bukan nyetir sambil main ponsel. Tapi kalau singgah di rest area atau dimana, Rin bakalan kasih kabar ke Mas. Gitu loh Mas ku..." Jelas Rinjani yang sambil menggoda Raksa.

Raksa tersipu, "Hmm, gitu ya..." Angguknya yang kembali fokus ke jalan.

Rinjani tersenyum geli melihat Raksa yang tersipu malu. Sebab, ekspresi Raksa benar-benar gemoy sekali. Bikin Rinjani gemes pengen cubit pipi Raksa.

Perjalanan kali itu tak memakan waktu lama, mereka akhirnya sampai di asrama Raksa. Namun, Raksa tidak memasukkan mobil Rinjani ke dalam asrama. Melainkan hanya singgah dipinggir jalan depan asrama.

"Mas turun ya, nanti hati-hati." Peringat Raksa.

"Nggih, Mas ku..." Jawab Rinjani tersenyum manis ke Raksa.

Raksa kan jadi gemas dengan tingkah Rinjani. Pengen deh nyium pipi Rinjani, tapi ingat kalau mereka ini lagi didepan asrama, tentu akan dilihat oleh prajurit yang sedang jaga di pos. Sungguh sangat disayangkan sekali.

Dan akhirnya Raksa benar-benar turun dari mobil Rinjani, namun sebelum itu, Rinjani menyempatkan untuk menyalimi Raksa. Setelahnya barulah Rinjani melajukan mobilnya membelah jalanan Medan menuju tempat Puspa berada saat ini, yaitu di rumah pacarnya.

Usai menjemput Puspa, akhirnya mereka benar-benar pulang malam itu. Pukul 8 lebih 20 menit dari Medan, dan sampai di rumah pukul 9 lewat 5 menit.

Sampai rumah, Rinjani langsung mandi dan bersih-bersih. Lalu setelahnya merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Lupa, belum telpon Mamas." Gumam Rinjani.

Walau lelah sekali, dan inginnya tidur. Rinjani tetap menyempatkan diri untuk menghubungi Raksa via Videocall. Takut Raksa disana khawatir menunggu kabarnya.

Dering pertama akhirnya langsung dijawab. Rinjani tersenyum dalam rebahannya.

"Assalamu'alaikum, Rin... Gimana? Udah sampai atau belum?" Tanya Raksa langsung.

"Wa'alaikumsalam, Mas... Alhamdulillah Rin udah sampai. Ini lagi rebahan, capek banget." Sahut Rinjani.

"Tuh, capek kan. Harusnya nginep aja disini, besok baru pulang. Ini kamu udah mandi bersih-bersih atau belum?" Tanya Raksa.

"Alhamdulillah, udah Mas Raksa... Ini tinggal tidurnya doang nih. Ya memang udah ngantuk berat sih." Sahut Rinjani.

"Ya udah, kamu istirahat ya. Mas tutup telponnya." Ucap Raksa.

"Iya, Mas." Sahut Rinjani yang sudah mulai tidak sadar sangking mengantuknya dirinya.

Tapi yang sebenarnya, Raksa tidak mematikan panggilannya. Dia masih menunggu Rinjani yang benar-benar tertidur. Dipandanginya wajah Rinjani yang polos tanpa make up.

Sungguh, Raksa mengagumi wajah polos Rinjani. Tanpa make up, Rinjani tetap terlihat imut dan gemoy dimatanya.

Tak ingin larut dalam khayal, Raksa memutuskan mengakhiri panggilan video mereka. Lalu beralih ke akun Instagram miliknya. Melihat story terakhir miliknya yang merupakan foto Rinjani yang ia ambil saat di pantai sore tadi. Banyak yang menyukai postingannya. Terutama keluarga, adiknya bahkan spam emot sangking gemoynya mereka yang lagi bucin ini.

Yah memang, dipandang-pandang story-nya saat ini memang bucin sekali sih. Raksa aja senyum-senyum sendiri karenanya. Sampai terngiang-ngiang dalam mimpi. Hehe...

Pagi, Rinjani bangun Subuh, sholat, lalu pegang hp. Soalnya kemaren tuh dia ketiduran pas telponan sama si Mamas Raksa. Alhamdulillah, nggak habis baterai. Sempat deh buka Instagram yang notifnya rame. Sebenernya nggak rame-rame banget, cuma 3 sih. Setelah dibuka ternyata Nabilla yang mengirim pesan. Pun dengan satu pesan dari Raksa yang menandai akunnya.

Sebelum ke Nabilla, Rinjani masuk ke room DM bersama Raksa. Melihat postingan apa yang ditandai. Ternyata fotonya saat di pantai. Duh, Rinjani jadi salah tingkah deh. Apalagi sama sound yang dijadikan template oleh Raksa. Satu Di Hati dari Mario GKlau. Menyentuh banget dihati.

Rinjani bersiap-siap, sambil mengulang-ulang lagu itu. Candu banget lagunya.

Kau hadir,
Di dalam hidupku,
Bahagia, itu yang ku rasa...
Hanya kamu,
Yang ada di hati,
Dan tak akan
Pernah terganti...

Saat sarapan bersama Mama Papanya, Rinjani selalu menyenandungkan lagu itu. Ditambah dengan senyum malu-malunya. Buat Mama dan Papanya bingung.

"Senang banget kayanya ini yang kemarin habis kencan." Celetuk sang Mama.

"Hem? Gimana, Ma?" Tanya Rinjani yang tidak begitu jelas mendengar ucapan sang Mama.

"Kamu seneng banget kayanya karena kemarin habis kencan." Ulang sang Mama.

"Ohh, hehe..." Eh, yang ada malah Rinjani senyum malu-malu karena salah tingkah.

Mama Papa Rinjani saling pandang. Merasa bahwa anaknya ini seperti hilang akal. Kayanya kemarin waktu pulang, Rinjani diikutin Kunti genit deh. Makanya sering senyum-senyum gitu.

"Kayanya kemaren pulang ketempelan Kunti genit deh, Ma!" Bisik sang Papa disebelah Mamanya.

"Kayanya sih Pa." Angguk si Mama.

Rinjani makan sambil lihat ponsel, lalu senyum-senyum lagi. Sudah deh, pokoknya Rinjani lagi mode salah tingkah brutal ini. Apapun yang dibahas, pasti ujung-ujungnya senyum-senyum sendiri kaya kurang waras. Astaghfirullah! Gini ini kalau udah Bucin Akut!


______________

24 Maret 2024
07 April 2024
Publish 02 Mei 2024

24 Maret 202407 April 2024Publish 02 Mei 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang