Bertahan terluka, tak bertahan tersiksa.
Batasan kemampuan dalam diriku mungkin sudah melewati batas kemampuan. Akal sehat yang masih sangat aku pertahankan agar diriku mampu mengendalikan ego, emosi dan pikiran.Aku adalah diam, diam yang terkunci karena serangan dari perpisahan yang membuat diriku sunyi, sampai kesunyian itu berubah menjadi rahasia.
Lagi dan lagi alasanku kuat hingga saat ini adalah keluarga.
Hebat nya, ibuku dapat memperlihatkan kepada semesta bahwa kami kuat menghadapi dampak dari perpisahan ini, tentunya tak luput dari peran air mata. Air mata yang sudah menetes untuk sejuta kalinya.
Scenario tuhan seperti apalagi yang harus ku jalani?
Semesta, ibuku sangat hebat.
Semesta, saudara-saudaraku sangat kuat.
Semesta, aku yakin ayahku memiliki alasan lain dari semua hal dan keputusan saat itu.Menjalankan hari yang begitu dingin.
Disetiap hari aku nggak pernah dibiarkan menyerah.
Selama yang ku bisa, aku akan terus berusaha."Memangnya orang-orang tua dapat mengambil keputusan tanpa memikirkan resiko besar yang ada?"
Ego, emosi menguasai diri, membuat setiap manusia menjadi tergesah-gesah yang membuat dampak buruk berlangsung hingga rasa sakit, dan putus asa terasa begitu lama.
Semesta tau, bahwa rotasi bumi benar adanya.
Aku percaya, semesta akan membalikan posisi dibawah ini menjadi posisi diatas, yang di mana aku bisa melihat senyum, canda tawa, dan goresan kebahagian yang terpahat di wajah keluargaku.