[UNEDITED]
[Sc : X@1L9I2Aa8UCL0IGJ]
bisikan dari orang-orang di dalam stasiun geumho mengisi atmosfer sepi di dalam sana. tampak seorang wanita dengan wajah yang mengantuk tengah menyantap wafernya sembari menatap layar biru di hadapannya.
ia barusaja membeli beberapa item baru yang setidaknya akan meningkatkan beberapa stat miliknya. ia juga sudah diberitau oleh yang lainnya mengenai apa yang terjadi selama ia tertidur.
jujur saja, siapa sangka kalau seorang kim dokja dapat selicik itu. dan bukannya ahnra tidak suka. namun wanita itu hanya merasa terkejut saja.
[Beberapa saat yang lalu]
"kenapa kamu menolaknya seperti itu?"
pertanyaan hyunsung berhasil menarik perhatian dokja yang tengah kesulitan bergerak bebas karena kepala ahnra menyandar pada bahunya, "kenapa? apa kamu ingin aku menerimanya?"
jawaban dokja berhasil sedikit panik, "bukan begitu. tapi, aku jadi teringat kata-kata cheon inho di saat terakhir."
dokja menghela nafasnya pelan sebelum menenangkan hyunsung yang nampak masih memikirkan kejadian sebelumnya. pria kim itu pun menoleh ke arah sangah yang duduk di sebelah ahnra lalu menawarinya dan gilyoung makanan yang dia ambil sebelum ke stasiun.
ia juga membangunkan ahnra untuk bertanya apakah wanita itu ingin makanan dari miliknya atau tidak. bukannya menjawab, wanita itu hanya mengerang dan semakin nyenyak dalam tidurnya. berhasil membuat dokja sweatdrop.
tentu saja ia tetap menyimpan satu makanan untuk dimakan ahnra nantinya. dokja pun membiarkan yang lainnya memilih makanan yang ingin mereka makan sebelum ada sebuah suara yang mengganggu ketenangan mereka.
"hei!"
sangah, gilyoung, dokja, dan hyunsung menoleh ke sumber suara. hanya untuk bertemu dengan segerombolan orang yang tampak sangat marah.
"apa benar kamu memonopoli makanan?!"
"semua saling berbagi saja masih kurang, lalu kalian ingin makan semua itu sendiri?!"
dan banyak protesan lainnya yang mereka utarakan kepada dokja dan yang lainnya. melihat betapa mengerikannya orang-orang tersebut, berhasil menyadarkan dokja akan satu hal mengenai cheon inho.
protesan para orang-orang tersebut mulai mebombardir dokja. membuat pria kim tersebut merutuki cheon inho di dalam hatinya. tak jauh darisana, berdiri cheon inho. senyum penuh kelicikannya terukir di wajahnya.
ia berpikiran kalau dengan begini, maka dokja tidak memiliki pilihan lain selain bekerja sama dengannya. di sisi lain, ia juga dapat memanfaatkan wanita hwang itu sepuasnya. dengan percaya dirinya, ia membuka suara menjadi kompor dan membuat amukan masa tersebut semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
řētröuvâillęs
Fanfic[Written in Bahasa] x «ORV FanFict» "siapa sangka bukan? kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini, dan siapa sangka juga, kita akan saling merangkul takdir, satu sama lain." anggap saja pertemuan mereka adalah alur takdir yang tidak pernah ada ya...