Seluruh media menjadikan fotonya dan pangeran sebagai tajuk utama sehari setelah pesta. Entah bagaimana, tiba-tiba halaman rumahnya penuh dengan wartawan dan kerumunan orang. Dua orang penjaga—yang nampaknya diutus khusus oleh istana—berjaga tepat di depan pintu secara bergantian. Mrs. Wyers dan Lou tak dapat pergi keluar rumah tanpa dihujani blitz dan pertanyaan seputar Lena dan Ben.
Jum'at itu berjalan begitu buruk. Lena yakin ia tak akan bisa sampai ke istana dalam keadaan utuh. Jadi ia mengirimkan teks pada Mrs. Donburry mengatakan bahwa dirinya merasa kurang sehat. Tidak ada jawaban. Lena berharap Mrs. Donburry setidaknya membaca berita agar memahami kondisinya.
Hari Sabtu berjalan tak lebih baik dari sebelumnya. Wartawan menjadi lebih buas dari sebelumnya karena tak mendapatkan informasi apapun dari siapapun. Mrs. Wyers dan Lou tetap bungkam dan membatasi aktivitasnya. Ponselnya dibanjiri panggilan dan pesan yang sudah tak sanggup lagi Lena perhatikan. Ia mematikannya, melempar benda kecil itu secara sembarangan ke sudut ruangan.
Lena tak tahan lagi. Menjelang tengah malam, ia memberitahu Mrs. Wyers dan Lou bahwa ia akan berada di rumah keluarga Olsen selama beberapa waktu. Keduanya tidak mendebat. Setelah pelukan singkat, Lena segera mencari ranselnya, memasukkan beberapa pasang pakaian dan peralatan mandi. Buku gambarnya teronggok di bawah kasur dan setelah menimbang beberapa saat, ia memutuskan untuk memasukkannya ke dalam ransel. Dibukanya jendela kamar dan dengan tangkas menggapai dahan pohon terdekat dan melompat menuruni beberapa cabang pohon yang cukup kuat hingga sepatunya menginjak tanah.
Rumah Greg lebih dekat jika ditempuh lewat belakang rumahnya. Jadi tidak butuh waktu lama hingga ia berjumpa dengan wajah Mr. dan Mrs. Olsen yang familiar.
"Oh, Sayang. Kami benar-benar mengkhawatirkanmu." Mrs. Olsen menghambur memeluknya dan buru-buru mengajaknya masuk ke dalam sebelum ada orang yang memperhatikan.
Mr. dan Mrs. Olsen adalah pasangan suami istri kurus yang mewariskan hampir seluruh genetiknya kepada Greg. Keduanya berambut keriting dengan uban yang menghiasi akar rambut. Mr. Olsen memiliki mata hijau hazel sebagaimana milik Greg. Keramahan dan kehangatan dalam diri Mrs. Olsen terpancar dalam diri Greg selama bertahun-tahun Lena mengenalnya.
"Ibumu menelpon kami dan menceritakan apa yang terjadi. Tidurlah disini selama yang kau mau, Lena. Anggap saja seperti rumah sendiri." Mr. Olsen berkata padanya di ruang makan saat Mrs. Olsen tengah sibuk memanaskan air dalam ketel.
"Terima kasih, Frank." ujar Lena seraya duduk di ruang makan bersama Mr. Olsen di hadapannya.
Keluarga Olsen tidak pernah menganggapnya seperti orang asing. Lena merasa bersyukur akan hal itu. Tapi tetap saja, Lena tidak akan menginap satu-dua hari, melainkan mungkin beberapa minggu hingga berita itu mereda dengan sendirinya.
"Greg di rumah?"
"Tidak, sayangnya tidak. Dia sedang pergi dengan Mal—kalau tidak salah. Ya kan, Dorothy?" Mr. Olsen menoleh ke arah istrinya yang tengah sibuk menuangkan air mendidih ke dalam cangkir.
"Yeah, kurasa itu namanya." Mrs. Olsen berjalan ke arahnya, membawa secangkir peppermint tea kesukaannya.
Kencan itu!, pikir Lena.
Meski agak kecewa, Lena mau tak mau harus menelan fakta itu. Greg hanya sedang menikmati waktu liburnya, bukan mengabaikannya. Hanya saja, selama ini ia dan Greg selalu ada untuk satu sama lain. Kealpaan Greg malam ini membuat hatinya hampa. Ia merasa harus menceritakan segala sesuatu antara dirinya dan Ben kepada Greg. Persetan dengan sumpah kerajaan, karena dia kini telah menderita sendiri gara-gara pemberitaan itu.
"Kau benar-benar berkencan dengannya? Si pangeran itu?"
Pertanyaan Mrs. Olsen membuanya nyaris tersedak. Ia sangat mengenal sifat keluarga Olsen, dan terlalu ingin tahu tidak pernah menjadi salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Troublemaker Prince
ChickLitPandemi Covid-19 membuat Lena Wyers harus berhenti bekerja sebagai waitress di salah satu restoran pizza. Satu-dua bulan, ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Padahal ia harus tetap membiayai biaya kesehatan ibudan biaya sekolah adiknya, Louisa. Se...