08. Naya Punya Ayah

1.7K 57 1
                                    

Setibanya di rumah sakit Naya dimasukkan ke ruang UGD untuk mendapat penanganan medis.Pak Adit,Bu Fadiah dan Kailash menunggu dengan cemas di depan ruan UGD.

"Apa Naya sering merasakan sakit begitu?" Tanya Pak Adit kepada Bu Fadiah.

"Tidak, tapi dia akan kesakitan saat memaksakan kepalanya untuk mengingat sesuatu." Jawab Bu Fadiah dengan tatapan sendu.

"Maaf, ini semua karena saya.Seandainya saya dulu tidak memaksa untuk menikahimu mungkin hal ini tidak terjadi." Ucap Pak Adit dengan penuh penyesalan.

"Sudah lah Mas, ini sudah takdirnya.Kai kamu apa kabar nak?"

Kailash bergeser duduk didekat ibunya dan memeluknya dari samping.

"Kai, baik kok Bu tapi hati Kai nggak baik.Kai selalu rindu sama Kanaya dan Ibu."

"Maaf ya Nak."

"Ibu nggak boleh minta maaf."

"Kamu daftar tentara nak?"

"Iya Bu, Kai lagi ikut seleksi Akademi Militer."

"Semoga lancar ya Nak."

"Amiin, adek gimana bu?"

"Kalian tau  kehidupan sederhana kami kan? Naya sekarang bekerja."

"Saya akan biayai kuliah Naya." Sahut Pak Adit.

"Nggak! Jangan Mas."

"Naya juga anakku Fad." Fadiah terdiam.

Dokter yang menangani Naya keluar diikuti dengan beberapa perawat.Pak Adit berdiri lebih dulu melangkahkan kakinya menuju dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan putri saya dok?"

"Saat ini pasien sudah sadar, keadaanya tidak apa apa.Hanya saja apakah pasien mengalami amnesia sementara?"

"Iya dok."

"Pasien sepertinya memaksakan untuk mengingat sehingga itu menyebabkan muncul rasa sakit dikepala dan karena tidak cukup kuat, pasien bisa pingsan.Tidak perlu rawat inap, pasien bisa dibawa pulang Pak."

"Baik terimakasih dokter."

"Sama sama."

Seperginya dokter itu, Pak Adit diikuti Kai dan Bu Fadiah memasuki ruang UGD.Disana terlihat Kanaya yang berbaring lemas, matanya terbuka tetapi, ia menangis.

"Naya..." panggil Fadiah dnegan lirih.

"Ibu" runtuh sudah pertahanan dari Naya, ia menangis dengan terisak-isak sambil memeluk ibunya.

"Naya kenapa Nak?"

"Naya punya Ayah bu, Naya punya ayah."

Tidak bisa dikatakan lagi seperti apa perasaan mereka yang mendengarkan.Fadiah bergeser, Pak Adit mendekati putrinya, tanpa kata Naya dipeluk oleh ayahnya lagi setelah sekian lama.

"Iya, ini ayah Kanaya.Maafin ayah ya Nak." Ucap Pak adit mengelus kepala putrinya.

"Adik nggak mau peluk abang juga?"

"Abang?"

"Iya, itu abang kembar Naya.Bukanya kalian sebelumnya sudah saling kontakan di hp?" Naya mengangguk, Pak Adit melepas pelukanya dan digantikan oleh Kailash.Hari ini mereka saling melepas rindu di ruangan penuh bau antiseptik ini.

****

Setelah sholat isya' Naya kembali pulang ke rumah bersama Orang tua lengkap beserta kembaranya.Naya tak bisa mengungkapkan perasaanya yang sangat sangat bahagia.Meskipun ayah dan ibunya telah bercerai, dan Naya tau bahwa ayahnya sudah menikah lagi tak lama dari perceraian dengan ibunya dari cerita Kailash.

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang