[UNEDITED]
"bukankah kamu terlalu santai?"pertanyaan ahnra hanya terbang terbawa angin. wanita yang tengah berdiri sembari bersandar pada dinding dekat dokja yang tengah duduk itu pun menoleh ke arah sang pria kim. melihat bagaimana pria itu fokus sekali menatap ponselnya.
untuk sejenak, ahnra terdiam melihat dokja. sebelum menghela nafasnya panjang. entah sudah berapa lama sejak skenario ketiga dimulai dan dokja menyuruh yang lainnya untuk mencari greenzone.
sayangnya, dokja menyuruh ahnra untuk tinggal bersamanya. berakhir ahnra terjebak disana dan hanya melihat aksi orang yang terpaksa membunuh satu sama lain agar dapat merebut ruangannya.
tak lama, suara jeritan terdengar. berhasil menarik perhatian dokja dan juga ahnra. dengan kompak, keduanya menoleh ke sumber suara. hanya untuk menemukan anak remaja yang sebelumnya menjadi pemandu mereka.
tongkat baseball yang sudah diselimuti oleh darah berada di genggamannya. wajahnya penuh akan ketakutan. kedua matanya terarah pada dokja dan ahnra yang tengah melangkah mendekatinya.
"jangan mendekat." ucap remaja itu.
"tenang saja. aku tidak akan mengambil tempatmu." ucap dokja tenang.
ahnra hanya mengukir senyum ramah di wajahnya. sebelum menoleh ke sosok yang baru hadir. keduanya saling bertukar tatap sebelum sosok baru itu mengukir senyum penuh rasa percaya diri. membuat ahnra sweatdrop melihatnya.
"om santai sekali ya. apa om sudah siap untuk mati?"
dokja melihat jihye dari balik bahunya. melihat bagaimana senyuman remaja itu sangat memancing dokja untuk menghajarnya. tentu wajah gadis itu tampak sangat menyebalkan. belum lagi cara bicara gadis itu yang menjadi salah satu alasan kenapa jihye sangat menyebalkan bagi dokja.
jihye memperingati dokja beberapa hal. bahkan memberi pesan kepadanya untuk tidak mati. dan dengan mudahnya, dokja memberitau jihye bahwa dirinya tidak akan mati semudah itu. barusaja jihye akan kembali membuka suara, sebuah suara yang familiar muncul.
"kembalilah ke ruanganmu."
jihye membalikkan tubuhnya untuk bertemu dengan jonghyuk, "ah! master! baik!"
dengan cepat, jihye mulai melangkah menjauh sembari menatap interaksi antara jonghyuk dan dokja. pria yoo itu menanyai rencana dokja untuk malam ini. mendengar jawaban pria kim itu, jonghyuk hanya dapat terdiam sebelum menyusul jihye yang sudah pergi lebih dulu.
itu tak lama sebelum suara heewon terdengar. membuat dokja menoleh ke sumber suara. disana, ia melihat timnya barusaja kembali dan memberi kabar kalau tidak ada lagi green zone yang tersisa.
mendengar laporan dari mereka dan keluhan heewon, dokja pun kembali membuka suara. memberikan dua pilihan kepada ketiga orang dewasa di hadapannya.
untuk perawalan, dokja menjelaskan cara pertama yang dimana dokja mengatakan kalau itu adalah cara termudah untuk tetap bertahan hidup. lalu, dokja mengatakan kalau cara kedua adalah cara yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
řētröuvâillęs
Fanfic[Written in Bahasa] x «ORV FanFict» "siapa sangka bukan? kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini, dan siapa sangka juga, kita akan saling merangkul takdir, satu sama lain." anggap saja pertemuan mereka adalah alur takdir yang tidak pernah ada ya...