Sabiru naik ke kamarnya, menyusul Rain dengan sepiring makanan ditangannya. Ia masuk tanpa permisi, sebab ini pun kamarnya juga. Ia lihat Rain yang tengah berada di meja belajarnya, dengan beberapa buku yang terbuka dan banyak kertas dihadapannya.
"Makan dulu Rain, abisin dulu ini makanannya", ucapnya sambil mendekat ke arah Rain.
"Taruh situ aja bang, nanti Rain makan kalo udah selesai", ucapnya tanpa menoleh ke arah Biru.
"Berhenti dulu sih, lo siang tadi cuma makan dikit", ujarnya.
"Kalo ngga gue suapin deh, lo bisa sambil ngerjain. Madep sini", tawarnya.
"Ngga mau, bukan anak kecil lagi. Nan—
"Buka mulutnya", meski tengah berprotes, Rain tetap menurut untuk membuka mulutnya.
"Nah gitu kan pinter", pujinya. Pada akhirnya Rain tetap makan dengan disuapi sembari ia mengerjakan soal-soal miliknya.
Tak berapa lama ia selesai dengan makanannya. Biru lantas menyodorkan. minuman yang ia bawa untuk Rain.
"Masih banyak ?", tanyanya, Rain mengangguk.
"Satu aja belum selesai, susah", keluhnya. Biru paham.
"Kerjain satu aja, yang lain ngga usah", ucapnya sambil menarik kertas milik Rain yang lain.
"Terus yang dua gimana ? Nanti Kaje makin marah, ini kan juga huk—
"Perjanjiannya di awal ngga gitu kan ? Apaan masa tiap hari nambah mulu. Udah kerjain itu aja, kalo udah selesai tidur. Eh cek dulu, besok ada ulangan ngga ? Ada tugas yang mesti dikumpul ngga ? Kalo ngga ada langsung tidur", pintanya pada Rain.
Rain lantas mengecek kalender yang memang ia buat khusus untuk semua kegiatannya di sekolah.
"Engga ada, cuma remed, tapi masih minggu depan. Tugas juga udah dicicil waktu istirahat kedua tadi", terangnya.
"Oke nice, gue beresin makan malemnya dulu", ucap Biru, mendengar itu ia lantas bangkit dari duduknya.
"Eh bang, gue aja. Kan hari ini jatah gue buat cuci piring, lo kan masih besok", tahannya pada Sabiru.
"Gue aja udah, mumpung lagi senggang ini. Lagian ngga banyak", ucapnya santai.
"Tapi ini ngga ada syaratnya kan ? Gue udah cape bang, ngga—
"Ngga ada, gue yang niat gantiin lo. Udah ah, gue mau turun, biar kerjaannya cepet selesai. Lo juga, kerjain tugasnya, abis itu langsung tidur", setelah itu Biru lantas keluar dan Rain kembali mengerjakan soal-soal miliknya.
————————
Pukul sepuluh malam, Biru masih terjaga di ruang tamu. Rain sudah tertidur beberapa saat lalu, sebenarnya anak itu masih belum mengantuk, tapi Biru terus memaksanya untuk tidur, jadilah ia menurut kali ini.
Biru menunggu sembari membaca materi miliknya, esok ia ada penilaian, meski sudah paham dengan materinya, tapi ia tetap belajar. Tak menutup kemungkinan jika ia akan lupa besok, jadi tak ada salahnya jika ia kembali mereview materi.
Biru tengah menunggu Andra pulang, ada hal yang perlu ia sampaikan dan utarakan padanya. Cukup lama, Andra sampai di rumah hampir pukul setengah sebelas malam.
"Loh, kok belum tidur cil ? Ada ulangan ya besok ?", tanyanya saat di ruang tamu, Sabiru mengangguk.
"Lanjut besok aja sih, udah malem ini. Sayang mata", sarannya pada Biru.
"Iya, ini tinggal review doang kok, biar ngga lupa aja. Bang, udah makan ? Tadi Kaje beliin makanan, kalo lo belum makan biar gue panasin bang", tawarnya pada Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(coat)
FanfictionTentang Rain- Selayaknya jas hujan yang melindungi pemakainya dari terpaan hujan yang begitu derasnya, begitupun seharusnya peran keluarga yang menjadi pelindung bagi semua anggotanya. Kalian ngeselin !! Tapi gue bersyukur punya kalian, jadi tolong...