Forgive Me; 01

340 19 6
                                    

Forgive Me
.

.
.
.
HAPPY READING

Seorang gadis kini tengah berlari dengan tergesa-gesa agar tidak terlambat untuk pergi ke sekolah. Meyna Aurora Alicia, seorang gadis berambut sebahu yang memiliki sifat pendiam kini tengah merasakan khawatir yang luar biasa. Khawatir jika dirinya akan dihukum oleh guru lantaran terlambat.

Meyna melangkahkan kakinya dengan cepat ketika melihat gerbang sekolah yang hampir saja tertutup. Meyna membulatkan mata ketika melihat penjaga gerbang mulai menggeret pintu gerbang agar tertutup. Meyna langsung saja menarik lengan pak Andi dengan kencang. Tentunya itu membuat pak Andi langsung menolehkan pandangan ke arah Meyna.

Tatapan datar pak Andi berikan pada Meyna yang kini masih mengatur napas. "Ada apa?!" tanya pak Andi dengan nada yang ketus.

Menghela napas sejenak, Meyna tersenyum terpaksa. "Jangan ditutup dulu, Pak. Saya ada ulangan harian, jadi saya nggak boleh terlambat. Pliss, saya boleh masuk, ya?"

Meyna menatap pak Andi dengan sayu membuat pak Andi sedikit iba dengan Meyna. Dengan terpaksa, pak Andi menganggukkan kepala membuat senyum di bibir tipis Meyna terbit.

"Makasih banyak pak! Makasih banyak!" Meyna memegangi tangan pak Andi sembari mengguncang pelan.

"Ya sudah masuk!" titah pak Andi yang dijawab anggukan kepala oleh Meyna.

"Makasih, Pak!" Meyna langsung saja membawa langkahnya masuk ke dalam area sekolah.

Helaan napas terdengar di mulut Meyna. Tentu itu sedikit menyita waktu, apalagi Meyna adalah orang yang pendiam dan jarang berbicara. Jadi, ketika berbicara seperti tadi pun, Meyna merasa kelelahan dan lemas. Entahlah, ada yang aneh dengan dirinya.

Ketika berada di koridor, tepukan pada punggung Meyna rasakan. Dan Meyna sudah dapat menebak siapa pelaku dari ini semua. Sudah pasti, ini adalah ulah dari teman Jovan yang tergolong menyebalkan. Itu adalah Keynan Algara. Cowok yang selalu mengganggu Meyna ketika Meyna tengah merasa lelah.

Meyna menghentikan langkahnya lantas menoleh ke arah belakang. Di mana di sana sudah terdapat Jovan dan juga Keynan. Jovaniel Virendra, adalah cowok cuek teman dari Keynan. Berbeda dengan Keynan, Jovan tergolong tidak mau mengganggu Meyna di saat ada banyak orang. Tetapi tetap saja, Jovan adalah cowok yang selalu memerintah Meyna dalam hal apa pun. Bahkan, sekedar memasang tali sepatu saja, harus Meyna yang melakukan.

"Ada apa?" tanya Meyna dengan sorot wajah yang datar.

Keynan mendecih serta menepuk pelan dahi Meyna. Meyna yang merasakan itu pun hanya bersikap datar. "Turuti kemauan Jovan sekarang juga."

Pandangan Meyna langsung terarah pada Jovan yang kini tengah melipat tangan di depan dada. Meyna memutar bola mata malas. "Mau lo apa, sih?" tanya Meyna.

"Bawain tas gue." Jovan langsung melemparkan tas nya ke arah Meyna. Jika saja Meyna tidak mempersiapkan diri, sudah pasti tas nya akan terjatuh ke lantai. Dan Jovan, Jovan justru langsung melenggang pergi dari hadapan Meyna, dengan Keynan yang menyusul.

Meyna mengepalkan tangannya lantaran kesal. Di koridor banyak sekali orang-orang yang melihat Meyna diperintah oleh Jovan barusan. Tentunya itu mengundang banyak ucapan kasar yang dituju pada Meyna.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang