The Baby Raising A Devil (TAMAT)

Chapter 48

"Ini masalah Dubbled."

Kata Johann dengan suara dingin, dan sudut mulut Camilla perlahan terangkat.

"Saya pikir yang terpenting dalam perjanjian pernikahan adalah pendapat kedua belah pihak."

Kata-kata itu benar.

Camilla menjawab, saat Johann menarik tanganku.

"Saya pasti akan menyampaikan keinginan Anda. Tapi saya tidak tahu apa yang akan dipikirkan ayah saya."

"Apakah Anda mengancam saya?"

"Mustahil."

Setelah dia membuka pintu, dia melirik ibu baptisnya.

"Tapi ayah saya bilang kalau ada orang dengan niat buruk datang ke Dubbled, setidaknya mereka harus bersiap untuk mati."

Camilla tidak bisa berkata-kata.

£££

Aku duduk di sofa dan melirik keluargaku.

"Nenek itu sudah pikun!"

Anggota keluargaku yang mendengar kabar Johann sangat marah.

Mereka semakin marah karena mendapat informasi tentang cucu Camilla yang usianya hampir seusia denganku.

Dubbled itu menakutkan...

Hanya beberapa hari sejak Camilla menemukan menantu dan cucunya.

Tidak banyak yang mengetahui hal ini, dan bahkan Count Barthou, ayah Leticia, tidak mengetahui hubungan antara putrinya dan Grand Duke.

Seberapa hebatnya departemen informasi di Dubbled?

Memikirkan hal itu membuatku takut.

Henry, yang sedang menyentuh gagang cangkir teh, berkata kepada ayah,

"Tidak. Usir mereka dalam waktu 4 hari."

Isaac memandang ayah.

"Aku akan membantu menggorok leher mereka."

Tidak ada detailnya, tetapi aku bisa memahami bahwa mereka yang disebutkan adalah Grand Duke dan Camilla.

Tangan Ayah yang berada di sandaran tangan bereaksi, seolah-olah dia telah mengambil keputusan dan aku hampir berteriak.

Aku dalam masalah besar!

Saat aku membayangkan mansion Camilla runtuh karena Dubbled, aku merasa merinding.

Mereka tidak bisa melakukan itu.

Aku membungkus pipiku dengan kedua tangan dan menghela nafas.

Mata mereka langsung tertuju padaku.

"Ada apa?"

Bibiku bertanya padaku, jadi aku sengaja mengatakannya sambil terlihat sedih.

"Aku tidak membutuhkan pasangan nikah!"

Orang-orang Dubbled yang memiliki ekspresi dingin di wajah mereka, tersentak.

Aku melihat mereka dengan ekspresi menyedihkan.

"Aku ingin tinggal bersama keluargaku selamanya."

Kemudian Isaac berkata,

"...Sungguh?"

"Ya. Karena ayah dan kakak-kakakku adalah yang paling hebat di dunia."

"Itu benar!"

Dia menyeringai dan saat aku melanjutkan.

"Ayah dan kakak-kakak semuanya adalah ksatria. Ksatria yang melindungi yang lemah dan tidak membunuh yang lemah! Benar?"