BAB 33

1.8K 158 9
                                    

> Kantin penjara

" aku mau pulang." Leon bergumam dengan wajah tertekan yang amat jelas .

Ini sudah hari ke-tujuh dia menginap (terpenjara) di pusat penahanan remaja.

Eder benar benar monster , dia tak membiarkan Leon pergi dari sisinya bahkan untuk ke toilet .

Sekarang , saat asik makan pun ,Eder masih menggenggam tangan Leon .

" Kamu bilang apa?." Ucapnya Sambil mengunyah dan tanpa menatap Leon .tatapan nya selalu dingin dengan ekspresi datar yang tak pernah berubah. Cukup membuat semua orang menghindar termasuk Aigen yang agak takut setelah Eder menghajarnya dua hari lalu .

Selain Leon tentunya.

Bocah itu dengan barani mencubit kelopak mata kakaknya ,Dengan ekspresi frustasi yang menggemaskan.

" Jangan pura pura tuli dong!." Ucapnya kesal ,beralih mencubit bibir Eder dengan keras .

" Kamukan sudah memaafkan ku !."

Sedangkan Eder hanya diam dengan tingkah Leon , seolah tidak masalah dengan apapun yang akan adiknya lakukan padanya . Matanya bergulir kesamping.

Menatap tajam sipir wanita yang sedari tadi memperhatikan Leon .

Leon Memang selalu terlalu mencolok dimata orang lain . Dengan kulit putih dan tipe wajah unik , yang terlalu sinkron dengan warna rambut dengan matanya . Dia seolah malaikat yang turun dari surga .

Itu hal yang selalu dibenci Eder . Karna semakin banyak orang yang melirik Leon , semakin banyak pula ancaman yang akan mengusik Leon .

Sipir itu langsung menunduk, lalu kembali berdiri tegap dengan keringat dingin berlapis lapis .

Eder menghelah nafas kasar ,menatap Leon yang masih sibuk menjahili wajahnya .

" Bagaimana aku menjatuhkan si Velen kalau kamu saja mengekang ku begini !!."

Tangan nya terangkat mencibut gemas pipi bulat yang selalu mengambil atensinya.

" Besok ." Leon tersenyum mendengar ucapan sang kakak . " Sepakat!!."

Senyuman Leon menular pada Eder , walaupun terlalu tipis untuk di sebut senyuman .

Eder menjatuhkan wajahnya ke pundak Leon , Menghirup wangi adiknya dengan rakus . Dengan kehadiran Leon disini , setidaknya keinginan nya menghisap narkoba mereda .

Tangan nya bahkan sudah memeluk pinggang Leon dengan erat.

" I won't let go. Won't ." Netra merah itu menyala penuh ambisi . Ini mungkin terlihat konyol , kenapa Eder begitu terobsesi pada Leon .

Namun bagi anak yang hidup penuh tekanan , dan rasa sakit seperti Eder . Menemukan sosok yang dapat menjadi tempat nya melepaskan beban nya, seperti menemukan rumah setelah lama menjelajahi hutan. Bagi bocah itu ,Leon adalah rumahnya .

Rumah yang selalu ingin dia temui , satu satu nya tempat yang membuat nya merasa nyaman dan tenang . Karna itu pula dia dengan cepat memaafkan Leon .

" Eder . apakah...... Kamu Gay?."

Leon mulai agak merinding dengan perlakuan Eder padanya. Di lihat darimana pun sikap Eder padanya itu aneh dan tidak normal!.

Eder menatap Leon dengan masih bertumpu di pundak kecil Leon . " Gay? ,Apa itu ?."

Melihat mata yang biasanya tampil menyeramkan kini nampak polos seperti bayi ,Membuat Leon agak kikuk .

" Itu , cowok yang ... ." Leon mengigit bibirnya sambil mengalihkan tatapannya dari Eder yang kini dalam mode bayi .

New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang