30. Praspa Kailash

1.3K 60 0
                                    

"Selamat abang!" Pekikan dari suara Kanaya terdengar di telinga Kailash diantara riuh ramainya ditempat praspa ini.

Sekarang Kailash resmi menyandang pangkat Letnan Dua Kailash Gantara N setelah menempuh pendidikan di Akademi militer.

"Abang keren, bisa raih Adhi Makayasa!" Naya memeluk kembaranya, ia turut bangga sekali dengan pencapaian sang kembaran. Peraih Adhi Makayasa itu hanya ada satu orang per matranya dan 1 orang dari kepolisian.

"Terima kasih ya dik." Ucap Kai dengan tulus.

"Selamat ya Nak, alhamdulillah Ayah dan Ibu sangat bangga, adhi makayasa itu bonus dari segala usahamu. Jadi perwira yang amanah ya le!" Ucap Aditya dengan menepuk bahu Kai yang sudah terdapat pangkat dengan satu balok emas.

Naya dan Nandhini memakai kebaya modern warna hijau dengan hijab senada. Sedangkan Aditya memakai seragam PDU nya, terlihat sangat gagah meskipun tidak lagi muda.

"Foto ayo." Nandhini mengajak keluarganya untuk berfoto. Tangan Kailash terlihat penuh dengan bucket entah dari keluarga dan juga terdapat bucket dari temannya. Sang Ajudan dengan sigap menyalakan kamera dan bersiap mefotokan keluarga komandanya.

"Permisi." Suara perempuan itu menghentikan kegiatan Aditya dan keluarga yang sedang berfoto. Mereka bingung akan kehadiran perempuan tersebut. Merasa tidak mengenali.

"Teman abang?" Tanya Naya kepada Kailash. Tapi yang ditanya juga menggelengkan kepalanya "bukan."

"Maaf Bang Kailash, saya Rea mau kasih hadiah ini buat Abang. Saya ucapkan selamat atas pelantikanya, semoga selalu sukses, sehat dan amanah dalam tugas."

Perempuan itu langsung memberikan kotak kado kepada Kailash. "Oh iya, terima kasih ya."

"Sama sama Abang, saya izin kembali ke Abang saya, permisi."

"Ciee abang." Goda Kanaya.

"Apa sih, itu adiknya teman abang ya memang dia suka sih sama abang. Tapi sekedar itu doang, dia tau kalau ada tembok tinggi yang membatasi."

"Beda agama?!"

"Ya gitu."

"Abang suka ya sama Rea?"

"Enggak, dia yang kejar kejar abang."

"Iya deh percaya, pesona taruna kuat ya bang."

****

Usai dari acara Prasetya Perwira kembaranya Kanaya langsung saja meminta pulang, karena ia merasa kurang nyaman dengan kebaya yang ia kenakan, gatal meskipun ia telah memakai inner atau dalaman kebaya. Sedangkan Ayah dan Ibunya tentu tak akan langsung pulang begitupun sang kembaran karena pasti sedang berkumpul dengan teman temanya.

Tapi keinginannya untuk pulang diurungkan, Naya malah mampir ke toko es krim. Tak hanya es krim toko itu juga menyediakan aneka kue dan pastry. Naya membeli es krim di dalam cone dan membeli beberapa jenis kue. Setelah membayar, ia duduk di salah satu kursi dan menikmati pesananya sambil melihat ke arah jalan yang cukup ramai.

Tiba tiba saja pandanganya terhalang oleh kedatangan seorang perempuan yang duduk di hadapanya.

"Kanaya Ganatari Nirwasita, betul?" Tanyanya.

"Betul, maaf anda siapa ya?"

Perempuan itu tersenyum dan mengulurkan tanganya, ingin bersalaman.

"Delta, calonnya Arga."

Naya terdiam, tapi kemudian ia menerima uluran tangan Delta.

"Ada apa mbak?"

"Aku mau minta maaf ke kamu Kanaya, kamu pasti sakit hati dengan kabar perjodohan kami. Sebenarnya kami sama sama menolak, karena kami sama sama punya pasangan sebelumnya, Arga dengan Kamu dan Aku dengan Rio."

"Kalian sama sama terpaksa?" Tanya Naya ragu, tapi Delta mengangguk membenarkan.

"Aku lihat begitu besar cintanya Arga buat kamu, aku minta maaf ya seandainya kami memang benar benar menikah. Kamu tau kami akan bertunangan 2 minggu lagi. Arga kelihatan frustasi dengan perjodohan ini, sama aku juga tapi kami gak bisa dengan mudah untuk menolak."

"Ya, saya tau itu mbak. Semoga acaranya lancar ya mbak. Bahagia selalu." Naya tersenyum, membuat Delta menatap Naya dengan berkaca kaca.

"Kamu kuat dan sabar sekali Kanaya."

Tidak! Aslinya aku rapuh mbak-batin Naya.

Beruntung terdapat telepon dari Ayahnya jadi Naya bisa berpamitan kepada Delta, ia tak mau mendengar mengenai hal tentang mereka. Perasaanya menjadi sedih kembali.

****

Makan malam kali ini formasi keluarga Aditya lengkap dengan kehadiran Kailash.

"Leganya bisa pakai pakaian sipil lagi." Ucap Kailash.

"Kenapa dulu kalau masih pendidikan gak boleh pakai baju sipil?" Tanya Kanaya.

"Kan sudah ada aturanya adik."

"Kalau di langgar?"

"Kalau dilanggar ya udah kena tindak." Jawab Kai dengan tertawa.

Meja makan penuh dengan makanan bahkan juga ada kue si tengah tengah. Katanya ini sebagai ucapan syukur atas pelantikan Kailash. Naya mengambil nasi, ayam bakar dan tempe goreng ditambah timun dan sambal. Dengan jahil Kailash menaruh dua daging rendang di piring Naya.

"Abang!" Pekik Naya tak terima, ia mengembalikan rendang itu ke piring Kailash.

"Ini enak dik, makan saja biar kenyang!"

"Abang gak gitu, ini di piring Naya sidah banyak." Naya cemberut.

"Ya udah tambah nasi aja kalau gitu, itu nasimu kedikitan." Ucap Kai, langsung mengambilkan nasi dan menaruh di piring adik kembaranya.

"Ya Allah, abang. Ini nanti Naya gak habis."

"Makan saja dulu dik, kalau nanti gak habis abang bantu." Naya menghela nafas. Selalu saja. Naya jadi bingung porsi pas dimata ayah dan kembaranya itu seberapa, padahal yang naya ambil sudah cukup banyak menurutnya tapi lain kata Kai dan Ayahnya.

Karena ulah Kai, Naya tidak bisa menghabiskan makanannya terlebih nasinya masih ada sehingga Kailash dan Kanaya memakanya bersama sama.

Usai makan kini si kembar K itu telah duduk lesehan di karpet kamar Naya. Naya sedang nonton film di laptopnya.

"Dik, tadi bang Arga dateng lho pas kamu sudah pamit."

"Oh iya?"

"Iya, dia nitip salam buat kamu."

"Waalaikumussalam."

"Belum move on ya? Keliatan banget."

"Diam abang! Gak kedengeran ini filmnya."

Kailash tertawa pelan "bisa aja nge les nya dik."

"Sstt."

"Siap salah!"

____________________________________________

Bersambung...

Up dikit dikit dulu🙂

Jangan lupa vote,komen dan follow yaa!

Terimakasih~

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang