𝓱𝓪𝓵

52 4 0
                                    

Memasak nasi untuk santapan makan pagi. Ditemani omlette panas, dan secangkir teh. Menikmati karunia semesta, dan rasa syukur untuk kenikmatan di pagi hari.

"Lu sibuk nggak? Gua mau ngasih lu job nih!" Tanya temanku di pesan whatsapp.
"Gua cek jadwal dulu, sebentar. Kosong bro, tapi job apa ya kalau boleh tau?"
"Jadi ini ada acara besar tentang hari guru. Kalau emang lu mau, nanti gua kasih kontak pihak sana."
"Boleh banget bro, tapi sorry nih gua nanya lagi, untuk acara ini job desk gua apa ya? Kayak ngapain aja gitu."
"Oh iya, gua lupa jelasin. Jadi nanti lu di sini sebagai dokumentasi, sekalian jadi editor juga sih. Nanti lu hubungin aja pihak sananya dari kontak yang gua kasih. Aman kalau soal bayarannya mah." 
"Oke, bro! Thanks ya. Gua langsung hubungin pihak mereka."
"Aman, nanti kalau ada apa-apa langsung kabarin gua"

Tanpa adanya angin muson yang berhembus, aku mendapatkan tawaran mendadak untuk menjadi  videografer di acara besar hari guru di kotaku. Tanpa pikir berlama-lama aku langsung menerima tawaran, dan langsung menghubungi pihak yang bersangkutan.

Setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak mereka, aku langsung diundang untuk ikut pertemuan dengan para panitia. Seminggu kemudian rapat diadakan di salah satu SMK dekat rumah ku, lumayan jauh tapi kalau aku yang membawa motor terasa dekat. Saat tengah menghadiri rapat, aku mendapat sambutan yang begitu baik dari mereka. Tata krama yang dijunjung tinggi membuat diriku merasa nyaman saat berada di sana.

"Selamat sore mas, saya..."

"Sore mas, masnya yang tadi telfonan dengan saya ya. Terima kasih sudah mau datang. Ayo mas, kita masuk!" Ujar dirinya dengan begitu sopan.

"Baik, mas. Untuk kegiatan nanti hal apa saja ya yang harus saya lakukan?" Tanya diriku.

"Tadi sebelumnya sudah diberi tahu sedikit kan? Mengenai hal apa saja yang herus kamu lakukan. "

"Sudah, mas"

"Jangan 'mas', bang saja manggilnya! Saya jelaskan ya. Jadi begini, kamu nanti di sana merekam kegiatan yang ada di panggung, dan sekalian anak-anak dari tim kita yang nanti akan perform. Aman kan?" Ucaap dirinya.
"Dari saya aman saja sih mas."

Aku memasuki ruangan, dan anak-anak yang ingin perform di acara nanti sedang asik berbincang dengan membuat lingkaran. Kami pun saling berkenalan satu sama lain. Aku terkejut mengetahui satu fakta, kalau ternyata anak-anak yang berbakat ini, mereka dari sekolah yang berbeda.

Tak lama setelah berbincang dan berkenalan, kami langsung masuk ke ruang studio musik untuk mereka latihan. Dengan persiapan dari masing anak-anak yang begitu matang, aku mendengerkan suara yang begitu indah dari salah satu vocalis yang ada. Suaranya sangat lantang dan matang, aku terpukau kagum mendengarnya.

Aku merekam sesi latihan mereka, guna membuat video kenangan nanti setelah acara selesai, agar mereka dapat mengenang momen yang tidak terlupakan ini.

...

Petemuan ini diadakan tidak hanya sekali melainkan tiga kali, tapi aku hanya bisa mengikuti dua pertemuan, karena jadwal pertemuan sering kali bentrok dengan jadwalku.

Di pertemuan kedua, aku merasa lebih dekat antara diriku dengan mereka yang ada di sana. Aku merasakan kedekatan yang begitu nyaman. Melihat mereka yang saling tersenyum, sekalipun saat mereka tengah berbuat satu kesalahan.

Aku akrab dengan vokalis mereka, karena umur kami yang tidak terlalu jauh dibanding dengan anak-anak yang lain membuat obrolan kami nyambung, dan pembahasan yang sefrekuensi. Aku diajak mereka untuk ikut mengelilingi sekolah. Ya, walaupun tujuan utamanya untuk mengambil makanan dan minuman. Pendekatan dengan mereka semakin membuat ikatan terbangun diantara kami. Aku menjadi sangat nyaman saja dari sebelumnya, karena adaptasiku dengan mereka terjalin akur.

Aku & Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang