[UNEDITED]
"terima kasih banyak. maaf sudah merepotkanmu."ucapan ahnra penuh penyesalan sembari menundukkan tubuhnya berhasil membuat sang pria sedikit terkejut. ia menggelengkan kepalanya sebelum memalingkan wajahnya.
"tidak apa-apa. lagipula, temanmu juga yang menitipkanmu padaku." balasnya.
mendengar itu, ahnra menatap tajam sepatu heelsnya. ia sangat tau kalau ahn melakukan itu secara sengaja. walau ahnra tidak akan pernah marah perihal itu. tapi tetap saja.
tatapannya berubah menjadi penuh kebingungan ketika menyadari adanya warna kemerahan di sekitar kakinya. ia pun melepas sepatu heelsnya dan meringis kesakitan dalam prosesnya.
hal itu berhasil menarik perhatian sang pria dan ia kembali di kejutkan dengan memar di kaki sang wanita. dengan cepat, ia berjongkok di hadapan ahnra dan menginspeksi kaki sang wanita.
terkejut dengan aksinya, ahnra tak sadar kalau kini pipinya sudah merona. ia melihat bagaimana dengan lembutnya sang pria melihat kakinya yang memar tersebut. sebelum menatap kedua mata hitam ahnra dengan penuh kecemasan.
"apa kamu akan baik-baik saja jika berjalan sendiri dalam keadaan seperti ini?" tanyanya.
tersadar dari imajinasinya, ahnra pun menjawab, "a-ah. kurasa... tidak. kakiku terasa sangat sakit."
sang pria pun mulai kebingungan. tentu saja ia tidak bisa meninggalkan wanita itu sendirian di stasiun yang kini sudah mulai sepi akan orang. untuk naik ke atas pun sepertinya akan menjadi tantangan untuk ahnra.
walau sebenarnya ahnra akan baik-baik saja. mungkin sampai rumah, ahnra akan pingsan.
"naiklah."
ahnra mengerjabkan matanya beberapa kali. menatap punggung sang pria yang mengarah padanya. bagaimana tali tasnya mengalung di tubuhnya. rona di wajah ahnra semakin memerah. ia sama sekali tidak tau apa yang harus dilakukan.
sebelum ahnra sempat membuka suara, sang pria mendahuluinya,
"kakimu sedang terluka. aku tidak bisa diam dan meninggalkanmu pulang dalam keadaan seperti itu." ucapnya pelan.
dan oh.
bagaimana kini ahnra tengah melayang di langit ke-9. jika saja ahn ada disana, mungkin dia sudah mengejek ahnra karena wajahnya mirip sekali dengan tomat. belum lagi ahnra selalu di ejek memiliki wajah yang bulat—
lamunan ahnra mulai hancur ketika ia mendengar dehaman dari sang pria. dengan cepat, ahnra melepas sepatu heelsnya yang satu lagi dan menggenggamnya di tangan kirinya. tangan kanan memegang tas kerjanya.
dengan perlahan, ahnra naik ke atas punggung sang pria. sang pria pun melingkarkan tangannya pada kaki ahnra. ia pun mulai bangkit dari posisinya dan cukup terkejut ketika menyadari kalau tubuh wanita tersebut cukup ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
řētröuvâillęs
Fanfic[Written in Bahasa] x «ORV FanFict» "siapa sangka bukan? kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini, dan siapa sangka juga, kita akan saling merangkul takdir, satu sama lain." anggap saja pertemuan mereka adalah alur takdir yang tidak pernah ada ya...