01. KANAYA

3.6K 81 0
                                    

Malang, Jawa Timur

Hari ini Kanaya masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Cuaca pagi ini sangat cerah seperti mood Naya yang sedang cerah berbahagia. Saat ini Naya telah resmi naik kelas di bangku kelas 12 membuat Kanaya harus rajin belajar untuk dapat masuk ke universitas impiannya.

Mengenai universitas, Naya tak yakin bisa masuk melalui jalur undangan ataupun tes. Karena Naya sebenarnya tidak sepintar itu, teman temanya banyak yang jauh lebih pintar. Bahkan ibunya tak setuju apabila Naya melanjutkan ke jenjang universitas karena takut tak sanggup untuk membayar uang kuliah. Tapi apabila dipikir dan dipertimbangkan kembali Naya juga lebih baik bekerja untuk membantu ibunya. Ekonomi keluarganya tak baik hingga bisa kuliah dengan tenang meskipun banyak program beasiswa dari pemerintah.

Naya melanjutkan langkahnya menuju kelas 12 IPS 1 yang ternyata sudah ramai. Memang biasanya di hari pertama masuk para siswa/siswi akan berbondong bondong datang lebih pagi untuk mendapat posisi bangku yang mereka inginkan.

"Naya! Sini!" Panggil temanya dengan melambaikan tangan dengan riang.

Naya menoleh dan tersenyum hangat.Itu adalah sahabatnya Listya Ramadhania biasa Naya panggil Lilis. Sejak kecil hanya Lilis lah yang selalu mau bermain denganya. Keluarganya juga sangat baik kepada Naya tak heran jika mereka berdua sangat akrab.

Naya segera menghampiri Listya yang telah mendapatkan bangku untuknya juga yang berada di barisan tengah tengah. Pemilihan yang cukup strategis ya.

"Pagi banget kamu datangnya hari ini Lis."

"Oh ya jelas dong demi bangku tengah tengah." Ujarnya dengan tersenyum pongah.

"Guayaa kamu ya." Listya malah tertawa.

"Nay, udah kebeli hp yang kamu mau?"

"Udah Lis, sesuai budget aja sih."

"Alhamdulillah nggak papa."

Oh iya, Naya sudah lama menabung untuk membeli sebuah handphone yang harganya tak seberapa yang penting bisa digunakan dalam pembelajaran. Sebelumnya Naya dipinjami HP lama oleh Listya.

"Makasih banyak ya kamu udah minjemin aku hp."

"Halah kita kan saudara kembar kata abang ku sih."

Karena sangking dekatnya Naya dan Listya yang selalu bermain bersama. Keluarga Listya yang sudah kenal Naya menganggap Naya sebagai kembaran Listya padahal tak mirip sama sekali. Berawal dari abangnya Listya yang memanggil mereka kembar hingga saat ini. Listya merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara, memiliki kakak laki laki bernama Rayhan Maulana yang sekarang bekerja di salah satu bank. Keluarga Listya adalah keluarga cemara. Beda seperti Naya tak jarang Naya selalu menangis sehabis bermain dari rumah Listya.

****

Pulang sekolah Naya kembali ke rumah dan akan melakukan beberapa pekerjaan rumah karena ibunya yang masih bekerja. Ibu Naya bekerja menjadi buruh pabrik yang gajinya tak seberapa.

Naya mulai memasak dengan bahan seadanya di rumah yaitu hanya tempe goreng dan sayur bayam karena hanya ini saja bahan makanan yang masih ada dirumah.

Pukul 5 sore Ibu Naya pulang dan segera membersihkan diri dan ikut makan bersama dengan sang Putri. Setelah makan Naya ingin berbicara kepada ibunya mengenai perkuliahannya.

"Bu?" Ibunya menoleh

"Kenapa?"

"Kalau Naya lanjut kuliah bagaimana bu?" Ucap Naya dengan kepala menunduk.

"Ibu nggak setuju nduk, kuliah meskipun kamu masuk jalur undangan atau apalah itu tetap saja ada biaya yang dibayar. Itu nggak murah nduk. Bekerja saja bagaimana biar Naya punya uang sendiri dan beli sesuatu yang Naya gak pernah bisa beli selama ini?" Ucap ibunya.

Naya sudah memperkirakan jawaban ini dari mulut ibunya. Naya sudah tau jawaban ibunya tak bisa dirubah, tapi bagi Naya yang hidup dengan keadaan seperti ini, mungkin lebih baik Naya memang bekerja saja.

"Maafin ibu ya nduk, karena ibu kamu jadi harus ikut hidup susah tidak seperti dia." Ucap ibu yang sudah menangis.

"Dia siapa bu?" Tanya Naya penasaran. Tetapi lagi lagi Naya tidak mendapatkan jawaban yang semestinya. Ibunya selalu menghindar.

Naya menghembuskan nafas panjang, sabar. Naya kembali ke dalam kamar untuk melanjutkan belajarnya. Tetapi entah mengapa perasaanya gelisah. Naya tak jarang merasa gelisah dan tiba tiba sedih di malam hari entah mengapa.

Handphone Naya berdering tanda terdapat panggilan masuk dari 'Listya'.

"Nay nay gabut banget, bodohnya aku minum kopi malem malem fix nanti dini hari aku baru bisa tidur." Celoteh Listya dari seberang sana.

"Lagian dah tau malam kok minum kopi sih Lis?"

"Mama bikin kopi wanginya tuh menggoda, jadi aku ya mau lah."

"Lis, perasaan ku jadi tiba tiba gelisah sama sedih lagi Lis. Ya emang sih tadi sempet ngomong kuliah ke ibu meskipun ditolak tapi aku legowo deh gak sampe sedih. Tapi pas aku udah belajar agak lama tiba tiba sedih gitu."

"Nay, kamu yakin nggak punya kembaran? Nih ya kata Mama bisa aja apa yang kamu rasain itu sinyal dari kembaranmu ya cuman ngira ngira sih aku."

Ucapan Listya memenuhi kepalaku. Apa iya aku memiliki kembaran? Ini bahkan Listya tanya kepada mamanya yang seorang psikologi. Bahkan Listya pernah menceritakan sepupunya yang kembar identik yang pernah merasakan gelisah saat dipisahkan.

"Lilis aku kan nggak punya kembaran."

"Gini Nay maaf banget nih ya.Kamu kan belum tau siapa sosok ayahmu dan kehidupan masa lalu tante Fadiah jadi ya gimana yah aduh we never know Nay."

"Tapi masa sih?"

"Sudah sudah Nay biarkan waktu yang menjawab semuanya.Udah lah Nay aku tutup ya.See u tomorrow Nayaa"

Telepon dimatikan oleh Naya tanpa mengucap salam, salah satu kebiasaan buruk seorang Listya.

Tapi lagi lagi kepala Naya seperti bercabang memikirkan ayah, keluarga dan kehidupan masa lalu itu bagaimana. Naya juga merasa aneh entah mengapa kenangan sewaktu kecil tak pernah ia ingat. Apa telah terjadi sesuatu di masa lalu?

Naya ingin bertanya kepada pamanya. Tapi saudara ibunya tidak ada yang tinggal di Malang. Ibunya memiliki seorang kakak laki laki yang tinggal di Jawa Tengah.

*****

Disisi lain....

Seorang laki laki tengah duduk di lantai dengan menangis serta di tanganya memegang foto 2 orang perempuan.

"Abang rindu hiks hiks, kenapa hidup tidak adil? Kenapa orang orang itu tega dan egois untuk memisahkan kami Tuhan?"

____________________________________________

HAPPY READING GUYS

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT AND FOLLOW juga yah!

Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang