Bab 20 [revisi]

2.4K 174 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Dia mau kemana?" tanya Realyn pada Felix yang berada di dekatnya.

Saat ini mereka sudah sampai di pelabuhan Kekaisaran Weaverland, setelah menempuh perjalanan satu hari penuh kemarin. Mereka tiba di Kekaisaran Weaverland saat siang.

"Yang Mulia akan pergi ke wilayah Whoord karena ada urusan penting di sana tuan putri."

Kening nya mengkerut penasaran, "Urusan apa? Apa dia tidak pulang ke istana terlebih dahulu?"

Realyn hanya sedikit penasaran, setelah turun dari kapal ternyata mereka ia dan Hendrick menaiki kereta kuda yang terpisah. Tidak seperti waktu awal berangkat.

Namun Hendrick sempat memberitahu padanya jika Felix yang akan mengantarnya pulang ke kediaman Shavonne.

"Yang Mulia hendak membantu rakyat yang sedang terkena wabah penyakit di sana." Jawab Felix seadanya.

Realyn menatap kereta kuda Hendrick yang sudah pergi menjauh, terlihat sekali bahwa pria itu sedang buru-buru.

Perasaannya rumit, rasa khawatir terlintas di hatinya. Seharusnya ia tidak peduli tapi kenapa ia malah khawatir pada pria itu? Apa mungkin ini perasaan Ellyana yang asli?

Menyusahkan.

***

Kurang tiga jam lebih Realyn menempuh perjalanan untuk sampai di kediamannya, kini ia sudah kembali di halaman kediamannya.

Menatap bangunan rumahnya yang sudah beberapa hari tidak ia lihat, di pintu masuk bisa Realyn lihat keluarganya sudah di sana untuk menyambut nya.

Hanya minus Duchess Callista saja yang tidak ada di sana, mungkin ibunya itu belum kembali dari kekaisaran Arendelle.

Melangkahkan kakinya menuju pintu masuk, ia di sambut dengan hangat oleh para pelayan kediamannya, bahkan Ayah, kakak dan Selir Frisca menyambut nya.

"Selamat datang kembali putriku," ujar Duke Shavonne merentangkan tangan berniat memeluk putrinya.

Tentu hal itu di sambut baik oleh Realyn yang langsung berlari ke pelukan ayahnya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang ayahnya.

"Ayah, aku merindukanmu."

Duke Shavonne terkekeh mendengar itu, ia mengusap kepala putrinya, "Ayah juga merindukanmu."

Duke Shavonne tak bisa menyembunyikan senyum bahagia nya.

"Ekhem... "

Karena terlalu nyaman berada di pelukan ayahnya, Realyn hampir lupa dengan kehadiran yang lainnya.

Melepaskan pelukan ayah, kini ia beralih pada sang kakak yang sedang menatap nya.

"Kakak, apa kau merindukan ku juga?" Tanya nya pada Edgar yang berada di samping Ayahnya.

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang