Forgive Me; 20

32 5 0
                                    

FORGIVE ME
.
.
.
.
HAPPY READING





Setelah kejadian jatuh dari motor, Reyhan tentu mengantar Meyna hingga masuk ke dalam rumah. Rumah Meyna tampak sepi tak sama ketika Reyhan datang ke sini kala itu.

Reyhan membantu Meyna berjalan ke arah sofa yang ada di ruang tengah. Tubuh Meyna masih terasa panas sekali. Bahkan, ketika Reyhan memegang telapak tangan Meyna saja, itu terasa sangat panas.

Setelah Meyna sudah duduk, Reyhan bangkit membuat netra Meyna menatap Reyhan aneh.

"Lo mau ke mana?" tanya Meyna dengan nada yang lirih.

Reyhan tersenyum tipis. "Gue mau ambilin lo air minum. Buat minum obat yang tadi," jawab Reyhan dengan lembut.

Sebelum pulang ke rumah tadi, Reyhan sekalian saja membawa Meyna ke dokter. Ia terlalu takut jika terjadi sesuatu pada Meyna. Namun, jawaban yang dokter itu berikan membuat hati Reyhan sedikit lega. Karena Meyna ... hanya terkena demam saja.

Meyna yang mendengar itu pun mengangguk paham. Ia tak melarang Reyhan untuk masuk ke dalam dapur yang ada di rumahnya. Karena keluarganya pun sudah tahu jika keduanya itu dekat. Namun tetap saja, ketika tidak ada Reyhan, keluarga Meyna selalu berpikiran buruk terhadap Reyhan.

Ketika Reyhan tengah berjalan menuju dapur, tiba-tiba saja adik dari Meyna tengah berada di dapur dengan musik yang dinyalakan cukup keras. Reyhan yang melihat itu pun kikuk. Bagiamana tidak merasa tak enak, Danesa tengah berjoget di depan kamera. Tentu saja itu membuat Reyhan sedikit tidak ingin masuk ke dalam dapur. Namun, Meyna butuh air untuk meminum obat. Reyhan kebingungan sekarang.

Duhh, ini bocah ngapain joget-joget begitu sih. Bikin pengen muntah aja deh. batinnya.

Tak lama setelah itu, Danesa menoleh ke arah belakang. Betapa kagetnya ia ketika melihat adanya seseorang yang ia sangat ia kenali. Di mana itu adalah sahabat dari kakaknya sendiri.

Danesa menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal sama sekali lantaran merasa malu. "Eh Kak Reyhan, kenapa di sini, Kak?" tanya Danesa.

Reyhan menghela napas kasar ketika melihat wajah Danesa yang terlihat senang ketika bertemu dengannya. "Mau ambil air buat Meyna," jawabnya cuek.

Mendengar nama Meyna disebut, Danesa menghela napas. "Oh..."

Reyhan mengerutkan kening ketika menyadari nada bicara Danesa berubah setelah nama Meyna disebut. Tentu saja itu terasa aneh baginya. Dan Reyhan juga sedikit heran dengan keluarga Meyna. Dari mulai orang tua, adik bahkan abang, Reyhan tak pernah melihat Meyna bersama mereka. Apakah mungkin Meyna ada masalah dengan keluarganya?

"Ngapain lo gak sekolah?" tanya Reyhan dengan nada yang cuek.

Danesa terkekeh pelan. "Gak boleh sekolah sama mama, soalnya aku agak gak enak badan."

Reyhan tersenyum ketika mendengar itu. Sakit kok joget-joget kek cacing kremi.

Dengan begitu, Reyhan memilih mengangguk saja sembari meraih gelas. Setelahnya, Reyhan menuangkan air ke dalam gelas yang ia ambil tadi. Lalu, Reyhan pergi meninggalkan Danesa yang kini tengah mengerucutkan bibir ketika melihat sikap cuek dari Reyhan itu.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang