45. Kepedulian Seorang Sahabat

1K 69 2
                                    

_____________

Masih bisa Raksa ingat dengan jelas bagaimana cantiknya Rinjani dengan background sunset tadi sore. Apalagi dengan kalimat puitis yang mana itu adalah ungkapan sukanya ke Raksa sendiri. Rasanya Raksa tak bisa berhenti tersenyum mengingatnya.

Rinjani... Kamu sukses membuat seorang Raksa tergila-gila padamu. Sekarang lihatlah, baru 20 menit yang lalu kalian masih bersama dan Raksa melihat sendiri bagaimana Rinjani kembali pulang ke Lubuk Pakam dengan mengendari mobil sendirian. Kini Raksa sudah merindukan gadis itu. Ingin melihatnya selalu, setiap saat. Kalau begini, rasanya Raksa ingin segera membawa Rinjani pengajuan. Agar bisa segera menikah, dan hidup bersama di rumah asrama. Tiap hari pulang dinas, sudah ada istri yang menyambut di rumah. Masya Allah, indahnya wisata masa depan.

"Kenapa kau Sa? Kesambet hantu Laut?" Teguran itu ia dapat dari rekannya. Dewangga.

"Nggak papa," balas Raksa tak acuh.

"Oh iya, siapa cewek cantik tadi sore? Pacar kau kah?" Tanya Dewangga kemudian duduk disamping Raksa.

"Gimana menurut kau, Wa? Cantik tidak?" Tanya Raksa kemudian, tak menjawab tanya dari Dewangga.

"Cantik. Imut gemoy kaya Kunti Bogel!" Sahut Dewangga yang sudah ngakak.

"Anjir! Hati-hati kau ngomong! Lantam kali!" Sahut Raksa sedikit kesal.

Bukan salah Dewangga sih mengatakan hal itu, karena memang Rinjani imut gemoy. Hanya saja, perumpamaannya itu loh, masa ngikut-ngikut trend viral di Tiktok. Kurang ajar sekali mulut tidak ada akhlak milik Dewangga ini.

"Santai lah, Sa. Tapi jujur deh, nemu dimana tuh yang gemoy-gemoy gitu?" Sahut Dewangga serius.

"Nemu di Kereta." Sahut Raksa yang kemudian beranjak masuk ke asrama.

"Lah, masa iya nemu di Kereta? Woy Sa, jelasin maksudnya gimana!" Dewangga ikut masuk mengejar Raksa.

Raksa? Bodo amat! Dia tak ingin menjelaskan dan tak mau cerita. Ntar malah ditikung temennya. Kan gawat, nggak bisa cepat pengajuan kalau kaya gini mah. Tidur di asrama terus sampe bujang lapuk! Hadeh!

Rinjani sudah hampir sampai rumah, namun Puspa mengabari jika ia akan berangkat ke rumahnya. Jadi, sebelum itu, ia akan menyusul Puspa lebih dulu. Sekalian, mumpung ia sedang di luar.

"Baik banget sih, di jemput!" Sahut Puspa begitu memasuki mobil.

"Baik dong, eh tapi sebelum itu kita cari makanan dulu. Biar ngobrolnya enak, sambil makan. Eh, atau kita habis ngobrol lanjut ngedrakor, gimana?" Usul Rinjani.

"Ayo aja deh aku, Rin. Mumpung besok Sabtu." Sahut Puspa.

"Oke!" Angguk Rinjani.

Usai membeli makanan teman mengobrol dan akan lanjut drakoran, akhirnya mereka sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum, Ma Pa." Rinjani langsung menyalimi punggung tangan sang Papa dan juga Mamanya yang kini tengah menonton tv. Puspa juga ikut menyalimi Mama Papa Rinjani.

"Loh, kok ada Puspa?" Tanya Mama heran.

"Iya, Bu, tadi sekalian mau kesini, jadi Rinjani sekalian mampir ke rumah." Jawab Puspa.

"Udah makan belum, Puspa? Kalau belum sekalian bareng Rinjani sana. Pasti dia belum sempat makan nih dari Belawan." Ucap Papa Rinjani.

"Siap Om, Puspa baru aja makan di rumah. Nanti kalau laper lagi bakalan minta ke Rinjani." Angguk Puspa.

"Ya udah, kita masuk dulu Pa, Ma." Pamit Rinjani yang langsung membawa Puspa ke kamarnya.

"Eh, Pa, masuk aja gih. Aku mau ambil piring buat makanan kita. Sekalian buatin kamu minum." Suruh Rinjani.

"Udah, nggak perlu repot-repot, nanti kalau haus aku ambil sendiri, Rin." Sahut Puspa tak enak.

"Udah, sekalian ini." Sahut Rinjani langsung berlalu ke dapur.

Puspa masuk ke kamar Rinjani. Duduk di pinggir ranjang sambil sibuk dengan ponselnya, menggulir beranda Instagram, eh ternyata Rinjani ada posting Instastory baru. Segera Puspa melihatnya. Ternyata itu foto Rinjani dan seorang lelaki yang sedang melihat sunset di lautan.

"Ohh, ini mungkin yang tadi. Kan Rinjani baru aja dari Belawan. Wah, bisa-bisanya dia udah sebucin ini. Penasaran cowoknya gimana ini." Ujar Puspa bicara sendiri. Sangat antusias penasaran juga ikut bahagia dengan Rinjani yang kini sudah memiliki pengganti yang lebih baik dari Fathan.

"Kenapa, Pa?" Tanya Rinjani yang baru masuk kamar dengan sepiring nasi juga lauk.

"Nggak papa, nih, baru aja lihat Instastory mu. So sweet banget sih kalian, bikin iri! Yakin deh aku, kalau si Fathan lihat kamu yang baik-baik aja dan malah makin bahagia, pasti dia nyesel banget, haha." Ucap Puspa terkekeh geli.

"Haha, nggak lah, mana mungkin dia nyesel. Calon istrinya lebih dari aku soalnya, apalagi calon istrinya ini cewek idaman dia. Kayanya nggak akan pernah mungkin buat Fathan nyesel ninggalin aku, Pa." Sahut Rinjani tersenyum tipis.

Puspa yang melihatnya meringis, Rinjani sungguh miris sekali kisah percintaannya. Tapi sekarang, syukurlah ia menemukan sosok tampan yang bisa membuatnya kembali tersenyum.

"Aku selalu pengen tahu, sebenernya hati kamu ini terbuat dari apa sih, Rin? Kenapa bisa jadi setegar ini? Tapi dari segala rasa empati dan kasihan yang aku punya buat kamu, aku kini bahkan mensyukuri bahwa kamu kini sudah menemukan orang baru. Orang yang bisa membuat kamu tersenyum tanpa beban lagi kaya gini. Lihat, kamu ini beruntung banget bisa lepas dari Fathan yang toxic itu. Pokoknya apapun itu, aku selalu dukung bahagia kamu, Rin..." Ucap Puspa dengan tulus.

"Iya, makasih ya, Pa... Aku juga beruntung bisa punya kamu yang selalu dukung aku. Jangan pernah bosen sama aku, dan jangan pernah pergi ninggalin aku ya." Sahut Rinjani yang kini memeluk Puspa dengan haru yang ia punya atas kepedulian Puspa sebagai sahabatnya.

"Haha, iya, pasti. Aku pasti nggak akan pernah ninggalin kamu dan nggak akan bosen temenan sama kamu, Rin. Aku mungkin bisa ketemu banyak orang baru, tapi aku nggak akan pernah bisa nemuin yang kaya kamu di diri orang lain. Kamu itu istimewa, Rin." Sahut Puspa.

"Haha, bisa aja sih ngungkapin kata-kata puitisnya. Belajar dimana, Bu?" Goda Rinjani terkekeh geli.

"Haha, kamu ini. Jadi... Gimana awal ceritanya sama Mas-mas ganteng yang di Instastory itu?"

Tanya Puspa menjadi akhir dari lemparan guyonan mereka. Pun juga dengan Rinjani yang akan memulai menceritakan kisahnya pada sang sahabat.


_____________

24 Oktober 2023
08 November 2023
Publish 24 Januari 2024

Aisy lupa hari ini hari Rabu, biasanya pagi udah update, eh habis nonton Drakor baru ingat kalau harus update Rinjani Raksa😇🙏

Kapten Laut Untuk RinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang