52. Di Katai Gila Seragam

1K 75 6
                                    

_____________

Fathan tentu terkejut melihat atensi mantan kekasihnya itu yang datang ke nikahannya. Bahkan kini, sedang mengobrol dengan Mamanya. Eh, bisakah itu disebut obrolan, padahal suasana saat itu sepertinya begitu tegang dan mencekam?

Tapi harus Fathan akui bahwa Rinjani terlihat cantik saat ini dengan gaun dusty pink yang dipakainya. Walau sudah jadi mantan dan sempat menyakitinya, tapi Fathan lagi-lagi terpesona olehnya.

Fathan pikir, Rinjani tidak akan datang ke acara pernikahannya. Mengingat bagaimana perlakuannya dan caranya mengakhiri hubungan mereka. Dirinya yakini jika Rinjani pasti sangat sakit hati sekali dengannya.

Sayangnya, fakta bahwa Rinjani terlihat bahagia dan tidak datang sendirian membuat Fathan kesal. Terlihat atensi lelaki tampan disampingnya yang menemaninya. Begitu gagah dan berkharisma. Membuat Fathan marah dan sedikit cemburu. Lantaran berpisah dengannya, Rinjani malah sudah mendapatkan lelaki yang lebih tampan darinya. Harus di akui, bahwa Fathan memang merasa minder jika dihadapkan dengan pacar baru Rinjani itu.

Apalagi Fathan harus melihat betapa lelaki itu begitu memuja Rinjani, memandangnya dengan tulus dan terlihat sangat mencintainya. Sial, dadanya bergemuruh melihat hal itu. Pasalnya saat bersamanya, Rinjani tak pernah terlihat sebahagia itu.

Mengapa mantan saat sudah jadi mantan, malah terlihat lebih cantik dan mempesona ya? Rasanya sungguh menyesal meninggalkannya jika akhirnya dia lebih bahagia dari pada dirinya.

"Kamu lihatin apa sih, Than?" Tanya istrinya yang sejak tadi mengajak bicara Fathan, tapi Fathan tidak fokus.

"Oh, nggak, bukan apa-apa, Yang." Sahutnya gugup dan mengalihkan pandangannya ke depan.

Istrinya menyipitkan mata curiga, tapi ia kemudian mengabaikannya. Karena ini adalah hari bahagianya, tidak lucu jika mereka ribut karena masalah sepele dihari bahagia mereka.

"Sekali lagi selamat ya Tante, akhirnya tercapai juga punya menantu Bidan. Idamannya para Ibu-ibu sosialita dan juga Mas-mas Abdi Negara kaya Fathan. Tapi syukurnya, Mas Raksa walau Abdi Negara juga, tapi nggak ikutan ngidamanin Mbak-mbak Nakes kaya Fathan. Makanya, saya beruntung banget bisa lepas dari Fathan, dan bisa sama Mas Raksa sekarang." Ucap Rinjani dengan senyuman 100 Watt.

Usai mengatakan itu, Rinjani dan Raksa berlalu dari hadapan Mama Papanya Fathan yang shock berat mendengarnya. Keduanya tak percaya Rinjani akan mengatakan hal itu.

Dan akhirnya, Rinjani dan Raksa sampai dihadapan Fathan yang sejak Rinjani melangkah naik ke pelaminan, sudah melihatnya dengan pandangan yang begitu intens. Seolah Rinjani adalah tersangka utama dalam kasus yang ditanganinya, makanya butuh pengawasan ekstra.

Rinjani tersenyum ke Fathan, lalu melirik Raksa. Meminta kado yang dirinya persiapkan untuk diberikan ke Fathan.

"Selamat ya, semoga Sakinah mawadah warahmah. Oh iya, salam kenal ya, Mbak. Saya Rinjani, temen sekaligus mantannya Fathan." Ucap Rinjani dengan berani mengulurkan tangannya ke hadapan pengantin wanita, Feby.

Istri Fathan melirik ke suaminya, lalu menatap tangan Rinjani. Ragu awalnya, tapi akhirnya juga menerima uluran Rinjani.

"Feby." Jawabnya dengan wajah yang sedikit bingung dengan keadaan saat ini.

"Semoga segera di karuniai buah hati, ya Mbak." Doa Rinjani dengan tulus.

"Oh iya, aku belum sempat kenalin Mas Raksa ke Fathan ya? Kenalin Mas, ini Fathan, mantan aku kemarin." Ucap Rinjani lagi memperkenalkan Fathan ke Raksa.

Raksa memang sejak tadi memandang Fathan yang juga sama terus memandanginya. Kemudian Raksa lebih dulu mengulurkan tangan ke Fathan.

"Raksa, calon suaminya Rinjani." Ucapnya dengan percaya diri.

Tak lama Fathan membalasnya. "Fathan."

"Selamat ya bro! Terima kasih juga karena sudah melepaskan Rinjani. Saya bersyukur akhirnya bisa memiliki Rinjani seutuhnya." Ucap Raksa dengan seringai di ujung bibir.

"Berarti, kamu emang beneran selingkuh kan, Rin?" Ucap Fathan kemudian tertawa remeh.

"Bukan aku, Than. Tapi kamu!" Sahut Rinjani dengan tegas.

Tidak-tidak, nada suara mereka masih di batas normal. Karena saat ini, belum banyak pasang mata yang memperhatikan. Kecuali teman-teman Fathan dan Rinjani tentunya.

"Kamu yang bahkan ninggalin aku gitu aja tanpa bilang apapun. Terus akhirnya aku malah dapet undangan dari kamu. Padahal selama ini aku nunggu kamu." Sahut Rinjani lagi.

"Oh ya? Tapi buktinya, kamu kesini bawa lelaki ini kan? Emang bisa semudah itu move on kalau dari awal emang nggak selingkuh? Dan juga, waktu aku kirim undangan itu, kamu bahkan nggak ada respon apapun kan? Kamu nggak minta penjelasan ke aku karena kamu emang udah lupain aku dan punya yang lain. Jangan munafik, Rin!" Sahut Fathan dengan emosi.

"Fathan!" Tegur sang istri yang dirasanya sudah keterlaluan.

Raksa marah, ia menarik Rinjani ke sisinya dan berhadapan langsung dengan Fathan.

"Kamu yang munafik! Kamu yang nggak bisa mengakui kesalahan kamu sendiri dan melimpahkannya ke Rinjani. Seragam yang kamu pakai ini, bahkan tidak bisa membayar harga diri dan ketulusan Rinjani!" Sahut Raksa dengan tegas.

"Oh ya? Seragam saya tidak bisa membeli harga diri Rinjani? Oh, perlu saya kasih tau, Abangnya? Rinjani pacaran sama saya karena saya Polisi. Abangnya Rinjani Tentara dan dia jadi gila seragam. Makanya waktu saya dekati dia mau sama saya karena saya Polisi. Selama ini, dia ngemis-ngemis ke saya buat dipertahanin karena dia gila seragam." Ucap Fathan yang dengan bangganya mempermalukan Rinjani.

Rinjani disana menunduk, air mata sudah berada di pelupuk. Sungguh sakit sekali hatinya di katai gila seragam oleh lelaki yang ia bersamai hingga bertahun-tahun dan ia titipkan cinta selama ini. Tapi ternyata lelaki ini tak hanya brengsek, tapi juga tidak memiliki hati nurani.

"Jaga bicara kamu!" Peringat Raksa yang sudah mulai habis kesabaran.

"Abangnya jangan mau dibodohi Rinjani. Dari yang saya lihat sepertinya Abang juga dari kalangan abdi negara juga kan? Saya yakin sih, pasti yang mulai ngerayu Abang Rinjani duluan kan. Nggak heran sih, karena dulu pun Rinjani begitu ke saya. Selain gila seragam, dia juga pinter ngerayu. Hati-hati, bang." Ucap Fathan lagi menyelesaikan semua pikiran buruknya ke Rinjani.

Raksa sungguh tidak tahan, tangannya bersiap melayang ke wajah pengantin baru ini, bisa-bisanya mengatai Rinjani perayu lelaki dan gila seragam. Tapi...

PLAK!


_____________

21 November 2023
11 Desember 2023
Publish 13 Maret 2024

Aisy lupa Update, keasyikan main ojol sih🤭🙏
Btw, chapter berikutnya bakalan slow update ya.👍

Yang kemaren pict AI kan ya, kali ini yang visual cast-nya.🥰

🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang