SEVEN - First Day

202 16 0
                                    

Ketika titik hujan pertama turun di gang sempit nan bau itu tiga hari kemudian, Lena sudah berada di ruang Mrs. Johnson untuk berganti seragam. Pakaian pengasuh untuk Putri Cassidy lebih mirip gaun sederhana dibandingkan seragam. Terusan selutut itu didominasi warna biru langit dengan kombinasi renda putih di bagian dada. Lena sempat mengeluhkan hal itu kepada Mrs. Johnson, tentang ketidakleluasaannya untuk bergerak jika dia menggunakan terusan alih-alih celana. Namun hal itu hanya membuat Mrs. Johnson tertawa geli sambil geleng-geleng.

"Kecuali kau sedang berkuda, tidak ada seorangpun wanita di dalam istana ini yang diperbolehkan memakai celana, Anak Manis."

Lena berusaha menutup mulut sejak saat itu. Dan lebih fokus dalam mencermati arahan singkat dari Mrs. Johnson tentang etika dasar dalam kerajaan.

Satu, membungkuklah kepada anggota kerajaan (sudah Lena patuhi beberapa hari lalu). Dua, bergerak cepat tanpa gaduh. Tiga (Mrs. Johnson menekankan hal ini mengingat pekerjaanku sebagai pengasuh anak) jadilah teman baik Putri Cassidy.

Semua aturan ini Mrs. Johnson sampaikan ketika sedang membenarkan seragam Lena, sehingga mau tidak mau Lena terus mengulanginya di kepala agar tidak lupa.

Setelah memastikan diri di depan cermin bahwa penampilannya sudah rapi dan disetujui oleh Mrs. Johnson, Lena langsung keluar ruangan menuju ruangan Mrs. Donburry untuk menyerahkan kontrak kerja dan mendapatkan pengarahan singkat. Wanita itu menekankan Lena untuk fokus kepada Putri Cassidy dan segala kebutuhannya. Ketika Lena mendesak lebih jauh tentang apa yang ia maksud dengan 'segala kebutuhannya', Mrs. Donburry hanya tersenyum riang.

"Yah, nanti kau akan tahu sendiri."

Mrs. Donburry menyampaikan beberapa etika dasar sebagaimana yang disampaikan Mrs. Johnson namun dengan bahasa yang lebih berbelit-belit dan mengintimidasi. Setelah itu, Mrs. Donburry menggiring Lena keluar ruangan dan melalui lorong remang-remang yang hanya diberi penerangan berupa lampu kuning di atasnya setiap beberapa meter. Mau tidak mau, Lena berasumsi bahwa ia kini sedang berada tepat di bawah Foster Park. Sekelibat kejadian di Foster Park menyeruak di ingatannya, dan mau tidak mau ia bertanya-tanya apakah pekerjaannya akan membawanya berinteraksi banyak dengan kakak-kakak Putri Cassidy.

"Alex cukup dekat dengan Cassie, " jawab Mrs. Donburry saat Lena mengemukakan pemikirannya. Pangeran Alexander adalah anak sulung dari Raja Robert dan Ratu Irina. Anak kebanggaan, begitu orang-orang bilang. "Tapi Ben hmm... dia tampak lebih senang berkumpul dan berpesta. Tidak terlalu suka berdiam diri. Yah, kau tahu sendiri kan, anak kedua selalu..." Mrs. Donburry melambai-lambaikan tangannya.

Mau tak mau Lena menghembuskan napas lega. Semakin kecil kesempatannya bertemu dengan pangeran yang itu, semakin kecil masalah yang akan terjadi. Keinginannya hanya satu, dia tidak ingin mengacau di pekerjaan ini. Ia membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup Lou dan Mom.

Ketika lorong mengarahkan kedua orang itu untuk menaiki beberapa anak tangga, terdengar suara alat masak berkelontangan di balik pintu. Ketika Mrs. Donburry membuka pintu lengkung dari kayu itu, semburat cahaya pagi langsung mengenai wajah Lena. Matanya mengerjap-ngerjap berusaha beradaptasi dari keremangan lorong menuju banjirnya cahaya. Suara-suara orang beradu dengan peralatan masak di sekitarnya.

Dibatasi dengan kaca tipis, selusin orang nampak sibuk di sebelah kiri Lena. Dapur itu nampak sibuk, sepertinya sedang mempersiapkan sarapan untuk anggota kerajaan. Mau tak mau ia mencari sosok Greg. Tubuhnya yang jangkung tentu saja mudah ditemukan diantara orang-orang gemuk pendek lainnya. Namun Greg nampak sibuk dengan potongan buah di hadapannya dan tidak menghiraukan Lena yang berjalan beberapa meter di belakangnya.

Mrs. Donburry diam membisu sepanjang perjalanan entah kemana. Lena membayangkan ia akan langsung bertemu dengan si kecil Cassie dan mengasuhnya. Hal terburuk yang bisa ia bayangkan dalam mengasuh anak hanya saat anak tantrum dan memukul-mukulinya tanpa harus bisa ia tolak. Yang lainnya, Lena yakin sanggup melewatinya.

the Troublemaker PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang