FORGIVE ME
.
.
.
.
HAPPY READINGJovan melangkahkan kakinya dengan santai menuju UKS. Ia mendapat kabar jika Keynan sakit, sebagai teman yang baik, ia akan menyusul Keynan. Meski dirinya belum mendapat izin, ia tetap ingin datang.
Sesampainya di depan pintu UKS, Jovan samar-samar mendengar suara Keynan yang tengah berbicara. Entah dengan siapa Keynan bicara, Jovan merasa sedikit penasaran. Akhirnya, ia hanya berdiri di hadapan pintu tanpa mau masuk terlebih dahulu.
Ketika dilihat secara teliti, Keynan tengah berbicara lewat ponsel.
"Gue nggak mau tau! Lo harus jujur kalau lo yang udah hamilin Kila!" Terdengar suara Keynan yang menggema. Mungkin laki-laki itu mengira, tidak ada satu orang pun di sana.
Jovan menautkan alis ketika nama Kila disebut. Pertanyaan demi pertanyaan kini muncul di dalam benaknya. Ada hubungan apa Keynan dengan Kila, sampai-sampai dia menyuruh seseorang untuk jujur?
Jovan yang penasaran pun langsung mendekatkan telinganya ke arah pintu yang sedikit terbuka.
"Gue nggak mau kalau orang-orang tau kalau gue udah buat dia hamil! Gue juga nggak mau kalau Meyna tau, lo tau sendiri kalau dia sayang banget sama Kila. Kalau dia tahu gue pelakunya, pasti gue bakal dilaporin ke polisi."
Jovan membelalakkan matanya. Ia mematung di tempatnya ketika mendengar hal itu. Apakah semua ini nyata? Apakah Keynan selaku temannya itu benar-benar melakukan hal yang tidak senonoh itu?
Jovan mengeratkan kepalan tangannya lalu membuka pintu UKS dengan cukup kencang. Tentu itu membuat Keynan langsung menatap ke arah Jovan. Tatapan Jovan tajam, dan Keynan tidak mengerti arti dari tatapan itu. Wajah Jovan pun tampak memerah seolah menahan emosi yang akan diluapkan saat ini juga.
Rasa panik mulai menghantui hati Keynan. Apakah Jovan mendengar percakapan dirinya dengan seseorang di telepon tadi? Jika saja iya, maka tamatlah riwayatnya kali ini.
Jovan mendekat lalu memberikan pukulan pada wajah Keynan dengan cukup keras. Bahkan, hidung Keynan pun sampai mengeluarkan cairan berbau anyir itu.
Keynan menatap Jovan tajam. Ia bangkit dari duduknya lalu berdiri tepat di hadapan Jovan. "Maksud lo apa hah?! Kenapa lo dateng langsung pukul gue?!"
Jovan tertawa miris. "Lo masih nanya alasannya apa?! Lo sadar ngga sama omongan lo tadi?! Lo brengsek ternyata, ya?!"
Jovan menarik kerah pakaian Keynan dengan kuat. Keynan tidak memberontak, karena ia tahu jika Jovan pasti mendengar ucapannya tadi.
Jovan mendorong tubuh Keynan dengan kuat hingga tubuh Keynan terbentur dinding. Jovan melangkah maju mendekat ke arah Keynan lagi. Ia memberikan pukulan bertubi-tubi pada tubuh Keynan.
"BRENGSEK ANJING!" Jovan memberikan pukulan lagi dan lagi, bahkan hingga darah terus keluar dari hidung Keynan.
"Gue juga brengsek! Tapi gue nggak pernah berbuat kayak gitu ke perempuan, Keynan! Itu cewek! Bahkan cewek itu udah meninggal! Sekarang gue bisa simpulkan, kalau dia meninggal karna mikirin semuanya! Lo pasti nggak mau tanggung jawab, makanya dia stress!" Satu pukulan kembali Keynan dapatkan. Sejauh ini, Keynan belum melawan sama sekali.
Lalu tak lama kemudian, Keynan mendorong tubuh Jovan cukup keras. Ia menyeka darah yang terus mengalir dari hidungnya. Keynan menatap Jovan datar.
"Nggak usah sok paling suci, Van. Lo juga udah jahat sama cewek. Lo jahat sama Meyna! Dia nggak salah sama sekali, tapi lo malah perlakuin dia kayak gitu!"
Jovan bergeming. Itu memang benar, Meyna sama sekali tidak memiliki salah atas kesalahan abangnya. Karena mau bagaimana pun, yang salah tetaplah Kaivan, abangnya Meyna. Tetapi ketika mengingat kesalahan yang diperbuat oleh Keynan, itu sudah menjadi kesalahan yang fatal. Terlebih lagi ketika mengetahui fakta bahwa gadis bernama Kila itu sudah tiada.
Jovan akhirnya kembali menatap Keynan dengan tatapan tajam. "Gue nggak pernah hamilin cewek, apalagi sampai dia meninggal. Lo pembunuh, Keynan!'
Napas Keynan memburu ketika mendengar itu. Ia lalu mendekat ke arah Jovan dan langsung saja memberikan pukulan cukup keras pada wajah Jovan. Jovan yang merasakan itu tidak tinggal diam. Ia memberi balasan atas perlakuan Keynan barusan.
Hingga ketika Keynan sudah lemah tak berdaya di lantai rumah sakit, Jovan duduk di samping laki-laki itu.
"Lo harus tanggung jawab atas hamil dan kematiannya Kila, Keynan! Gue nggak mau tau!"
"Apa?!" Suara seorang gadis yang baru saja muncul membuat Jovan menoleh ke sumber suara.
Jovan termangu di tempat ketika melihat Meyna yang sudah berdiri di dekat pintu. Dan Jovan baru mengingat bahwa ia memerintah Meyna untuk membeli makanan. Dan kini, makanan itu sudah terjatuh berserakan di dekat pintu.
Mata Meyna memanas ketika mendengar perkataan Jovan. Ia mendekat ke arah Jovan sembari melirik sekilas ke arah Keynan yang sudah terkapar lemah di lantai. Tatapan Meyna kembali mengarah ke arah Jovan.
"Ja-jadi pe-pelakunya Keynan?" tanya Meyna pada Jovan dengan suara yang bergetar.
Jovan menatap Meyna dengan tatapan datar. Ia tak tahu harus merespons apa. Ia hanya diam di tempatnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bibirnya terasa kelu, ia sama sekali tidak bisa menyangkal perbuatan buruk Keynan.
"Kila salah apa sama lo, Keynan! Dia salah apa sama lo?!" sentak Meyna dengan air mata yang sudah mengalir dengan sendirinya.
Meyna mendekat ke arah Keynan yang masih terkapar lemah. "Dia pernah berbuat salah sama lo? Dia pernah perlakuin lo buruk?"
Keynan diam. Ia hanya fokus untuk mengatur napasnya yang sudah mulai tersengal.
"DIA SALAH APA GUE TANYA?! KENAPA DIEM AJA?!" Emosi Meyna sudah berada di puncak. Ia bahkan sampai mengguncang tubuh Keynan yang masih terkapar itu.
Meyna menutup wajahnya menggunakan telapak tangan lantaran tak sanggup berkata-kata lagi. Ia tak menyangka jika yang sudah menghamili Kila benar-benar berada di dekatnya. Tubuhnya melemas, ia tak tahu harus berbuat apa selain menangis.
"Gue nggak nyangka kalau lo kayak gini, Key. Gue kira lo cuma nakal selayaknya anak remaja aja. Tapi ... ternyata lebih dari itu. Tunggu aja, Key. Gue bakal laporin ini ke kepala sekolah."
"Berani lo laporin ke kepala sekolah, gue nggak akan segan-segan buat keluarga lo nyusul Kila di sana," peringat Keynan.
Jovan yang mendengar itu pun menatap tajam temannya, yang mungkin tidak akan berteman lagi. "Sampai lo berani lakuin itu, lo berurusan sama gue."
Jovan menarik tangan Meyna lalu membawa Meyna pergi dari sana. Keynan yang melihat itu pun tertawa remeh.
"Liat aja Mey, gue bakal pastiin kalau lo nggak akan bisa laporin gue. Kalau sampe itu terjadi, maka gue akan bunuh lo saat itu juga."
![](https://img.wattpad.com/cover/361977993-288-k335628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Ficção AdolescentePerihal gadis yang menjadi bahan untuk meluapkan emosi. Gadis yang menahan emosinya sendiri. Gadis yang selalu bingung harus berpulang ke mana. Ketenangan seolah tak pernah berpihak pada gadis itu. Masalah keluarga, teman, dan masalah yang lainnnya...