FORGIVE ME
.
.
.
.
HAPPY READINGPemandangan yang indah kerap sekali Meyna lihat. Tetapi kali ini, pemandangan tampak jelas indahnya dengan suasana sore yang menyegarkan. Berada di ketinggian sekitar sepuluh meter membuat pemandangan itu bisa dengan jelas Meyna lihat.
Senyuman Meyna terbit dengan manisnya membuat lelaki yang ada di sampingnya terpana dengan manisnya senyuman itu. Kelopak matanya bahkan sampai tidak berkedip sedikit pun.
Tersadar sedang diperhatikan, Meyna menoleh ke arah Reyhan yang masih menatapnya. Meyna mengerutkan kening merasa aneh dengan Reyhan kali ini. Dengan gerakan yang cepat, ia cubit lengan Reyhan membuat Reyhan langsung terlonjak kaget serta berteriak lantaran merasa sakit.
"Sakit, Mey!" ringisnya sembari mengusap lengannya.
Meyna tertawa pelan melihat Reyhan yang kesakitan. Tentunya itu membuat Reyhan mengerucutkan bibirnya kesal. Meyna yang melihat itu pun lantas menepuk pelan bibir Reyhan itu.
"Jangan gitu, jelek!" Meyna terkekeh.
Reyhan menganggukkan kepala lantas mengalihkan pandangannya ke arah senja yang sebentar lagi mungkin akan menghilang. Meyna pun turut menatap senja di rumah pohon yang terdapat di pinggir danau yang jauh dari jalanan kota.
"Gue suka lihat senja, Mey." Reyhan menatap Meyna kembali sembari menyangga dagunya.
Meyna tersenyum tipis. "Gue juga, Reyhan. Indah, indah banget senjanya."
Senyuman pun terbit di bibir Reyhan. Gue suka senjanya, cantik. Apalagi kalau lihatnya sama lo, Mey. Lo nggak kalah cantik dari senja itu.
"Katanya senja itu bisa menenangkan pikiran, itu bener nggak sih Mey?" tanya Reyhan dengan menatap Meyna dalam.
Meyna yang mendengar itu lantas menatap ke arah Reyhan. Perlahan, ia menghela napas lantas tersenyum setelahnya. "Katanya sih gitu, Rey. Tapi kayaknya memang bener, soalnya gue ngerasain."
Reyhan menautkan alisnya. "Emangnya lo lagi mikirin apa, Mey? Nggak mau cerita ke gue?"
Mendengar itu, Meyna terkekeh pelan. "Nggak gitu maksudnya, Rey. Gue cuma ngerasain aja tenangnya waktu lihat senja."
"Apa lo nggak punya cerita tentang hari ini dan kemarin, Mey? Gue mau denger dong."
Entah mengapa Meyna tiba-tiba teringat dengan dirinya yang kemarin ditolong oleh Naufal. Orang yang ia suka. Dengan itu, Meyna memegang kedua tangan milik Reyhan sembari tersenyum dengan lebarnya.
"Tau nggak sih, Rey."
"Nggak tau."
Meyna memukul lengan Reyhan cukup keras. "Gue belom ngomong!" kesalnya.
Meringis pelan, Reyhan terkekeh setelahnya. "Iya ada apa? Kayaknya seneng banget nih."
"Gue kemarin ditolong sama Naufal."
Sorot wajah Reyhan langsung berubah datar ketika nama Naufal disebut. Yang Reyhan tau, Meyna menyukai Naufal semenjak satu kelas dengan Naufal. Meskipun tidak begitu kentara oleh orang-orang, Reyhan selalu tahu itu. Karena Meyna pun kerap sekali bercerita tentang lelaki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/361977993-288-k335628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Teen FictionPerihal gadis yang menjadi bahan untuk meluapkan emosi. Gadis yang menahan emosinya sendiri. Gadis yang selalu bingung harus berpulang ke mana. Ketenangan seolah tak pernah berpihak pada gadis itu. Masalah keluarga, teman, dan masalah yang lainnnya...