***
"Putri anda ingin menggunakan gaun yang seperti apa?" Tanya Bia sembari menunjukan beberapa gaun.
Realyn berpikir sejenak, "Aku ingin gaun yang warna nya tidak terlalu mencolok tapi terlihat elegan."
Bia mengangguk mengerti, matanya menelisik beberapa gaun yang dimaksud oleh Realyn. "Kalau yang ini bagaimana putri?" Tunjuk Bia.
Realyn yang sedang didandani oleh Cecil, menoleh ke arah Bia yang sedang memegang sebuah gaun berwarna broken white.
Meneliti gaun itu sejenak, kemudian ia mengangguk, "Simpan saja dulu."
Lalu dirinya fokus kembali didandani oleh Cecil. Siang ini, Realyn akan pergi ke kediaman Viscount Zeralix untuk mengikuti acara bulanan yang biasa diadakan gadis bangsawan setiap bulannya.
Dan perjamuan kali ini diadakan di Kediaman Zeralix, tadi pagi dirinya mendapat surat undangan yang menyuruhnya hadir di acara itu. Sebenarnya Realyn tidak ingin ikut, tetapi Bia bilang sudah dua bulan dirinya tidak menghadiri perjamuan itu.
Acara yang aneh, pasti acara ini cuma untuk dijadikan ajang pamer saja, begitulah yang Realyn pikirkan. Menghela nafas kasar matanya menatap pantulan dirinya di cermin.
"Rambut nya ingin ditata seperti apa Putri?" Tanya Cecil menatap Realyn dari cermin.
"Digerai saja, aku lebih suka rambutku seperti itu, tapi kalau bisa atas nya ditata sedikit deh dan bawah nya biarkan di gerai." Jelas Realyn.
"Baik Putri saya mengerti."
***
"Kau akan berangkat sekarang?" Tanya Duke Shavonne yang tiba-tiba muncul.
Mendengar suara familiar membuat Realyn menoleh. "Iya Ayah, aku akan berangkat sekarang," jawab nya.
Mendekat ke arah Realyn, ia menelisik penampilan putrinya. "Kau sangat cantik, sama seperti ibumu."
"Jelas! Aku kan putrinya." Jawab Realyn sambil mengibaskan rambutnya.
Melihat tingkah putrinya membuat Duke Shavonne sedikit terhibur, ia tersenyum tipis kearah Realyn sebagai respon. Realyn yang melihat raut wajah sendu yang ditunjukan Duke Shavonne padanya mengkerutkan kening nya heran.
"Apa ayah sedang merindukan ibu?" goda Realyn.
Duke Shavonne yang mendengar pertanyaan putrinya terkekeh pelan, "Dari mana kau tahu kalau ayah merindukan ibumu hm?"
"Mata ayah yang bilang, segeralah kirim surat yang banyak pada ibu jika kau merindukan nya," usul Realyn.
"Baiklah, akan ayah lakukan nanti."
Menatap ke sekitar, Realyn baru tersadar dirinya tidak melihat Kakak tampan nya dari kemarin. Duke Shavonne yang melihat Realyn seperti mencari seseorang mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
Fantasy[Transmigrasi Series] Realyn Tamara, seorang gadis berusia 22 tahun itu tidak menyangka akan masuk kedalam novel yang terakhir dibacanya, jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh utama yang sayangnya diakhir cerita dia akan mati di tangan orang yan...