18. Jealousy

1.1K 125 3
                                    

Hari itu Jefran benar-benar mengajak ketiganya berlibur bersama. Mereka begitu menikmati liburan mereka, bahkan Andra yang tak ikut pergi pun turut senang ketika Jefran membagikan video ketika adik-adiknya tengah bermain bersama. Ia juga turut lega sebab merasa bisa mempercayakan ketiganya pada Jefran.

Ia rasa ia tak akan lagi mendengar Jefran yang kembali overthinking seperti sebelumnya. Jujur saja, lebih sulit meyakinkan Jefran yang tengah overthinking ketimbang dengan dua adiknya yang lain. Jefran tak akan bisa berhenti memikirkannya kecuali ia menghadapi sendiri situasi tersebut didepannya. Dan benar saja, ia mendengar dan melihat semuanya langsung dari kedua adiknya, dan itu cukup mengobati pikiran negatif nya selama ini. 

Setelah dua hari berlibur bersama, kini semua anggota keluarga Wiratama termasuk Rio didalamnya kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jefran yang sempat bebas tugas selama dua hari pun kini kembali berkutat dengan tugas dan laporan-laporan dihadapannya. Begitupun Sabiru yang juga sibuk dengan tugas dan latihan-latihannya.

Andra sudah pulang sejak dua hari lalu. Kepulangan Andra dari perjalanan bisnis sangat dinantikan oleh Rain. Ia begitu antusias dan tak sabaran saat Andra mengabari bahwa ia akan pulang hari itu. Andra yang sebelumnya merasa sangat lelah karena padatnya pekerjaan yang ia punya sebelumnya, tiba-tiba saja merasa lebih semangat sebab melihat antusiasme dari Rain yang menunggunya untuk pulang.

Rain amat pandai menyenangkan orang lain, ia selalu bisa membuat orang merasa dihargai dan dibutuhkan, ia seolah tak akan pernah membiarkan orang lain merasa ditinggalkan dan diabaikan.

Hari ini hari terakhir Rio berada dirumah mereka. Esok orang tuanya datang dan ia akan pindah ke rumah barunya. Ya walaupun sebenarnya masih satu komplek dengan Rain dan hanya beda beberapa blok saja.

Rio tengah berkemas, dibantu dengan Rain dan Sabiru yang kini ada dikamarnya. Andra dan Jefran juga ada dirumah, mereka tengah berada di dapur, memasak untuk makan malam.

"Yah besok gue dirumah sendiri dong", keluh Rio sambil memasukkan baju ke dalam koper miliknya.

"Kan ada tante sama om Angga ?", sahut Rain.

"Ih bukan gitu, maksudnya gaada lagi temen mainnya", ucapnya lagi.

"Rumah kita deket Yo, lo bisa dateng kesini kalo lagi bosen, atau kalo lo lagi di tinggal sama orang tua lo nanti. Beda blok doang, dateng aja sih, toh pasti ada Rain dirumah", ucap Sabiru.

" Bener tuh, ngga usah sok-sok sungkan. Kemaren juga gimana ngrusuhin kamar gue", sahut Rain yang lantas dibalas cengiran oleh Rio.

"Ini udah semua kan Yo ? Kalo misal ketinggal juga tinggal ambil kan", Rio mengangguk.

" Masih kurang sebenernya", ucapnya menggantung yang lantas membuat keduanya penasaran.

"Tuh satu lemari masih belum gue angkutin", lanjutnya yang lantas mendapat cubitan kecil dari Rain.

" SAKIT", keluhnya.

"Jangan lo macem-macem pake baju gue ya!!", larangnya pada Rio.

"Larangan adalah perintah", jawabnya sambil menjulurkan lidah.

" Gue bakar nanti semua baju lo", ancamnya yang tak serius.

"Bakar aja, nanti gue bisa pake baju lo", bukan Rain dan Rio namanya kalau tidak meributkan hal-hal yang tak penting. Sebelum keduanya saling bertengkar Sabiru harus lebih dulu menahannya.

"Udah ributnya nanti lagi, ini beresin dulu biar kita cepet makan", ucap Sabiru menengahi keduanya.

Akhirnya keduanya menurut, meskipun masih dengan keributan kecil yang mereka ciptakan sendiri. Tak berapa lama, ketiganya selesai berkemas dan lantas turun menuju meja makan untuk makan bersama.

Rain(coat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang