_____________
Rinjani telah siap dengan tampilan glowmy dan flawless, apalagi gaun yang dipakainya sungguh cantik. Puspa saja geleng-geleng kepala mikirin Rinjani, bisa-bisanya dicampakkan seorang Fathan yang nggak ada apa-apanya itu.
"Lihat Rin, kamu itu secantik ini, udah kaya bidadari dari kayangan, tapi bisa-bisanya di sia-siakan sama Fathan yang brengsek itu. Emang udah gelap mata dia tuh, sampe ngelihat pesona kamu aja dia nggak bisa lagi, terpancing sama mbak-mbak nakes yang katanya idaman semua abdi negara. Huhhh! Ingat ini aku jadi kesel deh sama Fathan. Bodoh banget dia. Tapi syukurnya kamu bisa lepas dari dia dan ketemu sama Mamas ganteng Pelaut yang sekarang jadi pujaan hatimu itu. Fathan dibandingkan Mamas-mu? Kalah jauh lah dia!" Seru Puspa yang tak henti-henti memuji betapa cantiknya Rinjani.
"Haha, kamu ini Pa, padahal nih ya aku biasa aja, masih kaya biasanya dandanannya. Lagian aku sama Fathan berakhir itu takdir, dan takdir itu yang membawa aku ke takdir yang lain, yaitu Mas Raksa." Sahut Rinjani.
"Haha, bener banget, semua emang takdir dari Allah. Ekhem, udah deh, kamu yang dari tadi di lihatin terus sama si Mamas Kapten, eh malah aku yang baper." Ucap Puspa menggoda Rinjani.
Benar, saat Rinjani melihat bayangan Raksa dalam cermin meja rias, ia bisa mendapati Raksa yang menatapnya begitu intens, bahkan saat Rinjani melihatnya pun, lelaki itu tidak mengalihkan pandangannya. Seolah memang mengakui jika dirinya memang benar memandang Rinjani sejak tadi.
"Udah siap?" Tanya Darma yang baru saja dari dalam kamar mandi.
"Udah Bang, mmm, kita mau langsung ke acaranya Fathan, Rin?" Tanya Puspa kemudian.
"Iya deh." Angguk Rinjani.
Puspa bersiap, mengambil clutch, mengisinya dengan ponsel dan hal remeh temeh untuk perempuan seperti lipstik. Lalu menyambar kado yang ia bawa dan memberikannya ke Darma.
Gantian, Rinjani juga membereskan barang-barangnya. Menaruhnya dalam paper bag yang lumayan besar, dan menyimpannya di sofa kamar. Nanti saat pulang, Rinjani akan mengambilnya kembali.
Puspa lebih dulu keluar bersama Darma. Kemudian Rinjani dan Raksa menyusul. Keduanya saling bergandengan tangan dan saling memandang dengan penuh damba.
"Kamu cantik banget, Rin..." Puji Raksa ke Rinjani dengan senyuman seluas samudera.
"Mas Raksa juga ganteng pake kemeja ini." Sahut Rinjani yang tersipu malu.
"Oh iya Mas, nanti kita ambil kado dulu ya. Tadi Rin tinggal di mobil." Ucap Rinjani.
"Biar Mas aja yang ambil, kamu duluan bareng Puspa dan Darma." Ucap Raksa.
"Eh, emang nggak papa?" Tanya Rinjani tidak enak jadi merepotkan Raksa.
"Nggak papa, sayang..." Raksa sungguh pengertian sekali.
"Ya udah, Rin bakal tunggu di depan ruangan acaranya ya." Usul Rinjani kemudian.
"Iya, nggak papa. Mas usahakan secepat mungkin." Ucap Raksa.
Begitu keluar dari Hotel Laksamana, Rinjani dan Raksa berpisah. Raksa ke parkiran, sementara Rinjani bersama Puspa dan Darma lanjut ke Hotel Rembulan, tempat acara pernikahan Fathan.
"Lihat nih, Rin." Celetuk Puspa kemudian menoleh ke Rinjani.
Puspa menunjuk papan bunga yang lumayan besar. Tertulis SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BRIPTU MHD. AL-FATHAN & FEBY ARINI SALSHABILLA A. M. KEB.
"Hallo Deck pasti jodohnya Hallo Mas!" Celetuk Puspa lagi dengan nada sinis.
Rinjani terkekeh pelan, "Ini yang disakitin siapa, yang emosi siapa sih, Pa? Kamu atau aku? Kok malah kamu yang sewot? Padahal akunya udah biasa aja." Sahut Rinjani menggoda Puspa.
"Kamu yang terlalu baik, Rin. Makanya kebaikan kamu di sepelekan sama orang. Semua perempuan pasti bakalan benci banget sama Fathan kalau tau kelakuannya kaya gimana. Dan berhubung yang disakitin itu kamu, aku juga ikut ngerasa sakitnya." Sahut Puspa kemudian.
"Baik banget sih sahabat aku..." Rinjani menggenggam tangan Puspa dengan tulus.
"Aku nggak sebaik kamu perihal mengikhlaskan, Rin. Udah deh, yuk. Oh iya, Mamas mu kemana?" Tanya Puspa yang baru sadar.
"Ambil kado. Nah, itu dia." Ucap Rinjani melihat keberadaan Raksa yang sudah menghampiri mereka.
"Kirain udah di dalam, ternyata masih disini." Celetuk Raksa yang kini merangkul Rinjani.
"Iya, nunggu Mas dulu. Ayo, kita masuk." Sahut Rinjani tersenyum hangat.
Dan kemudian, akhirnya mereka memasuki Hotel, lalu langsung ke bagian Ballroom Hotel dimana acara Fathan sedang berlangsung. Keadaan di dalam sungguh sangat ramai. Tak jarang, mereka mendapati berbagai anggota satuan polisi disana yang memakai seragam.
"Makan dulu, atau langsung nih?" Tanya Puspa.
"Kita mau langsung aja deh, Pa. Biar nggak lama-lama disini." Ucap Rinjani.
"Oh, oke, kalau gitu have fun ketemu mantannya ya." Sahut Puspa yang kemudian cekikikan sendiri.
Rinjani mendengus, tapi ia juga tertawa mendengarnya. Kemudian mereka berdua langsung menuju pelaminan dimana ada orang tua Fathan juga orang tua mempelai wanita. Pun dengan si pengantin disana yang tampak begitu serasi dengan balutan seragam PDU Polisi juga gaun pengantin warna putih. Sungguh sangat cantik.
Mama Papa Fathan terkejut melihat kedatangan Rinjani, apalagi dengan lelaki yang kini mendampinginya. Meski ada rasa bersalah yang kini melingkupi keduanya.
"Tante, selamat ya." Ucap Rinjani.
"Iya nak Rinjani, terima kasih sudah datang ya." Ucap Mama Fathan.
"Oh iya, Papa Mama kirim salam, maaf juga karena nggak bisa datang." Ucap Rinjani.
"Iya, nggak papa kok, kita ngerti." Sahut Papa Fathan.
"Oh iya, Nak Rinjani kesini bareng sama Abangnya ya?" Tanya Mama Fathan kemudian.
Beliau memang tidak pernah tau wajah Abang Rinjani, Juanda. Jadi dipikirnya, yang bersama Rinjani ini adalah abangnya. Tidak tau saja mereka kalau yang bersama Rinjani ini adalah kekasihnya.
"Oh, bukan Bu, Mas Juanda sibuk dinas. Ini saya bareng sama calon saya, namanya Raksa." Ucap Rinjani memperkenalkan Raksa.
Raksa langsung mengulurkan tangannya untuk menyalimi orang tua Fathan yang terkejut, karena Rinjani sudah memiliki kekasih padahal belum lama ini masih bersama Fathan.
"Raksa, Tante, Om. Calon suaminya Rinjani." Ucap Raksa memperkenalkan dirinya.
Orang tua Fathan saling pandang, Rinjani tersenyum, kemudian memeluk Mama Fathan untuk terakhir kalinya.
"Sekali lagi selamat ya Tante, akhirnya tercapai juga punya menantu anak kesehatan. Idamannya para Ibu-ibu sosialita dan juga Mas-mas Abdi Negara kaya Fathan. Tapi syukurnya, Mas Raksa walau Abdi Negara juga, tapi nggak ikutan ngidamanin Mbak-mbak Nakes kaya Fathan. Makanya, saya beruntung banget bisa lepas dari Fathan, dan bisa sama Mas Raksa sekarang." Ucap Rinjani dengan senyuman 100 Watt.
⚓
_____________20 November 2023
21 November 2023
Publish 06 Maret 2024Padahal Aisy pikir tuh bakalan sampai Chapter 50, di bagian Raksa Rinjani ketemu si Fathan-nya. Ternyata belum bisa, 1 Chapter lagi baru ketemu deh. Eh, tapi biar gimana pun kalian seneng kan nyaksiin ke-uwwuan Rinjani Raksa..😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Laut Untuk Rinjani
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!⚠️⚠️ Update setiap hari Jum'at!!! _________________ "Kalau disuruh memilih antara Laut dan Langit, kamu mau pilih yang mana?" Tanya Raksa kemudian. "Mmm, lautan..." "Kenapa? Bukankah keduanya sama-sama berwarna biru? Bukankah...