Forgive Me; 19

31 6 0
                                    

FORGIVE ME
.
.
.
.
HAPPY READING







Meyna membuka matanya perlahan. Pandangan pertama yang ia lihat di sampingnya adalah Reyhan yang tengah tertidur. Meyna menghela napas sembari menatap ke arah langit-langit kamarnya.

Kepalanya berdenyut cukup keras seolah dibentur ke tembok berkali-kali. Meyna tak tahu harus melakukan apa agar rasa sakit itu bisa menghilang dari kepalanya. Meremat kuat dengan rintihan yang keluar dari mulut, itu membuat Reyhan mendongakkan wajah lalu menatapnya khawatir.

Reyhan memegang lengan Meyna lalu bangkit dan langsung membawa Meyna ke dalam dekapan. Reyhan kerap sekali memperlakukan Meyna seperti ini. Ketika Meyna sakit, maka pelukan Reyhan akan selalu datang menghampiri.

Meyna tak diam saja, ia meremat kuat-kuat pakaian yang dipakai oleh Reyhan. Reyhan tentu merasakan itu, ia usap pelan punggung Meyna dengan senyuman sayu yang ia berikan.

"Sakit banget ya, Mey?" tanya Reyhan lalu melepas dekapannya.

Meyna menganggukkan kepala pelan sembari memberikan senyuman. Reyhan paham betul jika Meyna tidak kuat menahan, tetapi pura-pura kuat jika di hadapannya. Sebenarnya Reyhan tak tahu apa yang disembunyikan Meyna terhadap dirinya. Rasanya begitu aneh jika Meyna kerap berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Reyhan tak pernah percaya akan perkataan itu.

Tak tahu apa yang Meyna tutupi, Reyhan lebih memilih diam dengan terus memberikan perhatian terhadap Meyna agar tidak terlalu merasakan sakitnya sendirian. Meyna ... akan menjadi prioritas utama setelah bundanya.

"Kita pulang aja, ya?" tanya Reyhan lagi.

Meyna menatap wajah Reyhan dengan sendu. "Emangnya boleh?"

Reyhan tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Meyna dengan lembut. "Boleh, nanti gue izinin."

Meyna menghela napas kembali dengan tatapan yang masih terlihat sendu di mata Reyhan. "Gue takut kalau gak boleh, Rey ...."

"Jangan dipikirin, biar gue izinin ya? Nanti gue minta seseorang buat beresin barang-barang lo di kelas."

Tanpa berpikir panjang, Meyna menganggukkan kepala. Tak lama setelah itu, Reyhan keluar dari UKS meninggalkan Meyna sendiri.

Meyna juga tak tahu mengapa tubuhnya jadi selemah ini. Hanya karena terkena air hujan saja, ia sudah sakit seperti ini. Bagaimana jika ia harus bekerja lalu pulang di malam hari?

Tiba-tiba saja pemikiran itu masuk ke dalam otaknya seolah meminta Meyna untuk memikirkan masalah sekecil itu. Meyna selalu berpikir, akhir-akhir ini tubuhnya tak bisa diajak kerja sama. Entah itu karena sakit, atau karena banyak pikiran saja.

Meyna merebahkan kembali tubuhnya lantaran merasakan pening yang kembali menyerang kepala. Meyna menatap langit-langit kamar UKS itu dengan pandangan sayu.

Pagi tadi, saat Meyna bangun dari tidurnya, Meyna mendapati tubuhnya sudah berada di kamar. Tak tahu siapa yang telah memindahkan dirinya ke kamar, tetapi Meyna menemukan sedikit belas kasih sayang dari perlakuan itu.

Membayangkan itu, Meyna sangat-sangat ingin tahu siapa yang sudah melakukan hal kecil yang membuat hati Meyna sedikit bahagia itu. Apakah itu papanya? Atau mungkin abangnya? Meyna tak tahu. Yang jelas, Meyna sedikit bahagia karena sudah diperlakukan seperti itu.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang