Chapter 7

108 11 0
                                    

Aku merogoh laci tempat Lea menaruh barang bawaanku dan meronta.

"Astaga!"

Terkejut, Lea langsung menarikku keluar dari laci.

"Apa yang sedang Anda lakukan?"

"Ana tas yang pemlian akek adaku?" (Dimana tas pemberian kakek kepadaku?)

"Anda sedang mencari tas?"

Kakek yang pergi bersama Duke pernah membawakanku tas anak-anak. Itu adalah tas berbentuk gajah berwarna peach.

"Tasnya ada disini. "

Lea menatapku dengan ekspresi penasaran di wajahnya saat dia menemukan tas itu dan meletakkannya di bahunya.

Namun, aku mengambilnya dan berlari keluar.

Lea, maaf. Ini adalah sesuatu yang harus aku lakukan sendiri. Karena aku bersiap-siap untuk melarikan diri.

Mungkin tidak, pendeta akan menerimaku. Permaisuri memberiku pilihan, tapi jika gereja bersikeras, dia akan memihak mereka seolah-olah aku tidak punya pilihan lain.

Untuk saat ini, tidak ada alasan untuk membiarkanku tinggal disini dan bahkan jika Duke ada disini, dia akan memprotes permaisuri.

Jika aku diadopsi oleh Vallua, mustahil untuk melarikan diri.

Jadi kaburlah saat kamu sedang dalam perjalanan menuju ibukota, kamu melarikan diri.

Tubuh saat ini berbahaya ini, tapi jika kamu pergi ke Vallua, kamu akan dianiaya dan dibunuh.

Aku lebih suka memilih yang memiliki harapan. Aku memasuki dapur dan menjulurkan wajahku ke atas meja masak. Koki, yang sedang menyajikan makanan, tersenyum dan bertanya.

"Ada apa, Nona kecil?"

"Ail, long."

"Ya."

"Banyak."

Dia menuangkan air ke dalam botol bertutup sambil berkata bahwa aku akan ke tumpahan jika membawa banyak air.

"Long taluh dicini." (Tolong taruh di sini)

Saat aku mengeluarkan punggungku, koki tertawa dan memasukkan botol air ke dalam tasku.

Air diamankan.

Sekarang makanan.

Makanan disiapkan dengan melewatkan camilan. Tapi dalam keadaan darurat, aku tetap tidak bisa melewatkan permen. Hal yang paling langsung masuk ke otak adalah permen. Aku biasa bertingkah seperti anak kecil saat aku lelah, mengantuk, atau lapar sampai otakku selesai berkembang. Jadi permen adalah suatu keharusan.

Aku menuju ke ruang permen yang diberikan Duke kepadaku. Aku memasukkan permen ke dalam tasku.

Satu terlalu sedikit, kan?

Dua masih terlalu sedikit..

Satu lagi.

Ay, aku tidak akan mengatakan apapun tentang ini.

Gajahnya jadi montok saat aku masukkan permen. Resletingnya tidak bisa disleting. Tasnya terlalu kecil. Aku hanya memasukkan 30 permen ke dalamnya.

Aku harus mengemas peta dan pakaian. Lalu sepatu. Sepatu anak yang ringan akan cepat rusak dan tidak cocok untuk perjalanan jauh. Aku khawatir aku hanya perlu memasukkan 10 permen. Aku mengeluarkan permen dari tasku dan kembali ke kamarku.

Menatap mata Lea, aku menyelinap di balik tirai saat dia membersihkan kamar. Lalu aku mengeluarkan beberapa koin perak yang disembunyikan di jendela.

1,2,3,4.........11.

The Baby Raising A Devil (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang