𝓡𝓾𝓪𝓷𝓰

75 7 0
                                    

Aku nggak sendirian kan? aku takut.
Aku punya kalian, iya kan?
Semesta, harus sampai kapan?
Semesta, bilang kalau ini semua nggak nyata!!

Di malam yang dingin, aku sendirian. terpukul oleh harapan, dan semua rencana yang aku bangun sendiri. sekarang mau apa? sekarang mau bagaimana?.
Aku nggak bisa terus menerus seperti ini, aku kehilangan sosok diriku yang dulu, aku lost feeling.
Aku ngerasa kehilangan suatu hal terpenting di dalam diri ini, rasanya aneh sekali saat ini.
Api semangat yang menggebu-gebu kini kian menghilang dan sirna, aku berasa seperti hilang arah, dan putus asa.

Aku adalah diam, diam yang tak dapat mengutarakan apa yang terjadi pada diriku saat ini, diam yang hanya menerima semua kenyataan yang ada. Aku tidak ingin seperti ini, tapi aku sudah terlalu lelah, aku butuh ruang, aku ingin ada seseorang yang mendengarkan diriku.

Semesta, aku gagal?
Keberhasilanku belum tercapai ternyata, rasa kecewa yang sangat besar mungkin kini gambaran yang dirasakan oleh orang tua dan keluargaku saat ini.
Bicara apasih dari tadi, ngawur!
Tapi, terkadang kita perlu ngawur seperti ini, agar kita mendapatkan ruang untuk diri kita, dan membuka jalan dan pikiran. Ya, minimal nggak akan bilang kalau "Tuhan nggak pernah adil!"

Kalian pasti pernah bertemu dengan orang yang hidupnya selalu beruntung, apa yang dia mau pasti selalu terpenuhi. Kita nggak bisa bilang kalau tuhan nggak adil, karena itu semua terjadi bukan karena kesalahan kita, atau kesalahan mereka, tapi ini karena jalannya yang memang sudah seperti itu.

"Kamu gak sendirian, nggak ada yang paksa kamu buat kuat, dan terima semua yang terjadi sama hidup kamu. Sesekali kamu boleh bersandar di bahu orang lain". Penenang yang sangat dibutuhkan dikala situasi seperti saat ini. Mendengar perkataan itu hatiku menjadi sedikit tenang, dan aku kembali disadarkan jika hari ini gagal, masih ada hari esok.

Gagal mengejar cita-citaku menjadi abdi negara, dan mengejar Perguruan Tinggi Negeri, menjadi tamparan keras yang sangat sakit saat kenyataan itu aku telan mentah-mentah.
Pupus deh mimpinya, dan lurah sudah dua mimpi besarku itu. Kecewa, marah, sedih, malu, itu semua sudah jadi satu, bayangin aja, teman-temanku sudah keterima semua, ada yang di Perguruan tinggi Negeri, dan kedinasan yang mereka impikan.

Aku hancur sekali saat itu.
Sampai akhirnya semesta bawa aku ke fase dimana akhirnya aku paham, aku ngerti, kalau bukan usaha aku yang salah, bukan juga doa aku yang salah. Tapi, mungkin mimpi aku yang salah. selama ini mungkin aku bukan mengejar mimpi yang aku tuju, dan ternyata benar, justru mimpi yang sangat besar sedang mengejar aku dari belakang. Seperti ingin menghampiri tapi takut karena aku terlalu angkuh.
Kemudian aku berhenti, bukan berhenti bermimpi, melainkan berhenti supaya mimpi itu berani datang untuk sendirinya.

Untuk kita yang sudah berkenan berjuang, semesta memiliki banyak kejutan untuk kita terima, dan kita rayakan.

Aku & Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang