𝓹𝓮𝓵𝓮𝓷𝓰𝓴𝓪𝓹 (Bagian 2)

30 2 0
                                    

Dalam rumah, dengan suasana yang begitu santai. Hanya ada aku, ibu, dan si bungsu. Aku bercerita tentang pertemuanku dengan Anasera kemarin.

"Bu, aku lagi bingung deh." Ucapku.
"Loh, bingung kenapa? Kemarin baru ketemu Ana." Ujar Ibu.
"Bukan kemarin bu, tapi dua hari lalu... Aku bingung bukan soal perasaan bu, aku tuh bingung nanti kalau Ana jadi kunjungan ke kantor keuangan aku mau ngasih apa." Ucapku dengan begitu bingung.
"Yang paling Ana suka apa?" Tanya ibu.
"Kucing. Hmm.. Atau aku beliin dia boneka kucing aja ya bu?" Ideku.
"Nah, boleh itu, ibu yakin pasti Ana suka." Ucap ibu.
"Baiklah, terima kasih. bu!" Ucapku sambil bergegas pergi, dan berpamitan.
"Loh, kamu mau ke mana?" Tanya Ibu.
"Sebentar bu, mau keluar." Ucapku.

...

Aku langsung pergi ke toko yang menjual banyak boneka lucu, ntah kenapa, ada satu boneka yang dituju kedua mataku.

"Pasti Ana suka, ini lucu banget." Ucapku
"Mas ini papper bagnya mau dipaketin? Biar bagus kadonya." Tawar mbak-mbak kasir.
"Boleh, kak." Ucapku, lalu bonekanya tengah dipaketi mbak kasir.

Aku mebeli hadiah-hadiah kecil untuknya sebelum kembali ke kotanya, saat ini ia tengah berada di Bali. Anasera memberikan video aktivitasnya selama di Bromo, dan di Bali melalui pesan video. Ia terlihat begitu cantik, dan perasaannya menuai kebahagian yang terlihat dari senyumnya. Ia memberi kabar kalau hari itu adalah terakhir di bali, dan kunjungan di Jakarta tetap terlaksana karena sesuai rencana panitia.

...

Aku kembali ke rumah setelah membeli hadiah-hadiah kecil untuk Anasera. Ibu menggeleng kepala saat aku membawa tentengan.

"Astaga nak, kamu langsung beli?" Tanya ibu sambil tertawa meledek.
"Iya, bu. Habisnya aku terlalu bersemangat." Jawabku sambil menaruh tentengan yang kubawa.
"Kalau Ana tau kelakuan kamu kayak begini pasti dia tertawa. Berarti Ana jadi datang kan?" Ucap Ibu.
"Iya bu, jadi. Sekarang hari terakhir di bali." Ucapku.
"Waduh, nanti malam ada yang nggak bisa tidur dong."
"Buuuu...."

Malam yang tenang, dengan penantian akan pertemuan. Penuh harapan untuk pertemuan selanjutnya, sebelum penantian panjang.

Ibu benar aku tidak dapat tidur malam itu, aku terus memikirkan satu kekhawatiran, ntah kenapa aku takut sekali kalau besok adalah pertemuan terakhir antara aku dan Anasera.

...

Kepadatan jalan di Jakarta,

[Suara klakson kendaraan]

Tin... Tiiinnnnnnn

Aku berada di kemacetan yang begitu padat, perjalananku jadi sedikit terhambat. Anasera  sudah tiba di Jakarta dan sedang kunjung ke kantor keuangan, aku berencana untuk bertemu usai kunjungan belajarnya. Dengan membawa tentengan hadiah untuk Anasera, aku harus berdesakan dengan banyaknya masa yang berada di kereta.

"Na, kamu masih kunjungan?" Tanyaku di telfon.
"Masih, tapi udah mau selesai. Kamu di mana?" Ucap Anasera.
"Aku udah turun stasiun, tapi ini katanya yang terdekat dari kantor keuangan. Aku boleh minta kamu berbagi lokasi nggak?" Ucapku.
"Boleh, sebentar ya. Kamu hati-hati nggak usah buru-buru!" Seru Anasera.
"Iya, Na. Tunggu aku ya!" Ucapku.

Aku berjalan cukup jauh, aku bertanya dengan orang-orang sekitar, aku harus bergegas karena kunjungan Anasera tidaklah lama.

...

Setibanya di sana,

"Kamu di mana Na? Aku udah masuk." Ujarku di telfon.
"Loh kok kamu bisa masuk, kan harus pakai kartu akses. Baru mau aku jemput." Ucapnya sambil bingung.
"Bisa Na, aku AKAMSI." Ucapku.
"Bercanda aja kamu nih... Eh, aku liat kamu." Ucapnya sambil melambaikan tangan ke arahku.

Aku segera mendekati Anasera, dan berjalan ke arahnya dengan membawa tentengan yang berisi hadiah untuknya. Aku kembali meliha paras dan semyum Anasera yang begitu indah.

"Sayaaang!!!!" Ucap Anasera dengan senyum sumringahnya.
"Kamu bawa apa itu?" Ucapnya.
"Coba deh kamu buka, Na!" Seru ku, menyuruh Anasera membuka kado yang kuberi.

Siapa sangka, hadiah kecil yang kuberi diterima dengan begitu senang olehnya. Ekspresi saat melihat hadiah begitu sumringah. Anasera begitu menghargai pemberian kecilku. Anasera sangat tahu cara menggunakan kamera ponselnya, ia membuat video saat membuka hadiah untuk mengabadikan saat-saat seperti itu.

Pertemuanku dengannya hari itu lebih singkat dari pertemuan sebelumnya. Kami hanya dapat merayakan pertemuan itu dengan proses membuka hadiah, dan itu pun hanya sebentar.

Anasera memang paling ahli membuatku salah tingkah, ia selalu saja bertingkah laku begitu anggun, elegan, namun sederhana. Setiap pertemuan perasaanku semakin tumbuh, selalu saja aku kembali merasa jatuh cinta padanya.

"Kadonya suka, Na?" Tanyaku.
"Sukaaaa, aku suka banget! Kita kasih nama siapa ya?" Ucapnya dengan begitu bahagia.
"Bagaimana kalau kita kasih nama 'Maru'?" Ujarku, sambil memegang boneka.
"Maru, kenapa maru sayang?" Tanyanya.
"Ya, kalau kamu rumah, nah kalau dia maru. Plesetan dari kebalikan rumah hehe." Jawabku.
"Dasar. Tapi kayaknya dia nggak setuju deh, soalnya mukanya cemberut." Ucapnya sambil menunjuk wajah maru yang terlihat cemberut.

Kami menertawakan hal kecil itu, dan menyetujui nama panggilan untuk hadiah boneka yang kuberi. Anasera mengajakku untuk bertemu dengan teman-teman dekatnya di kampus. Aku senang sekali saat Anasera mengenaliku dengan tidak adanya sedikit pun rasa malu dari dirinya. Anasera harus segera menaiki bis, karena temannya berkata bis akan segera berangkat.

Aku sudah tahu kalau pertemuan kali ini begitu singkat, Anasera juga sudah menanyakan hal ini, tentang bagaimana perasaanku jika pertemuannya hanya singkat. Namun, bertemu dengannya walau sesaat bagiku sangat begitu berkesan.

Pertemuan membuat kita bersiap untuk perayaan dan kabar. Tidak untuk satu hal, bersiap untuk sebuah perpisahan.

Pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir kami untuk beberapa lama, dengan waktu yang tidak menentu. Entah mengapa, perasaanku mengatakan itu adalah pertemuan terakhirku dengan Anasera. Namun, itu hanyalah jelmaan dari rasa cemasku. Pasti yang Anasera harap kan ialah pertemuan-pertemuan selanjutnya yang menanti setelah pertemuan ini.

Semesta, pintaku hanya satu. Aku ingin bersamanya.

Setelah kembali berjarak, kami kembali melakukan aktivitas masing-masing. Anasera dengan perkuliahannya yang ingin menghadapi KKN, dan diriku dengan perkuliahan awalku sebagai mahasiswa baru.

____________________________________

HAI READER!!!

SEMINGGU LAGI AKU DAN SEMESTA LAUNCHING NOVEL

TEBAK!

AKU DAN ANASERA HAPPY ENDING OR SAD ENDING ?!???

Aku & Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang