Malam ini, waktu menunjukkan pukul delapan malam dan Andra masih berada di kantornya. Tidak, ia tak lagi bekerja, ia kini tengah melamun di ruangannya. Ia baru selesai bercakap dengan orang tuanya— papanya, beberapa saat lalu. Ada hal penting yang baru saja papanya sampaikan padanya, yang menjadi alasan dirinya termenung saat ini.
Ia masih terus melamun, sampai-sampai ia tak sadar bahwa kini seseorang tengah masuk kedalam ruangannya.
" Ndra", panggil orang itu, namun Andra masih tak bergeming.
" Andra", panggilnya sekali lagi sambil menepuk pundak Andra, membuat Andra terkejut dan tersadar dari lamunan lamanya.
" Eh iya?", jawabnya spontan.
" Loh, Venna? Kapan masuk? Kok udah disini aja", ucapnya saat menyadari bahwa kini Ravenna— kekasihnya— ada dihadapannya.
" Tadi, kamu bengong, udah dipanggilin juga, tapi masih betah bengongnya. Kenapa? Lagi ada masalah ya?", tanyanya sambil mendudukkan dirinya disamping Andra.
Andra hanya menggeleng menjawab ucapan dari Venna. Venna menghela napasnya lelah, selalu saja seperti ini.
" Ndra, kam—
" Aku ngga papa, ngga ada masalah apa-apa", Ravenna yang hendak berucap kembali terpotong oleh ucapan Andra. Ia mengalah.
" Hmm, syukur kalo ngga ada apa-apa, ini udah jam 8, kamu ngga pulang?", tanyanya.
" Nanti, aku masih mau disini bentar", jawabnya.
" Kamu sendiri ngga pulang?", tanya balik Andra.
" Ini baru mau pulang, niatnya mau ngajak kamu bareng sekalian. Kalo dipikir, udah lama kita ngga pergi bareng Ndra. Terakhir waktu pergi sama Rain waktu itu kan?", terangnya pada Andra dengan maksud tersirat didalamnya.
" Kamu mau jalan?", tanyanya yang memotong ucapan Ravenna. Mendengar itu, Ravenna mengangguk mantap, ia memang mendambakan pergi berdua dengan Andra. Sudah lama rasanya, beberapa kali rencananya bersama Andra gagal sebab Andra yang tiba-tiba ada urusan.
Bukan salah Andra sepenuhnya, Ia juga sama sibuknya dengan Andra sebenarnya, pekerjaannya sebagai KOL cukup menguras waktu yang ia punya. Cukup sulit mencocokkan jadwal senggang miliknya dengan Andra. Lagipun, Andra juga mesti banyak membagi waktu dengan adik-adiknya.
Ravenna memaklumi hal itu, toh ia juga sama sibuknya sebenarnya. Tapi ia juga mau seperti pasangan pada umumnya, menghabiskan waktu bersama pasangannya, menghabiskan waktu yang ada untuk bercengkrama bersama.
" Yaudah, kita jalan. Tapi mungkin deket-deket sini aja ya ? Ngga papa kan?", terangnya yang lantas mendapat anggukan mantap dari Ravenna.
" Iya ngga papa", setelah itu keduanya lantas keluar. Ravenna yang memang hari ini tidak membawa kendaraan pribadi pun lantas ikut dengan Andra. Andra menuruti permintaan Ravenna hari ini, toh memang jarang keduanya jalan bersama, selain itu juga ada yang ingin ia sampaikan pada Ravenna.
Keduanya mendatangi tempat yang selalu ramai didatangi oleh orang-orang setiap malam nya, apalagi jika bukan taman kota. Taman kota disini selalu jadi andalan banyak orang untuk didatangi, selain karena tempatnya yang cantik juga banyak hal yang bisa mereka lakukan disini.
Lagi, tempat itu tak jauh dari kantor tempat keduanya bekerja, tak jauh pula dari tempat tinggal keduanya.
Sesampainya disana, keduanya berjalan beriringan mencari tempat yang pas untuk singgah. Entahlah, meski tampak banyak orang disini, tapi selalu ada space yang bisa mereka gunakan untuk sekedar duduk atau menikmati makanan yang mereka pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(coat)
FanfictionTentang Rain- Selayaknya jas hujan yang melindungi pemakainya dari terpaan hujan yang begitu derasnya, begitupun seharusnya peran keluarga yang menjadi pelindung bagi semua anggotanya. Kalian ngeselin !! Tapi gue bersyukur punya kalian, jadi tolong...