𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪

31 2 0
                                    

[Nada dering ponsel berbunyi]

"Panggilan tak terjawab."
"Panggilan tak terjawab."
"Sayang, angkat dulu!"

Saat itu aku sedang mandi, dan tidak memegang ponsel. Ternyata ada pesan dari Anasera yang ingin memberikanku kabar baik. Karena dia begitu ekspresif ingin sekali aku langsung mengangkat telfonnya, tapi aku tidak bisa. Aku langsung menelfonnya kembali begitu selesai dengan urusanku.

"Sayang, kenapa??? Maaf aku nggak megang ponsel, sedang mandi." Ujar diriku dengan perasaan bersalah.
"Aku mau ngasih tau kamu sesuatu." Ucap Anasera dengan senyum yang terasa hanya dari intonasi suara.
"Ngasih tau apa?" Tanyaku.
"Akuuu.... Aku bakalan ada kunjungan belajar ke berbagai tempat, salah satunya Jakarta." Ucap Anasera dengan perasaan yang gembira.
"Sayang, serius? Wah, kita bisa ketemu dong! Yey, tapi kapan?" Ucap diriku dengan perasaan gembira namun sedikit bingung karena ini begitu tiba-tiba.
"Awal tahun ini insyaallah. Kita bisa ketemu, karena katanya ada sesi bebas selama beberapa jam." Ucap dirinya.

Perasaan yang tergambar di diriku mungkin sangat terlihat bahagia karena adanya kabar seperti ini darinya. Aku berencana untuk menyiapkan suatu perayaan kecil untuk kedatangan Anasera. Bagiku tiada penantian yang lebih ditunggu selain pertemuan kami berdua. Karena setengah bagian diriku ada padanya, dan jika bertemu akan menjadikan diri ini menjadi seutuh-utuhnya.

Bertanya-tanya akan keterikatan jarak dalam percintaan. Mungkin benar, dalam pemasalahan jarak akan timbul satu ketidak pastian, atau bahkan keraguan. Tapi jika dijalani dengan benar, justru akan menjadi penantian yang tak kunjung henti. Dalam melepas rindu, dalam dekapan peluknya. Menikmati obrolan di penghujung hari. Hanya kami, dan semesta.

Di akhir tahun ini, aku mendapat pelajaran yang begitu berharga, tentang banyaknya hal, banyaknya permasalahan, banyaknya jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada. Di tambah lagi, akhir tahun ini aku dinanti oleh penantian, akan kehadirannya.

...

Saat aku tengah bermain ponsel, ujuk-ujuk muncul notif pesan yang berisi undangan untuk menjadi perwakilan remaja di wilayahku dari forum yang aku ikuti, mereka memintaku untuk menjadi perwakilan mengikut kegiatan yang berlokasi di Pulau Seribu.
Akhir tahun mendapatkan liburan gratis, dan bahkan bisa mendapatkan ilmu, mana ada yang ingin menolak.

"Kamu menjadi perwakilan forum remaja bisa kan? Ibu rencananya ingin mengajak forum muda kalian ke Pulau Seribu, nama pulaunya Pulau Tidung, ada acara di sana." Pesan dari ibu pendamping forum kami.

Tanpa berlama-lama aku langsung menerima tawaran itu. Ya, hitung-hitung sebagai refreshing akhir tahun. Aku memberitahukan ajakan ini kepada ibu dan ayah, untuk perizinan darinya.

Karena jeda tanggal keberangkatan tidak jauh dari hari aku diundang, aku sudah menyiapkan hal apa saja yang harus aku bawa. Karena kita harus menyebrangi pulau, sebenarnya aku agak risau. Karena aku belum pernah menaiki kapal untuk menyebrang. Namun, rasa penasaranku mengalahkanku untuk menaik kapal dan melintas di jalur laut. Karena kami harus ke pelabuhan sebelum kapal berangkat pukul 7 pagi, dini hari kami sudah diharuskan kumpul di tempat yang sudah ditentukan untuk berangkat bersama ke pelabuhan.

Kata orang tuaku, kalau pertama kali menaiki kapal biasanya akan mabuk laut, jadi aku dibekali dengan sejumlah tolakangin dan antimo, supaya tidak mual. Saat dini hari berkumpul, kami sholat bersama dan selesai sholat kami segera berangkat menuju pelabuhan.

...
Di pelabuhan.

Aku bertemu dengan ketua pembimbing forum, dan dia mengajak sarapan sebagai pembekalan saat berlabuh nanti. Tak lama, datang para remaja dari forum muda lain yang tidak ku kenal. Mereka katanya sudah lebih lama terbentuk dibadingkan forum remaja yang ku ketuai.

Aku & Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang