***
Saat ini makan malam sudah tiba. Hidangan yang disajikan pun makanan laut dan ada beberapa kue sebagai penutupnya.
Realyn yang melihat itu pun berbinar senang, dia ini memang pecinta kue. Ia tidak sabar untuk menghabiskan makanan yang satu itu.
Realyn dan Hendrick makan berdua dalam satu meja, posisi mereka pun berhadap-hadapan.
Hendrick menangkap raut senang dari wajah gadis itu membuat ia menarik sudut bibirnya sedikit agar gadis itu tak melihatnya."Makanlah."
Suara berat dari Hendrick menyadarkan nya, Realyn menatap pria itu sekilas.
Tanpa mengatakan apa pun ia mulai mengambil makanan dan mengupas kulit kepiting dan udang dengan tangan nya langsung tanpa memakai alat makan seperti sendok, garpu, dan pisau.
Hendrick dibuat tercengang melihat kelakuan kurang sopan dari gadis itu.
Hendrick tidak menyangka dengan apa yang di lihatnya, biasanya gadis ini sangat menjunjung tinggi etika bangsawan nya di hadapan dirinya.
Namun sekarang, gadis itu seolah lupa keberadaan nya dan tidak memperdulikan etika kebangsawanan di hadapan dirinya.
Untung kini hanya ada dirinya yang melihat kejadian itu.
Mungkin jika ada orang lain yang melihat tingkah laku Realyn, mereka akan geleng-geleng kepala dan mencemooh gadis itu karena tidak bermoral.
"Kenapa Anda tidak ikut makan, Yang Mulia?"
Hendrick tersadar dari lamunan nya, ia tersenyum tipis melihat pipi gadis itu menggembung sebelah karena terisi makanan.
Tangannya yang memegang pisau dan garpu kini ikut mengambil makanan nya, mereka berdua makan dengan tenang tanpa berbicara apa pun lagi.
Setelah makanan utama nya habis, kini Realyn langsung beralih ke makanan penutup, Ia menyantapnya dengan lahap tak sadar jika Pria di depannya terus menatap dirinya.
Saat ingin menyuapkan kue nya lagi ke dalam mulut, Realyn sadar bahwa sejak tadi Hendrick terus menatapnya.
"Mau?" tawarnya.
Hendrick menggeleng, "Aku tidak terlalu suka makanan manis."
"Padahal kan makanan manis enak," cibir Realyn.
"Coba sedikit dulu, ini enak," ucap Realyn sembari menyodorkan bekas sendok nya berisikan potongan kue.
Hendrick menatap sejenak sendok yang di sodorkan gadis di depannya, lalu beralih menatap Realyn lagi. Ia memajukan badannya sedikit dan membuka mulut menerima siapa dari Realyn.
Realyn tersenyum senang melihatnya, "Bagaimana, enak kan?"
Hendrick terpaksa menganggukkan kepalanya, ia tersenyum kecil karena tak ingin membuat gadis itu kecewa, sungguh makanan manis itu terlalu aneh untuk mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
Fantasy[Transmigrasi Series] Realyn Tamara, seorang gadis berusia 22 tahun itu tidak menyangka akan masuk kedalam novel yang terakhir dibacanya, jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh utama yang sayangnya diakhir cerita dia akan mati di tangan orang yan...