17. Proof it

1.3K 142 14
                                    

Esok paginya, sekitar pukul setengah enam Rain bangun dari tidurnya. Ia lihat Rio yang masih terlelap disampingnya. Rio selalu saja begitu, padahal awalnya ia tidur diranjang milik Sabiru tapi entah kapan ia berpindah, setiap paginya ia pasti tengah berada di ranjang yang lain.

Setelah menyingkirkan kaki Rio yang menindih tubuhnya, Rain lantas bersiap untuk membersihkan diri. Mandi dan menyiapkan untuk keperluan sekolahnya. Setelah semua siap, ia lantas turun menuju ke dapur.

"Eh ? Kok kosong, bang Andra kesiangan kah ?", ucapnya yang nampaknya lupa jika Andra tengah pergi ke luar kota.

Ia lantas naik lagi ke lantai dua, menghampiri kamar Andra yang berada diantara kamarnya dan kamar Jefran. Diketuknya pintu kamar Andra berulang kali tapi tak ada jawaban darinya.

"Ish, ini pasti semalem lembur lagi nih. Kalo kesiangan gini pasti semalam ngga tidur", monolognya sambil terus memanggil Andra.

Nyatanya panggilan yang Rain buat membangunkan Jefran yang tidur di ruangan sampingnya, mendengar Rain yang berteriak ia lantas menghampirinya.

"Rain ? Ngapain didepan kamar bang Andra ?", ucapnya yang sempat mengejutkan Rain.

"Bang Andra kesiangan kayanya, ini dipanggil ngga nyaut-nyaut", keluhnya.

"Lo lupa kah kalo bang Andra lagi kerja ? Kan kemaren udah dipamitin", ingatnya pada Rain.

"Eh? Oiya, kemaren kan jadi pergi", ucapnya yang nampak kecewa.

"Mau bangunin buat sarapan ya ?", tanyanya, Rain mengangguk.

" Mau beli aja ? Gue anter abis ini, tapi siap-siap dulu ", tawarnya pada Rain.

" Lo ngga masuk pagi kak?", tanyanya.

"Masih jam 8, nyukup lah. Mau ngga ?", mendengar tawaran itu, Rain mengangguk antusias.

" Oke, tunggu gue di mobil. Lo bisa panasinnya kan ? Gue bentaran doang kok, cuci muka sama sikat gigi doang", ucapnya lagi.

"Bisa kok, gue tunggu mobil ya kak", setelah itu keduanya lantas berpisah, Rain yang menuju garasi dan Jefran yang kembali ke kamarnya. Setelah selesai bersiap, Jefran pun lantas menghampiri Rain yang sudah menunggu dimobilnya. Kini keduanya tengah berada dijalan untuk membeli sarapan bersama.

" Mau beli apa ?", tanyanya pada Rain.

" Apa ya kak ? Masa bubur lagi sih, bosen", keluhnya. Mendengar jawaban dari Rain, Jefran nampak berpikir sebentar.

" Gue ada langganan sama temen-temen gue sih, mau nasi uduk ngga ? Kayanya jarang-jarang kan kita makan nasi uduk ?", tawarnya. Rain nampak tertarik, ia lantas mengangguk dengan antusiasnya.

"Mauu, eh iya lagi kita ngga pernah makan nasi uduk. Ada sate-sate nya ngga kak ?", tanyanya.

"Ada deh kayanya, ibunya ngga cuma jual nasi doang kok, ada jajan pasar juga. Mau ?", tawar Jefran.

"Boleh kah ?", tanyanya.

"Boleh aja, ntar lo pilih sendiri deh", setelah mendapat persetujuan dari Rain, Jefran lantas melajukan mobilnya menuju ke tempat yang ia tawarkan pada Rain sebelumnya.

Sampai disana, suasana cukup ramai, banyak orang yang sama seperti dirinya tengah mengantri untuk membeli makanan. Rain yang melihat begitu banyak jajanan dengan tak sabaran lantas turun. Lihat lah, kini bahkan ditangannya sudah ada kotak yang ia siapkan untuk mengambil banyak makanan.

"Jajannya ngga usah terlalu banyak. Lo kan ntar sarapan juga. Beli secukupnya aja, beliin buat Rio sama Acil juga. Beli yang kira-kira lo bisa abisin, soalnya kalo nyisa, makanannya ngga bisa dimakan lagi pas siangnya", ucap Jefran pelan sebelum Rain kalap dengan jajanannya. Rain menurut.

Rain(coat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang