56. Instastory Rinjani 3

1.4K 68 8
                                    

______________

Sampai kantor penerbitan tempat Rinjani bekerja, gadis itu masih saja senyum-senyum sendiri. Ditambah dengan gumamannya yang menyerukan lagu Satu Di Hati. Sebelum memulai kerja, ia menyempatkan untuk membuat story yang menandai akun Raksa.

Masih dengan foto saat mereka di pantai kemarin. Kali ini, dalam foto itu, memperlihatkan bagaimana ia dan Raksa berdiri berdampingan memandang luasnya lautan saat itu.

Dengan sound yang membuat siapapun terharu dengan lirik dan maknanya. Rinjani bahkan memutarnya berkali-kali, sebelum akhirnya mempostingnya pagi itu.

Kini, dicintai seseorang yang ku pun, mencintai...
Itu sempurna..
Tak kan siakan dia...
Belum tentu ada yang seperti dia..
Satu dunia tau, aku bahagia..
Banyak pasang mata saksinya...
Tak kan dua kan dia,
Belum tentu esok kan masih ada.
Kesempatan tak datang kedua kalinya.
Hargai dan jaga hatinya...

Postingan itu menjadi penyemangatnya untuk mengawali hari kerjanya pagi itu.

"Ekhem, yang lagi bucin-bucinnya... Bahagia banget kelihatannya nih!" Celetuk seseorang yang baru saja masuk ke ruang kerja mereka.

Dan ternyata, itu adalah suara Mbak Desy, rekan satu divisinya. Gadis matang yang usianya hampir genap 28 tahun itu, begitu akrab dengan Rinjani.

"Mbak Desy, bisa aja." Sahut Rinjani tersenyum malu.

"Alhamdulillah ya Rin, selama sama yang ini kamu tuh semangat dan selalu ceria terus. Nggak kaya sama yang kemarin. Jangankan senyum, yang ada kamu selalu gelisah mikirin kabar dia." Ucap Mbak Desy setelah duduk di kursinya.

"Alhamdulillah Mbak, mudah-mudahan sama yang ini beneran jodoh, bukan kaya kemarin yang salah jodoh. Hehe..." Tawanya pelan.

"Iya, tak doakan semoga beneran jodoh. Jangan sampe lepas ya, Rin! Sayang loh! Udah tentara, pangkatnya Kapten pula. Beruntung kamu itu!" Seru Mbak Desy.

"Insya Allah, semoga Mbak. Maunya ya ini yang terakhir." Jawab Rinjani.

"Oh iya, berhubung belum masuk jam kerja, nih aku kasih kamu undangan. Datang ya, Rin, sama pacar baru mu itu." Ucap Mbak Desy yang kemudian memberikan selembar undangan pernikahan berwarna putih pada Rinjani.

"Masya Allah... Nggak ada gembar-gembor, tau-tau Mbak Desy sebar undangan. Semoga lancar sampai hari H ya, Mbak." Sahut Rinjani yang ikut bahagia mendapatkan kabar baik dari Mbak Desy.

"Iya, Alhamdulillah udah jodohnya, Rin. Lagipula saya dan calon emang nggak mau umbar-umbar kabar dulu. Apalagi kita emang nggak ada acara lamaran sebelumnya. Keluarga dia dan keluarga saya ingin kita segera sah, jadi untuk niat baik seperti itu, tidak perlu ditunda terlalu lama kan ya. Kamu juga loh, Rin. Kalau emang udah ada niat, semoga segera menyusul ya." Sahut Mbak Desy.

"Wah, kalau saya masih belum tau, Mbak. Baru juga mulai dari awal dengan yang ini, jadi kayanya masih mau nikmati waktu pacaran dulu. Apalagi saya masih punya Abang yang belum menikah, kemungkinan besar ya setelah Abang saya menikah, baru saya kemudian. Hehe..." Sahut Rinjani.

"Ya sudah kalau gitu, mumpung masih ada waktu, saya mau nyebar ke yang lain dulu ya." Ucap Mbak Desy membawa beberapa undangan yang sudah dipersiapkannya untuk dibagikan ke rekan-rekan yang lain.

"Sip, Mbak." Angguk Rinjani.

Kemudian Rinjani melihat undangan yang diberikan Mbak Desy, melihat nama si calon suami dari Mbak Desy. Karena usut punya usut, Mbak Desy ini lumayan tertutup perihal hubungan asmaranya. Jadi ya, tak terkecuali Rinjani yang bahkan sudah begitu akrab dengan Mbak Desy selama bekerja di Penerbitan, ia belum pernah tau bagaimana rupa bahkan namanya calon suami Mbak Desy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang