Chapter 110

42 3 0
                                    

[Dewa memperhatikan seorang saudara gembala muda yang lapar berkeliaran di padang pasir. Meski berbagai macam buah-buahan ditaruh di dahan tipis untuk dinikmati kakak beradik tersebut, namun kakak beradik itu tidak berbuat apa-apa selain memeluk perut mereka.

"Kenapa kamu tidak memakan buah yang kubawakan untukmu?"

"Buah musim dingin adalah milik burung gagak."

"Apakah menepati janjimu lebih besar daripada kemungkinan kehilangan nyawamu?"

"Apa bedanya manusia dan hewan jika mereka tidak menepati janjinya?"

Kakak beradik yang kelaparan itu diambil alih oleh Dewa.

Kakak beradik tersebut memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan mengetahui tentang sifat sebenarnya dari dunia yang bersebelahan.

Tuhan menganugerahkan kekuatan kepada masing-masing kakak beradik untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari kepada orang lain.

Kakak beradik itu menyediakan air bersih dan roti kepada orang-orang yang membutuhkan dan melakukan mukjizat penyembuhan kepada mereka yang sakit.

Pengembala, yang diberkahi dengan kebijaksanaan dan kekuatan suci, sangat dihormati oleh manusia. Persembahan kini dibagi antara Dewa dan pengembala; tempat perlindungan terpisah juga dibangun untuk mereka.

Kakak beradik itu membagikan ajaran Dewa ke seluruh dunia dalam waktu yang lama.

Namun, salah satu kakak beradik itu, sang lelaki, menjadi bingung pada suatu saat.

Kenapa Dewa mencintai manusia secara setara? Apa penjelasan perbedaan budi pekerti dan hikmah jika manusia ingin disamakan?

Ketika Dewa menegur orang yang hanya menjalankan kekuasaannya pada orang yang memberikan penghormatan yang baik dan pengabdian yang mendalam, pria itu bertanya,

"Apa gunanya Dewa, makhluk sempurna yang berbagi dunia dengan manusia?"

"Bagaimana bisa ada perbedaan antara Dewa dan manusia, yang berbagi dunia yang sama?"

"Bukankah keyakinan manusia penting bagi keberadaan Dewa?"

Tidak lama kemudian manusia datang untuk memuja pria yang secara fisik lebih dekat dengan mereka daripada Dewa.

Tempat perlindungan pria itu juga penuh dengan gandum, jelai, daging, sayuran, dan segala jenis barang berharga emas dan perak, sedangkan kuil yang ditinggalkan dipenuhi dengan jaring laba-laba.

Laki-laki itu menyadari bahwa kekuasaannya hanya sebagian dari kekuasaan Dewa, maka ia bertanya.

"Meskipun ajaran Dewa telah diceritakan sejak lama, perang tidak berhenti, dan orang-orang kaya terus menganiaya orang-orang miskin untuk mencari makan."

"Kenapa Dewa yang merupakan wujud absolut, tidak bisa mengendalikan manusia yang tidak lebih dari makhluk biasa?"

"Jika kebaikan dan cinta menyelamatkan dunia sesuai ajaran Dewa, kenapa Dewa  tidak memberikan belas kasihan dan cinta saja kepada manusia?"

"Ketika Dewa menciptakan manusia, kenapa Dewa menganugerahi mereka dengan keserakahan, yang selalu menang di hadapan kebaikan dan cinta?"

Di akhir pertanyaan, pria itu menyadari.

The Baby Raising A Devil (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang