Bab 13 [revisi]

2.9K 221 34
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pria bersurai emas itu kini tengah memeriksa surat-surat penting yang menumpuk di mejanya, rasanya kepalanya hampir meledak karena sedari siang sampai hampir tengah malam dirinya berkutat dengan kertas-kertas itu.

Badannya pun terasa keram karena terlalu lama duduk.

Wajar saja, kini Hendrick tengah memeriksa laporan-laporan mengenai wabah penyakit yang sedang melanda wilayah nya di bagian Timur. Tepatnya di perbatasan Kekaisaran Mandalore.

Banyak rakyat yang mengeluh tentang wabah penyakit ini. 

Para rakyat pun jadi takut untuk keluar rumah karena takut terkena penyakit, wabah itu sudah meresahkan banyak orang.

Tenaga medis dan tabib di sana pun cukup kebingungan mengobati penyakit ini. Bahkan tak urung mereka pun menjadi korban dari wabah itu sendiri.

Akibatnya, rakyat meminta pihak kekaisaran turun langsung untuk mengatasi masalah ini. Agar wabah penyakit ini tidak menyebar lebih luas lagi.

Tok tok tok

"Masuk!" perintah nya.

Hendrick melirik sebentar untuk melihat siapa yang datang, ternyata itu ksatria pribadinya.

"Bagaimana?" tanya Hendrick sambil membalikkan beberapa kertas di tangannya.

"Semua persiapan Putri Ellyana untuk kekaisaran Berovia sudah lengkap Yang Mulia,"  ucap Felix sopan

"Bagus."

"Apa yang di lakukan gadis itu sekarang? Gadis itu tak membuat masalah kan?" lanjut nya.

"Seharian ini putri Ellyana menghabiskan waktunya di belakang istana dan di sore harinya saya juga sempat melihatnya pergi ke perpustakaan istana bersama pelayan." jawab Felix.

"Dan saya tidak mendengar keluhan dari prajurit maupun pelayan mengenai kegaduhan yang di buat Putri Ellyana," lanjut nya.

Hendrick menganggukkan kepalanya mengerti, sedikit bersyukur karena gadis itu kini tidak berbuat ulah di kediamannya.

Padahal dulu, jika gadis itu mengunjungi istana pasti ada saja ulah yang diperbuat gadis itu untuk menarik perhatiannya.

"Baiklah kau bisa kembali ke tempat mu" ujar Hendrick.

Membungkuk sopan, Felix pergi dari sana.

Mendengar pintu tertutup Hendrick kembali fokus pada kertas-kertas di depannya, tetapi suara pintu terbuka sedikit membuyarkan konsentrasi nya.

"Ada apa lagi Felix-" ucapannya terhenti ketika melihat siapa yang masuk ruangan nya.

Isabelle

Gadis itu membawa nampan di tangannya, memberi salam sesuai etika kepada Hendrick. Lalu kakinya mendekati ke arah Hendrick.

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang