𝓽𝓮𝓴𝓪𝓭

40 3 0
                                    

"Sudah gagal."
"Belum, aku belum gagal!"

Waktu tidak pernah berhenti, dan aku tidak boleh berhenti mengejar setiap mimpi.

Aku tidak ingin menambah beban keluarga, terutama di beban keuangan. Adikku ingin kuliah di tahun pertama lulusnya, kakak keduaku juga ingin kuliah di tahun ketiga setelah kelulusannya. Berbicara tentang ego, aku sudah tidak keterima di kepolisian, jadi aku ingin juga berkuliah.

Aku saat ini tengah berkerja harian di salah satu pabrik dekat rumahku. Aku berusaha keras mencari uang, supaya bisa mencukupi keinginanku, dan membantu sedikit untuk keluargaku.

...

Pukul 05.52 pagi.

"Ba***sat! Alarm gua kenapa mati sih!" Aku terkejut kerena melihat jam yang sudah mendekati waktu masuk kerja.

Aku langsung bersiap-siap, dan sarapan secepat yang aku bisa.

"Kok aku nggak dibangunin? Aku kan kerja hari ini."
Aku bertanya kepada orang-orang di rumah.

"Nenek nggak tau, nenek kira kamu nggak kerja." Ucap nenekku
"Ya sudah, baiklah gapapa. Aku berangkat ya!"

Selama berkerja aku selalu memyemangati diriku, karena aku harus mencari uang ini, untuk keluargaku dan untuk diriku. Karena tempatku berkerja dekat sekali dengan rumahku, gaji yang ku dapat tidak terpotong untuk ongkos, dan maksimal.

"Yang namanya cari uang ya capek, kalau nggak mau capek ya nggak usah punya uang."

Setelah jam pulang kerja aku pulang, dan aku beristirahat untuk apresiasi diriku yang sudah berkerja keras untuk hari ini.

Terkadang kita bisa menjadi lebih kuat karena perasaan,
terkadang kita bisa menjadi lemah hanya karena perasaan.

Rayakan setiap hal untuk diri.
Dalam sebuah pencapaian, dan apresiasi.

"Makan dulu sana, di meja ada masakan ibu. Kamu pasti capek kerjanya kan." Ucap ibuku sambil menggosok baju
"Wah, masak apa bu? Pas banget aku lagi laper." Ujar diriku
"Sudah, lihat saja dulu! Kamu pasti suka."

Ibuku memasak makanan favoritku. Rendang buatan ibuku tidak ada tandingannya, aku memakan dengan lahap karena masakan ibuku yang begitu lezat.

"Bu, ibu sehat-sehat terus ya! Biar aku yang bantu ayah cari uang. Kita butuh uang lebih bu, ibu nggak usah pikirin keuangan, tugas ibu sekarang jaga kesehatan."
"Kamu juga semangat terus kerjanya, nanti kalo ada uang lebih bisa kuliah." Ibuku menyemangati diriku.
"Baik bu, ibu doain aku terus ya!"

Aku huka grup whatsaapp, dan dapat kabar kalau besok gajian. Sontak saja aku langsung terkejut bahagia. Aku ingin menggunakan gajiku dengan hal-hal yang bermanfaat.

Dan, keesokan harinya.

Untuk mengambil gaji, para pekerja diharuskan berbaris sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Karena aku har itu masuk pagi, jadi aku baru bisa mengambil gajiku selepas berkerja.

"Ini gaji kamu ya, coba dicek dulu. Sesuai atau tidak?"
"Baik mbak saya cek dulu. Sudah mbak, lengkap. Terima kasih!"

Aku berencana malam ini untuk membelikan orang-orang di rumah martabak. Karena aku juga suka martabak, jadi aku membeli martabak terenak di daerah rumahku.

"Mas, saya pesan martabak coklat keju ya dua!"
"Baik mas, ditunggu ya."

"Pasti mereka suka sama martabak coklat keju yang ku beli." Ucap hatiku, karena aku tahu kalau keluargaku sangat suka bersantai dengan menyantap loyang martabak.

Aku & Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang